"laper banget, sumpah. Pasti ibu udah masak enak nih di rumah." Gumam Airin.
Airin membayangkan betapa lezatnya masakan sang ibu saat ia santap.
Airin berusaha secepat mungkin mengerjakan semua pekerjaan yang tiba – tiba di todongkan padanya. Yah siapa lagi kalau bukan perbuatan Amanda cs. Walau Amanda tak terlalu ikut andil kali ini namun Rachel dan Anastasya seperti punya dendam kesumat padanya.
"Sebenarnya salah aku apa sih?" Gumam Airin yang tak mengerti mengapa tiba – tiba Ia dipanggil oleh BP dan terkena sanksi membersihkan seluruh toilet sekolah.
"Cuma karena bajunya kena tumpahan kecap, terus lapor ke guru BP kalau itu perbuatan aku, dan aku dapat sanksi begitu kejam ini. Ya Ampun. Brengsek." Gumam Airin yang sudah tak tahan jika harus selalu diam dengan perbuatan teman sekelasnya.
"Lihat aja nanti, kalau besok pagi kayak gini lagi, aku balas kalian."
"Udah ngedumelnya?"
Airin mendongak kaget sambil memegang dadanya.
"Kak Dika ngagetin Airin aja. Kok kak Dika belum pulang?" Tanya Airin sambil kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Dari tadi aku nungguin kamu di gerbang tapi kamu ga kunjung datang, untung aja aku ketemu sama Maria, dia kasih tahu katanya kamu sedang di hokum bersihkan toilet. Memangnya kamu bikin kesalahan apa sampai di hukum gini?"
"Biasalah kak, teman – teman Amanda bikin ulah."
"kenapa gab alas?"
"Besok deh."
Dika terkekeh mendengar jawaban Airin.
"Eh kakak mau ngapain?" Airin terkaget saat melihat Dika ikut mengambil alat pembersih.
"Bantuin kamu biar cepet selesai."
"ga usah kak, bentar lagi juga selesai."
"Udah sini aku bantu."
Setengah jam kemudian…
"Gue cari – cari ternyata elo disini?" Suara Aldo mengagetkan Airin dan Dika yang sedang mencuci tangan mereka.
"Elo, ada apaan memangnya?"
"Di tunggu anak – anak noh! Ternyata lagi beduaan di toilet, kayak ga ada tempat nyaman lain aja."
"Dasar lo kupret! Gue tuh bantuin Airin di hokum karena ulah cewek inceran lo."
"Rachel?"
"Siapa lagi?"
"Ya ampun, emang tuh si tomboy minta di cium.."
Dika tertawa mengejek, "Di cium? Baru di deketin aja dia udah kabur, eneg dia ma elo, gimana mau cium?"
"Sialan lo."
"Udah ayo kak pulang." Ucap Airin yang sudah terlihat lemas.
Dika memperhatikan langkah Airin yang mulai sempoyongan.
"Lo baik – baik aja?" Tanya Dika khawatir pada Airin.
Airin menoleh pada Dika lalu mengangguk. "tenang aja aku baik – baik saja, kak."
"Lama banget sih cuman manggil Dika aja." Celetuk Aksara saat mereka sampai di parkiran.
"Lo ngapain masih disini. Bukannya pulang! Atau lo lagi beduaan sama Dika?" Tuduh Aksara pada Airin.
"Mau ngapain aku disini bukan urusan kamu. Minggir!" Balas Airin yang langsung menyingkirkan tubuh Aksara karena menutupi motor miliknya.
Aksara bukan tidak tahu jika Airin belum pulang, karena hal itulah Ia menyuruh Aldo untuk mencari Dika yang Ia ketahui sedang di toilet membantu Airin.
"Kita makan dulu yuk." Ajak Aksara pada teman – temannya.
"Ai lo ikut ya, gue tahu elo belum makan."
"Makasih kak Dika, tapi aku langsung pulang aja, kasian ibu pasti nungguin."
"belagu banget sih. Kayak banyak duit aja. Belagak pakai acara nolak, udah ketahuan lapar." Ucap Aksara sambil melirik sinis pada Airin.
"Udah ikut aja, sekali – kali kita makan bareng, ga jauh kok, Cuma di café depan." Ucap Alfaro.
"Ayo.." Ajak Dika meminta kunci motor Airin. Akhirnya Airin mengangguk.
"Tapi ini bukan karena dia ya… aku gam au aja ngecewain orang yang udah bantu aku." Ucap Airin ketus.
"Seterah!" Aksara langsung memakai helem miliknya dan ngacir berboncengan dengan Aldo.
Alfaro pun menyusul dengan membawa motor milik Dika.
"kenapa kamu sekarang jadi ketus gitu sama Aksa?" Tanya Dika saat mereka mulai be3rangkat ke café menggunakan motor metik Airin.
"lagian dia songong, semakin lama semakin nyebelin." Ucap Airin.
'Maaf Aksa, mungkin dengan cara ini kita dapat menjaga jarak.' Batin Airin.
"Memang sih. Sekali – kali memang dia harus di lawan."
Hanya butuh waktu lima menit untuk mereka sampai di café tempat mereka tuju. Sampai disana Aksara dan teman – temannya sudah memesan makanan untuk Airin dan juga Dika.
"Udah gue pesenin makanan. Udah laper gue." Ucap Aksara.
"Ok, makasih." Jawab Dika.
Airin hanya diam tak mengatakan apapun. Sampai akhirnya…
"kamu bisa ga sih ga usah iseng sekali aja." Ucap airin pada Aksara yang memundurkan kursi yang hendak airin duduki.
"enggak."
Airin cemberut.
"mau taruhan ga?" Kata Aldo pada Alfaro.
"Taruhan apa?" jawab Alfaro.
"Mereka berdua bakal jadian." Ucap Alfaro sambil menatap Aksara dan Airin yang saling menatap dengan tajam.
"Ok, deal. Kalo mereka ga jadian lo traktir gue selama sebulan." Ucap Alfaro sambil mengulurkan tangan.
"Ok, kalau mereka jadian, Lo yang traktir gue sebulan."
"Deal." Keduanya saling berjabat tangan.
Makanan yang mereka pesan pun datang, tanpa aba – aba mereka langsung melahap pesanan masing – masing. Begitu juga Airin yang langsung melahap makanan yang tadi dipesan Aksara untuknya.
Namun baru beberapa suap Airin telah Nampak kesakitan bahkan Ia pun sulit bernafas.
"Ai…." Aksara yang tanpa sengaja menatap Airin terkejut saat melihat Airin yang kesulitan bernafas.
"Ai…" Aksara langsung berpindah di dekat Airin.
Dika, Aldo dan Alfaro tak kalah panik melihat apa yang terjadi pada Airin.
"Aoa Airin punya Alergi?" Tanya Alfaro. Lalu mereka saling berpandangannya.
"Sial! Aku lupa kalau Airin punya alergi udang." Ucap Aksara yang langsung mengangkat tubuh Airin. Sementara Dika segera membayar makanan mereka. Aldo dan Alfaro membantu Aksara dengan membawa tas milik Aksara dan Airin.
Aldo langsung memberhentikan taksi yang lewat di depan café, karena tidak mungkin mereka membawa Airin ke rumah sakit menggunakan sepeda motor.
"Ai, maaf …" Ucap Aksara sambil mendekap tubuh Airin di dalam taksi, sementar ketiga temannya menyusul menggunakan sepeda motor.
"kenapa setiap kali lo deket sama gue, pasti elo celaka. Padahal gue Cuma ga mau elo kelaparan, emang dasar gue yang ceroboh, sampai lupa kalau makanan elo ada uangnya."
"Ya Tuhan, selamatkan Airin… pak lebih cepat lagi pak.." Perintah Aksara pada pak sopir.
"Gue ga akan maafin diri gue sendiri kalau sampai sesuatu terjadi sama elo Ai…"
Beberapa menit kemudian taksi yang membawa Airin dan aksara tiba di rumah sakit. Aksara segera keluar dari dalam taksi dan berlari ke IGD.
"Mas Aksa." Kata security yang langsung mengenali Aksara.
"Tolong saya pak, Airin."
Pak security itu langsung tanggap dan langsung membawakan brankar untuk Airin dan memasukkan nya ke dalam IGD.
"Dia kenapa?" Tanya Pak Security.
"Alergi pak, maaf saya mau telpon papih saya sebentar."
"Baik mas."
Aksara langsung menghubungi sang ayah, kemudian Ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan apapun pada security yang tadi menjaga Airin.
"maaf Pak, ada pasien masuk bernama Airin?" Tanya Dika dengan wajah cemas.
"Sedang di IGD mas.."
"lalu Aksara?"
"Mas Aksa, tadi pergi tanpa berkata apapun."