Nyaris saja kopi yang baru disimpan Nayra tumpah mengenai meja. Sebenarnya Cielo tidak suka mencium bau kopi, tapi karena saking sudah setiap hari ia menghirum aroma kopi di meja makan, terpaksa Cielo menerimanya.
"Gila kamu, Ciel!" seru Nayra yang sudah mengembalikan gelas kopi itu ke posisi semula.
Cielo meringis mendengar suara jeritan Nayra. Untungnya hari itu café tidak terlalu penuh dengan orang-orang.
"Pelankan suaramu, Nay," ujar Cielo.
"Jujur saja, aku benar-benar terkejut mendengarnya." Kali ini Nayra bicara dengan suara yang rendah dan agak berbisik. "Pernikahan kamu ini kan hanya sekedar pura-pura, Ciel. Kenapa kamu malah jadi jatuh cinta pada Ello?"
Cielo baru saja memberitahu Nayra jika ia telah jatuh cinta pada Ello. Reaksi sahabatnya itu terlalu berlebihan.
"Ya wajar saja, Nay. Selama ini, aku selalu bersamanya dan tidur bersamanya. Tentu saja aku jadi menyukainya."