Malam itu, terasa begitu mendebarkan hingga Cielo tak sanggup berkata apa-apa lagi. Ello tengah menciumnya sambil memeluknya dengan erat.
Suasana di kamar terasa romantis karena Ello telah meredupkan lampu nakasnya. Cielo masih bisa menatap wajah Ello meski hanya dengan lampu remang-remang.
Ello tampak bergairah, sama seperti dirinya. Perlahan tapi pasti, mereka sama-sama menanggalkan pakaian mereka satu per satu dan akhirnya, apa yang selama ini Cielo harapkan bisa terjadi juga.
"Hmmm, kamu wangi sekali, Sayang," ucap Ello sambil mencium leher Cielo.
"Apa kamu suka wanginya? Atau kamu lebih suka jika aku pakai parfum?" Itu adalah pertanyaan konyol, tapi Cielo butuh jawabannya segera.
Ello terkekeh. "Aku suka apa pun yang kamu pakai. Aroma body mist, parfum, atau sabun pun aku suka."
"Oh ya?"
"Yang aku suka tidak sekedar aromamu, tapi juga kulitmu yang lembut. Dan kamu cantik sekali."