Chapter 8 - Penguntit

"Ini Apartemennya?" Hyeon Jun terdengar ragu. Dia sudah memarkirkan SUV toyotanya di parkiran sebuah komplek apartemen mewah. Berkat koneksinya, mereka bisa leluasa berada di sana. Bahkan kalau mereka mau, seseorang bisa memberikan kartu akses untuk mereka.

Karena desakan ketua Lee yang meresahkan, Hyeon Jun memutuskan untuk bertemu dengan Mi-Rae. Setidaknya dia ingin membuat ayahnya diam. Dia begitu terobsesi dengan masalah pemilihan walikota ini. Walaupun partai belum secara resmi mencalonkannya, dia merasa harus menegaskan diri sebagai calon yang paling populer.

Anaknya Jun, sudah sangat populer. Tapi Dae Woon belum puas. Dia ingin song Mi-Rae juga terlibat. Dia tahu wajah wanita itu sering terlihat di televisi dan iklan. Walaupun dia tidak pernah benar-benar menonton drama yang diperankannya.

"Lalu sekarang apa? Hei rambut gimbal berkacamata!" Hyeon Jun bicara pada bawahan ayahnya yang memiliki rambut keriting dan memakai kacamata. Dia yang paling bersemangat membantu Jun selain rambut jagung nomor satu. Dia mengusulkan Jun untuk mengunjungi apartemen Mi-Rae dan menuruti rencananya.

"Kita harus cepat, mumpung gosipnya masih hangat. Kau harus menemuinya dan meminta maaf atas masalah yang terjadi. Lalu ajak dia minum kopi bersama," kata si rambut keriting serius.

"Tidak tidak, itu terlalu memalukan," Jun tidak pernah menjadi pihak pria yang duluan mengajak kencan seseorang. Dia sendiri tidak ingat apakah pernah dalam hidupnya yang penuh kekerasan ini dia benar-benar mengencani seseorang?

"Lagipula, kalau aku mengunjunginya seperti ini apa aku tidak terlihat seperti penguntit?"

"Ah, makanya kau harus melakukannya dengan pintar. Aku dan teamku sudah mengawasinya selama beberapa minggu terakhir. Nona Song selalu keluar untuk minum kopi di kafe apartemennya setiap malam senin," katanya serius.

"Tunggu dulu! Masalahku dengan ayah baru terjadi kurang dari dua hari belakangan kenapa kau sudah menguntitnya sejak beberapa minggu ini?" Sahut Jun curiga.

"Ini pekerjaanku, kau tahu tidak kalau banyak orang kaya yang ingin tahu jadwal nona Mi-Rae. Aku juga mengambil beberapa fotonya dan menjualnya dengan harga tinggi,"

"Foto seperti apa? Astaga itu kan perbuatan kriminal!"

"Tuan muda Jun kita memang kriminal,"

"Ah iya," Jun masih tidak bisa memakluminya.

"Lagipula nona Mi-Rae itu publik figur. Asalkan tidak ada foto pribadi atau tidak sopan dia tidak akan repot-repot menuntut. Kami juga punya aturan sendiri untuk ini. Jadi tuan muda Jun, kau ingin masalah ini lekas beres kan? Ketua Lee meminta mu untuk mengencaninya. Apa kau tahu bagaimana kau akan melakukannya?" Si rambut keriting berkacamata bertanya.

"Hmm, aku tidak tahu. Apa dia akan tertarik berkencan dengan pria sepertiku?"

"Kenapa tidak? Kau tampan, terkenal dan berprestasi. Kau populer di kalangan perempuan. Bedanya dengan selebriti lain, kau terkenal lewat jalur prestasi,"

Jun menggaruk dagunya.

"Itu, mungkin benar," beladiri adalah satu-satunya keahlian Jun yang menonjol. Dia tidak pernah punya prestasi akademik apapun semasa sekolahnya.

"Tapi sikapmu yang canggung di dekat perempuan bisa menjadi hambatan,"

"Apa maksudmu?"

"Nona Mi-Rae berpengalaman, dia mungkin tidak akan tertarik berkencan dengan pria tampan namun gugup di dekat perempuan sepertimu, tuan muda Jun," kata pria itu lagi serius.

"Lalu? Ini adalah diriku apa adanya. Kau tahu kan kalau aku terlibat dalam urusan gangster sejak remaja? Memangnya aku punya waktu untuk merayu perempuan?"

"Kau tahu apa yang disukai para wanita sekarang?"

"Apa?"

"Laki-laki Alpha yang dominan dalam hubungan asmara serta dominan ketika aktifitas malam," kata kroco itu lagi dengan seringai.

"Astaga, perempuan suka yang seperti itu?"

"Iya,"

"Semua perempuan?"

"Itu kenyataannya, tuan muda Jun. Badboy tampan akan selalu lebih dipilih ketimbang pria gentleman,"

"Astaga apa yang terjadi dengan para perempuan Korea jaman sekarang? Apa sudah tidak ada yang peduli dengan norma kesopanan dan cinta yang tulus?" Keluh Hyeon Jun.

"Tuan muda Jun, kau bicara seperti para pastur. Ingat, jangan sampai nona Song Mi-Rae tahu kalau kau perjaka dan tidak berpengalaman. Kau adalah Lee Hyeong Jun, pria dominan yang punya banyak mantan kekasih,"

"Tunggu biarkan aku memikirkan ini, apa kau yakin?"

"Tidak ada waktu lagi, tuan muda Jun! Lihat nona Song sudah berjalan ke kafe!" Rambut jagung nomor dua berseru menunjuk ke arah seorang gadis yang memakai Jersey dan celana training serta memakai topi untuk menutupi wajahnya.

Para kroco gangster itu mendorong Jun untuk menghampirinya. Hyeon Jun kesal, mereka membuat seolah semua ini terasa mudah. Dia pernah melakukan beragam misi berbahaya. Tidak pernah ada sekalipun dalam pelatihan gangsternya kalau dia harus bisa merayu perempuan. Karena biasanya para gangster adalah magnet bagi para wanita. Mereka tidak perlu melakukan apapun dan mereka akan dengan senang hati berbagi ciuman dan kehangatan dengan mereka.

Hyeon Jun hanya sudah terlalu lama asyik dengan dunia beladiri, dan menunda interaksi dengan perempuan, sampai dia menjadi terlalu tua untuk hubungan satu malam.

Hyeon Jun masuk ke dalam kafe, kemudian melihat Mi-Rae sedang memesan minuman. Hyeon Jun sadar kalau dia terkenal jadi dia memakai topi dan kacamata hitam.

"Aku pesan yang sama seperti nona ini," kata Hyeon Jun dengan nada cool.

Mi-Rae meliriknya dan dia segera tahu kalau dia mengenali orang itu. Mi-Rae sudah menerima pesanannya namun tidak segera pergi. Dia sedikit ragu mau menegur atau tidak.

"Baik, satu gelas espresso dingin tanpa krim. Silahkan pesanan anda," kata pelayan itu sambil memberikan segelas kopi hitam ke tangan Jun.

Jun sedikit pucat, dia sebenarnya membenci Kopi pahit.

"Tuan Lee?"

"Benar nona Song, kebetulan sekali kita bertemu. Saya langsung mengenali anda dari rambut pendek dan Jersey itu. Itu yang kemarin pernah anda kenakan ketika syuting kan?" kata Hyeon Jun yakin. Dia bersyukur kegemarannya memperhatikan seseorang bisa dia manfaatkan kali ini.

"Anda sangat jeli, tuan Lee. Mau minum kopi bersama?"

Mi-Rae mengajaknya duduk di dekat jendela. Dia tersenyum tidak terlalu tulus dan merasa keberadaan Jun di sekitar apartemennya kali ini sedikit tidak wajar.

"Tuan Lee, apakah anda tinggal di sekitar sini?"

"Aku? Yah tidak juga—" dia mulai gugup karena tidak berpikir kalau Mi-Rae akan bertanya hal itu.

"Aku mengunjungi seseorang di sini," kata Hyeon Jun berimprovisasi.

"Siapa? Kekasihmu?"

"Tidak juga, hubungan kami cukup dekat tapi tidak serius. kau tahu maksudku," kata Jun sedikit menyeringai.

Kau adalah badboy, Jun. Kau adalah badboy.

"Aaah aku tahu maksudmu, tuan Lee kau sangat jujur aku suka itu," Mi-Rae tertawa.

Jun tidak tahu, tapi nada bicara Mi-Rae sepertinya sedikit sarkastik. Apa dia melakukan kesalahan dengan berbohong seperti ini?