"Aku akan datang ke pestamu malam ini. Sampai bertemu nanti malam."
Cynthia melongo sambil menatap layar ponselnya. Lalu ia menggelengkan kepalanya.
"Aduh, gawat!" gerutu Cynthia.
Ia ingin mengomel-ngomel di pesan singkat itu atau kalau perlu ia menelepon Justin saja, tapi ia merasa gengsi. Ia tidak akan menghubungi pria itu lagi. Biar saja kali ini ia akan jual mahal.
Namun, dalam hatinya ia merasa senang karena pria itu sepertinya merasa terguncang dengan sikap dan perkataan Cynthia semalam. Ia harus mempermainkan perasaan Justin supaya pria itu tahu jika Cynthia bukanlah sembarang wanita yang bisa ia manfaatkan.
Akhirnya, Cynthia memutuskan untuk sarapan. Sebagian besar anggota keluarga sudah selesai makannya. Ayahnya sempat melirik pada Cynthia.
"Pulang jam berapa kamu semalam?" tanya ayahnya.
"Setengah sebelas, Pap. Belum sampai tengah malam kan. Aku sudah bilang kalau aku hanya pergi sebentar," ujar Cynthia dengan wajah cemberut.