"Hei, kenapa kamu jadi sensitif begini?" Ello menautkan alisnya. "Kamu mengada-ngada masalah. Sebenarnya, kita bisa lebih damai lagi jika kamu tidak lekas tersinggung. Beri tahu aku dengan jelas semua keinginanmu, semua isi hati dan perasaanmu, supaya aku tidak salah paham."
Cielo menarik napas dalam-dalam dan kemudian mengembuskannya dengan berat. "Aku lapar dan aku mau makan sekarang. Oke?"
Perut Cielo sudah lapar sekali dan ia hendak berdiri dari kursinya. Tiba-tiba, sang pegawai hotel itu berjalan tergesa-gesa mendekati meja Cielo.
Wanita itu tersenyum sambil dengan napas terengah-engah. "Bu, ini obatnya untuk suaminya." Ia menyerahkan satu blister obat diare dan segelas air minum.
"Semoga lekas sembuh." Wanita itu memberi hormat sambil melipat tangannya di dada.
"Terima kasih, Mbak," ujar Cielo sambil tersenyum terpaksa.
Saatnya melancarkan aksi balas dendamnya. Cielo membuka blister obat itu dan kemudian menyerahkannya pada Ello.
"Ini! Minum!" perintah Cielo.