"Aaaahh aku suka setelan ini!" Mi-Rae berseru riang ketika memilah pakaian di sebuah butik pakaian anak-anak mewah yang ada di sebuah mall. Dia memakai topi dan kacamata hitam serta penampilan kasual. Walau dia tidak bisa sepenuhnya menyamar, biasanya orang ragu apakah dia benar-benar song Mi-Rae si aktris?
"Topi ini, aku harus memilikinya!" Seru Mi-Rae lagi dengan antusias sambil mengambil sebuah topi fedora motif garis-garis. Keranjang belanjanya nyaris penuh. Tapi tidak ada satupun pakaian untuknya sendiri. Karena Mi-Rae aktris terkenal, dia terbiasa dikirimi pakaian dari para sponsor. Kim sujin manajernya yang biasa mengurusnya.
"Kenapa kau begitu senang? Ketika kau mengirimnya ke rumah keluarga Park, mereka akan memilahnya lagi dan tidak semuanya boleh dipakai oleh Hyun Ki," Sujin berkomentar sinis. Dia merasa Mi-Rae tengah melakukan hal yang sia-sia.
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa menahannya. Aaahh aku ingin mendandani Hyun-Ki," keluh Mi-Rae yang seketika berubah suram.
Sejak bercerai, interaksinya dengan Hyun-Ki benar-benar dibatasi. Mi-Rae harus menandatangani beragam perjanjian termasuk bertemu hanya dua jam setiap tiga hari, menelpon dengan waktu yang dibatasi, tidak boleh membicarakan hal buruk tentang keluarga Park di media serta hal-hal yang lebih banyak memberatkannya.
Dulu, mereka berusaha menahan niat Mi-Rae untuk bercerai. Mereka sudah cukup malu ketika pewaris mereka menikah muda. Mereka menyalahkan Mi-Rae karena seharusnya putra kebanggaan mereka bisa mencapai prestasi yang lebih. Mereka kerap menyiksa mental Mi-Rae, meremehkan Latar belakang keluarganya, mengkritik cara berpakaiannya, mengintimidasi teman dan kerabatnya serta melarang Mi-Rae melakukan hal yang dia suka termasuk berakting.
Mi-Rae telah mengorbankan banyak hal demi bersama pria yang dia cintai. Tapi dia tiba pada satu titik kalau dia tidak lagi sanggup melanjutkannya. Dia telah kehilangan dirinya sendiri dan merasa tidak berharga. Bahkan, setelah Mi-Rae bercerai pun hidupnya masih diusik oleh keluarga mantan suaminya.
Keluarga Park adalah pemilik CJ Group. Perusahaan raksasa yang asetnya masuk ke sepuluh besar terbesar di Korea Selatan. Mi-Rae bukan dari kalangan kaya, karena itu dia tidak disukai oleh keluarga mantan suaminya. Dia diperlakukan seperti perempuan penggoda yang mendekati anak mereka demi kekayaan. Padahal, cinta mereka tulus. Mi-Rae bahkan tidak suka memakai barang mewah.
Kebiasaannya terbawa sampai sekarang. Dia dikenal sebagai aktris sederhana, walaupun bayarannya termasuk salah satu yang terbesar di Korea Selatan. Dia terbiasa tampil seperti itu karena tidak sadar ingat akan masa lalunya dimana dia berusaha menegaskan kepada keluarga suaminya kalau dia bukan penggila harta.
"Kau punya jadwal satu jam lagi, apakah kau sudah selesai?" Kim Sujin bertanya sambil melihat catatan yang dia buat di tabletnya.
Ding!
Ada notifikasi di ponsel sang manajer. Kim sujin yang gemar memakai gaya rambut kepang dua itu membukanya. Dia mengatur sosial medianya agar beberapa tagar tertentu akan otomatis muncul. Tentu dia menggunakan tagar yang memakai nama Mi-Rae.
Gadis berkacamata itu membukanya malas namun perlahan ekspresinya berubah antusias.
"Oh ya ampun! Benarkah ini?"
"Apanya?"
"Kau berduaan dengan Lee Hyeon Jun di kamar ganti? Hey Mi-Rae! Apa kau diam-diam berkencan dengannya?" Kata sujin lebih seperti menuduh. Matanya berbinar. Lee Hyeon Jun adalah bintang yang sedang banyak dibicarakan saat ini. Semua hal tentang dirinya dengan mudah menjadi trending. Termasuk sepatu yang dia pakai, ponsel yang dia gunakan atau restoran yang dia kunjungi.
"Apa kau sudah gila? Aku tidak pernah melakukan itu! Kau kan kenal aku. Memangnya ada gosip apa sih?"
Mi-Rae melihat link yang ada di tablet milik sujin. Dia melakukan klik di tautan itu dan membawanya ke web dispatch, media yang kerap memberitakan gosip terpanas para artis Korea.
Dia membaca narasi yang menyatakan kesaksian kalau Mi-Rae dan Hyeon Jun terlibat cinta lokasi karena memergoki mereka berada di dalam ruang ganti Jun berdua saja. Lalu juga ada foto-foto amatir tentang proses syuting iklan mereka. Dimana mereka terlihat akrab dan romantis satu sama lain padahal masih latihan.
"Baiklah itu memang terjadi, tapi aku tidak sengaja masuk ke kamar gantinya. Astaga, dan segala keakraban ini kan hanya untuk kepentingan syuting!" Mi-Rae berbisik emosional.
"Oh ya ampun, tapi kalau seperti ini isunya tidak akan cepat reda. Kalian berduaan di kamar ganti, orang bisa berpikir hal yang mesum telah terjadi," kata Sujin serius.
"Astaga! Bisa-bisanya kau bilang seperti itu," omel Mi-Rae kesal bercampur malu.
Kemudian Mi-Rae tersentak karena ponselnya berbunyi. Dia dan sujin terdiam. Kemudian mereka baru sadar kalau mereka ada di tempat umum. Mi-Rae jarang membagikan nomor ponselnya kecuali beberapa orang yang dia percaya. Dan nama pemanggil di layar ponselnya saat ini— mengingatkannya kembali dengan rasa traumanya dulu.
Mi-Rae mengajak sujin menyingkir, dia membutuhkan manajernya untuk memastikan tidak ada yang menguping ketika dia menelpon.
[Park Gyeon Na memanggil]
"Ibu?" Kata Mi-Rae dengan suara sedikit bergetar.
"Jalang! Apa yang kau lakukan hah? Berduaan dengan laki-laki dan berbuat mesum? Dasar artis murahan. Bersyukur anakku sudah berpisah darimu. Kalau tidak—"
"Kau tidak bisa begitu saja percaya dengan rumor. Itu hanya gosip. Aku tidak melakukan apapun yang bisa mempermalukan keluarga Park. Lagipula, bukankah kau selalu mengawasiku, kau akan tahu kalau aku memang—"
"Kau mau membantahku?"
"Apa? Tidak begitu Bu, aku—"
"Sudah kubilang kan dari dulu, aku tidak suka profesimu. Kalian hidup terlalu bebas tidak kenal agama dan moral," celoteh nyonya Park dengan nada sinis.
"Tapi kau sendiri mengizinkan Young-Ran mulai menjadi artis, apakah kau tidak takut dia akan seperti aku?" Tanggap Mi-Rae sedikit sarkastik.
"Dia berbeda, Young-Ran tidak akan melakukan hal yang buruk. Ibunya bukan pekerja bar rendahan sepertimu. Dia dididik dengan baik. Dia tidak akan mempermalukan keluarga," kata nyonya Park keras kepala.
"Apakah kau sudah puas? Bisa aku tutup teleponnya?"
"Jangan kencani pria itu. Kami yang berhak memilihkan pria untukmu,"
"Ibu, ini adalah hidupku. Aku juga sudah berpisah lama dari Do-Hyun, kau—"
Bukan berarti Mi-Rae memang berkencan dengan Hyeon Jun. Tapi dia tidak suka keluarga Park masih saja berusaha mengaturnya seperti ini.
"Kalau kau masih mau bertemu Hyun-Ki, turuti kata-kataku," sahut nyonya Park kemudian menutup teleponnya.
Mi-Rae merasa keceriaan luruh dari dirinya berganti dengan kecemasan. Dengan gugup, dia merogoh tas tangannya dan mengeluarkan sebotol pil obat penenang. Mi-Rae mengambil sebutir dan menelannya tanpa air.
"Mi-Rae," sahut sujin prihatin sambil meremas bahunya.
"Aku baik-baik saja, aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkan ku lebih dari ini," kata Mi-Rae berusaha tegar dengan hati yang sesungguhnya rapuh.