"Apa kamu bekerja di tempat ini sekarang?" tanya Om Gavin.
"Ya, Om. Aku sekarang kerja di sana."
"Apa kamu sudah menjadi barista seperti impianmu itu?" Sebelah alis pamannya tertarik ke atas.
"Hampir. Sebentar lagi aku akan sekolah barista." Ello mengangguk perlahan.
"Ah, begitu ya. Om doakan yang terbaik untukmu ya, Ello. Ingat, kalau kamu butuh bantuan dana, jangan pernah ragu untuk bicara dengan Om."
"Terima kasih, Om, tapi … tidak. Aku bisa membiayai sekolahku sendiri," ucap Ello yang tidak berani menatap mata pamannya.
Om Gavin sudah hafal betul sifat dan karakter Ello, jadi ia tidak membentaknya sama sekali.
"Om paham kalau kamu ingin hidup mandiri, tapi mau sampai kapan kamu begini terus? Kamu masih marah pada Om?"
Ello menautkan alisnya karena merasa seperti yang sedang dituduh. "Aku tidak marah pada Om."