Sudah semanjak satu jam yang lalu, Fawwaz mendesak Ajeng agar mengatakan siapa yang telah menyuruhnya untuk melenyapkan istrinya.
Namun, tetap saja hasilnya nihil.
Rencana Fawwaz untuk menjebloskan asisten rumah tangga itu juga terhalang oleh rasa iba dari Nurma--istrinya.
Nurma meminta Fawwaz memaafkan kesalah Nurma, ia juga meminta Ajeng berjanji agar tak mengulangi kesalahannya itu lagi selamanya.
"Maafkanlah dia, Tuan!" ujar Nurma pada suaminya.
Entah mengapa Fawwaz tak bisa menolak keinginan Nurma, entah kali ini Fawwaz hanya berpikir untuk kebahagiaan Nurma.
Apapun yang Nurma inginkan, Fawwaz merasa ia harus memenuhinya.
Hati Fawwaz Hamdan Abbasy yang dahulu beku seperti es batu, sekarang mulai luluh sedikit demi sedikit.
"Baiklah! Tapi ingat! Jika kau berani menyentuh Nurma sekali lagi, saya tak akan memberimu ampun" tegas Fawwaz sambil menunjuk Ajeng dengan jari telunjuknya.
"Terima kasih, Tuan! Terima kasih, Nona Nurma!" ucap Ajeng yang terisak.