Setelah melepas kangen dengan saudara-saudara serta neneknya, Nurma dan Fawwaz di persilahkan untuk beristirahat di kamar masa kecil Nurma.
Kamar yang tak begitu besar dan tak sebanding dengan kamar yang mereka huni saat berada di kediaman Tuan Hamdan.
Kamar itu sangat sederhana dengan kasur dan lemari yang lumayan lawas.
Di sana juga terpampang foto-foto Nurma saat masih kecil.
Ternyata, gadis yang bernama Nurma itu telah terlihat kecantikannya sejak ia kecil.
"Apakah dahulu banyak yang menyukai dirimu?" tanya Fawwaz saat melihat-lihat foto masa kecil sang istri.
"Suka seperti apa? Maksud kamu pemuda yang menyukai diri saya atau bagaimana?" tanya Nurma pada sang suami.
Fawwaz menganggukkan kepalanya.
Nurma pun mulai bercerita jika memang benar adanya jika sejak kecil, banyak sekali pemuda yang berusaha untuk menarik hatinya.
Namun, Nurma tak pernah menanggapinya.
"Saya tak heran, karena yah saya akui jika kamu memang lumayan!" ucap Fawwaz pada sang istri.