Chereads / JANGAN DENDAM, JIKA RINDU / Chapter 30 - Sopir Taxi Pengantar Maut

Chapter 30 - Sopir Taxi Pengantar Maut

"Mami!"

Papi menemukan Mami yang sudah tidak sadarkan diri di dalam mobil. Anehnya, mobil itu terkunci dari luar. Seperti sengaja di kunci oleh seseorang. Sedangkan kunci mobil berada di dalam bersama dengan mami yang sudah pingsan. Papi berusaha membangunkan mami, sayangnya mami tak kunjung sadar. Papi meminta tolong security untuk membuka mobilnya. Ternyata gagal. Satu-satunya jalan adalah memecahkan kacanya untuk membukanya dari dalam.

Praaaang ....

Akhirnya mobil bisa dibuka, meski harus dibuka secara paksa.

"Ah, Mami! Sadar, Mi. Mami kenapa?"

Papi segera membopong istrinya dan membawanya ke ruang UGD. Dokter melakukan pemeriksaan mendetil. Katanya, Mami keracunan AC mobil. Beruntung segera tertolong, sebelum menyebar ke saluran pernapasan.

"Gimana bisa keracunan AC, padahal kan minggu lalu baru service," keluh Papi.

Keadaan Mami sudah membaik, Papi makin pusing dengan kondisi mereka semua. Setelah dua anaknya yang di rawat, kini istrinya juga menyusul.

"Mi, pindah ruangan yang sama dengan anak-anak aja ya?" tawar Papi.

"Iya."

Perawat membantu mami pindah ke ruangan yang sama dengan Cherry dan Bia. Begitu mereka bertiga masuk, Cherry berteriak histeris.

"Mamiii ... awas hati-hati!" teriak Cherry.

Tentu saja Papi tidak mengerti maksud Cherry.

"Apa Cher?"

"Itu Pi ... itu!" teriaknya sambil menunjuk ke arah ranjang Mami.

Begitu perawat selesai menata ruangan itu, dia pergi. Sekarang hanya ada keluarga Wilson serta mahluk aneh yang sedari tadi mengikuti Mami. Cherry sadar, itu tidak baik untuk mami, mahluk itu mengancam nyawa mami. Cherry yang masih terbaring dengan hidung yang tersumpal kapas, menjetikan jarinya untuk menghentikan waktu. Entah dari mana ia menguasai kemampuan itu. Seolah semua sudah ia pelajari sebelumnya, dan itu mengalir begitu saja. Dunia seakan membeku, waktu terhenti sesaat. Cherry segera bangkit menghalau si mahluk mengerikan itu.

"Pergi, jangan ganggu Mami!"

Bukannya pergi, ia malah tertawa terbahak-bahak. Suaranya memekakan telinga. Cherry menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua telinganya.

"Untung kamu segera menyadarinya, kalo tidak, mamamu jadi korban selanjutnya. Aku akan terus mengawasimu dan orang-orang terdekatmu. Hati-hati, kamu semakin jauh bermain dengan dunia lain!"

Mahluk itu lenyap begitu saja, waktu kembali normal. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa, Mami kembali normal. Bahkan bisa bangun dari ranjangnya dan memeluk Cherry yang juga dalam kondisi berdiri di dekat pintu kamar tersebut. Sementara itu, Papi menjadi seperti orang linglung. Hanya Bia yang sadar, bahwa telah ada yang terjadi sebelum ini. Dia mencari waktu yang tepat untuk menanyakan semua prasangkanya kepada Cherry.

Waktu yang ditunggu Bia tiba. Mami dan Papi keluar. Hanya ada Bia dan Cherry di ruangan tersebut.

"Cher ... lo ga mau cerita sesuatu ke gue?"

"Apa maksud lo?"

"Udah ... gue yakin udah terjadi sesuatu kan. Sejak lo nanya kejadian aneh sebelum kita pergi, sampai lo tadi teriak ke Mami waktu baru masuk."

"Jangan sok tau!"

"Emang gue ga tau apa-apa. Cuma gue punya firasat aja. Yaudah sih ... ga cerita juga ga masalah. Tapi kalo lo mau cerita, gue selalu ada buat lo. Kapan pun!"

"Bia ...," gumamnya lirih.

Bia mengedipkan salah satu matanya. Kemudian, badannya berbalik, memunggungi Cherry yang masih duduk di tepian ranjangnya.

"Gue mau balik sore ini, lo masih betah di rumah sakit?"

"Lo ga akan kemana-mana tanpa gue, Cherr!"

"Yakin amat lo!"

Papi masuk dengan membawa cemilan kesukaan Bia. Wajahnya berbinar. Cherry hanya memperhatikannya tanpa suara. Mami menangkap pandangan Cherry yang cemburu terhadap Bia atas sikap papinya.

"Oh iya ... Cherry, ini Mami juga bawain makanan kesukaab kamu loh!"

Mami mencoba mengalihkan fokus Cherry. Sayangnya, Cherry terlanjur sakit hati dengan papi.

"Ga perlu Mi, Cherry ga pengin makan apa-apa. Cherry gerah. Mau pulang aja sekarang."

Cherry melangkah keluar kemudian berhenti sesaat sambil membalikkan badannya.

"Oiya ... Cherry bisa pulang sendiri!"

Papi yang sudah siap mau mengantarkan Cherry, otomatis langsung berhenti.

"Jangan begitu dong! Papi bisa kok nganter kamu dulu ke rumah."

"Ga usah, Cherry naik taxi online aja."

Cherry pergi tanpa persetujuan siapa pun. Tak ada yang bisa menahannya untuk tetap tinggal. Meski sebenarnya, dalam hati Cherry ingin sekali kalau papi memaksanya untuk tetap diantar. Sayangnya tidak.

"Pi ... Papi gimana sih!"

"Loh ... Cherry sendiri yang ga mau diantar kan?"

"Dasar papi ga peka!"

Sekarang, istrinya yang pergi dengan sewot.

"Haduh ... pada kenapa sih dengan wanita-wanita ini!" gerutu Papi.

Bia hanya tersenyum untuk menanggapi. Karena penasaran, Bia menyelidiki sendiri apa yang sedang dialami Cherry.

"Pi ... aku boleh tanya sesuatu?"

"Ya ...."

"Mami kenapa?"

"Keracunan AC mobil kata dokter."

"Kok bisa ya. Ini aneh!" gumamnya.

"Papi juga ga ngerti. Tapi untunglah sekarang Mami udah ga kenapa-napa. Nanti lah Papi bawa lagi ke bengkel. Ganti freon sekalian."

"Gue yakin, ini ada kaitannya dengan kekuatan Cherry sih."

***

"Loh ... Pak, ini kan bukan arah jalan ke rumah gue?!"

Sopir taxi itu tetap diam, bahkan mengencangkan kemudinya.

"Pak, bisa baca map ga sih?"

Sepertinya sopir taxi itu sengaja memilih jalan yang salah. Jalan yang dilaluinya memang bukan jalan menuju rumah Cherry.

"Pak! Stop ga?!"

Cherry berusaha meraih setir mobilnya. Mobil itu semakin berjalan tidak beraturan. Dengan sekali pukulan, sopir taxi itu pingsan.

"Lo mau main-main sama gue?"

Cherry mengambil alih kemudi mobilnya.

"Ah dasar sopir gila!" hardik Cherry.

Tiba-tiba, sopir itu mencekik leher Cherry. Dia kesusahan bernapas. Cherry mencoba menepikan mobilnya. Untungnya berhasil.

"Lo siapa? Ke-napa lo mau bu-nuh gue?" tanya Cherry terbata-bata.

"Aku udah gagal bunuh orangtua lo, lo harus ganti nyawa lo!"

"Oh jadi lo yang mau nyakitin nyawa nyokap gue!"

Klek ... Klek ...

Tulang Cherry saling gemertak mendengar pengakuan dari manusia setengah setan yang sedang ia hadapi. Giginya gemertak dan memanjang sebagai taring.

"Akhirnya gue ga perlu susah-susah buat nyari lo. Lo dateng sendiri!"

Kini, dengan segenap kekuatan yang ada dalam diri Cherry. Ia mengerahkan semua kekuatannya untuk mengalahkan mahluk jahat itu. Pertarungan yang cukup sengit terjadi diantara keduanya. Baik Cherry maupun mahluk jahat itu saling adu kekuatan. Pertarungan yang tidak biasa, yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia biasa. Namun, sebagian orang yang bersangkutan bisa merasakan auranya.

Groooaaar!

Boom ....

Dentuman keras terdengar. Beberapa orang sempat terhenti, namun kembali dengan perjalanannya.

"Hahaha ...."

Cherry tertawa lepas menyambut kemenangannya. Si mahluk jahat itu tewas di tangannya. Karena semua tenangnya ia gunakan untuk melawan mahluk itu, kini ia lemas tak bertenaga. Ia pingsan bersama tubuh sopir taxi yang sudah tidak bernyawa. Tidak ada yang tau apa yang sudah terjadi dengan Cherry.