"Sepertinya lelaki itu suka padamu?" ucap Fawwaz pada Nurma saat berjalan menyusuri sawah yang terhampar luas.
Sebenarnya sawah peninggalan dari ayah Nurma tak begitu luas, namun, terlihat luas karena sebagian besar sawah itu gabung dengan sawah milik paman dan bibinya.
"Maksud kamu kang Bayu? Tidaklah! Dia hanya orang baik yang kebetulan dekat dengan keluarga saya!" ujar Nurma pada snag suami.
"Tapi, terlihat sekali dari matanya, saya memperhatikan dia, dan tatapan matanya padamu itu berbeda!" ujar Fawwaz pada snag istri.
Namun, tetap saja Nurma tak menganggap serius ucapan dari sang suami.
"Jangan terlalu cemburu seperti itu, itu tidak baik!" ucap Nurma pada Fawwaz.
"Saya lebih tua dari kamu, dan saya sudah tamat tentang cinta, jadi feeling saya tak mungkin salah! Tetapi kamu tak pernah percaya dengan saya!" ucap Fawwaz pada Nurma.
"Bukannya saya tak percaya, tapi memang kenyataannya saya tak menyukai anak pak kades itu!" ujar Nurma.
