Menghirup kopi sama dengan mengingatkan dirinya pada Ello. Cielo benci aroma kopi. Ia sudah pernah mencoba kopi milik ayahnya dan rasanya sangat tidak enak. Ia heran, kenapa ada banyak orang yang suka sekali minum kopi. Apa enaknya?
Mungkin saja saja seperti kehidupan. Kopi ibarat kehidupannya yang pahit. Namun, ada juga orang yang bisa menjalaninya dengan baik meski rasanya tidak enak. Orang itu masih bisa menikmatinya dan menjadikan kopi sebagai teman hidup.
Cielo segera menjauh dari sana dan bergegas naik eskalator. Ia melihat-lihat pertokoan dan masuk ke sebuah toko tas branded. Ia sudah memiliki banyak tas dan sepertinya tidak ada gunanya jika ia terus menerus membeli.
Ia sedang mood untuk membeli sepatu. Jadi, ia pergi ke toko lainnya yang menyuguhkan sepatu-sepatu cantik yang harganya terkadang tidak masuk akal. Anehnya, Cielo suka sekali membeli sepatu dengan merk tersebut.