Ello pun melepaskan pelukannya dan membiarkan Cielo mengenakan pakaiannya. Ia beranjak ke kasur untuk membereskan seprai dan selimutnya seperti ia masih bekerja di hotel. Ia membereskan segala apa yang bisa ia bereskan.
Tak berapa lama kemudian, Cielo sudah keluar dari ruang pakaiannya. Ia telah berpakaian lengkap dan mengenakan riasan wajah natural. Cielo tampak begitu cantik mempesona.
"Kamu cantik sekali, Sayang," puji Ello sambil tersenyum.
Cielo mengaitkan rambutnya ke balik kupingnya. "Oh ya? Ah, biasa saja."
"Aku serius. Kamu tidak perlu mengenakan riasan tebal saja sudah cantik."
Ello paham jika sebenarnya Cielo sukanya dipuji dan pujiannya harus terdengar tulus. Ello sudah cukup berpengalaman saat menyebut Cielo cantik waktu di Bali tapi hanya setengah hati. Ujung-ujungnya, Cielo ngambek dan pergi meninggalkan Ello.
"Aku hanya pakai riasan tipis saja ini," kata Cielo.
"Ya. Kalau begini jadinya natural. Ayo, Sayang kita sarapan. Perutku sudah lapar sekali."