Pagi itu udara segar menyelimuti bumi ,burung burung kecil yang berkicau hinggap di batang batang talas hijau, sesekali burung kecil itu berpindah dari batang satu ke batang lain.Suara burung lain terdengar di atas ranting ranting pohon besar yang berada di halaman depan rumah.
"Hem...segar sekali suasana Pulau Kemaro ini ,"ucapnya dalam hati.Pengemis Tuak matanya memandang arah depan sungai, perahu perahu kecil dengan sebuah alat tangkap ikan, hilir mudik dengan dua atau lebih orang di atasnya .Sungai yang membuat sebagian orang sebagai sumber kehidupan.
"Kakek...!"suara teriakan seseorang memanggilnya.Orang tua ini palingkan wajah, di lihatnya Nilam suri bersama muridnya Bhiksu Huang berjalan berdua ke arahnya .
"Kalian .? "Terkejut Pengemis Tuak " Kemana muridku si rambut merah itu ?"tanyanya ke Nilam "Ahg ..kakek ! selalu yang di tanya ia,..apa kakek tidak sayang pada cucu kakek sendiri "ucapnya .
Nilam Suri protes ke kakeknya, Langsung merengut wajahnya,kebingungan Pengemis Tuak ? tak menyangka perasaaan cucu muridnya ini halus.
Mendapat jawaban ketus cucunya Nilam Suri ,orang tua ini jadi salah tingkah."Apa ada yang salah ? " ucapnya dalam hati.
Melihat Gurunya Pengemis Tuak salah tingkah dan terdiam tak menjawab.Bhiksu Huang yang bersama Nilam suri ,ia hanya tersenyum, tahu akan watak gadis ini.
"Oh ya.ya, kakek ini apa sudah pikun ya ,masa iya cucu kakek yang pagi ini sudah cantik kakek tidak sapa ...he he he .
Tertawa kecil orang tua ini,tak ingin membuat gadis didepannya ini semakin menekuk wajahnya.
Pujian sapaan membuat suara gadis ini kembali berkicau .
"Nah ..begitu ,..ini baru namanya kakek Nilam ,oh ya keek..tadi aku lihat kakak Allena di belakang membantu Datuk merebus obat ramuan keek.;"Ucapnya menerangkan ke kakeknya."Gadis baik..aku senang mendengarnya tak sia sia aku mengajarinya "
Puji Pengemis Tuak.
Sudah hari ketujuh rombongan Pengemis Tuak Selatan berada di Pulau Kemaro,rasa bosan dan jenuh mulai menggelayut di hati tapi mau bagaimana lagi,tak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu.
"Ah...tiga purnama waktu pertemuan itu ,tak terasa semakin mendekat.Muridku Bayung lincir apa ia masih di kediamannya ? pesisir lincir apa ia sudah pergi"
Hati dan pikiran pengemis Tuak meraba raba.
"Urusanku belum juga selesai, aku belum mendapat penerus ketua perkumpulan Gembel Pengemis,ahh.pusing aku memikirkan itu "
Berkata sendiri Pengemis Tuak hingga tak terasa langkah kakinya sudah berada di pinggir sungai .
Bhiksu Huang,dan cucu muridnya Nilam Suri,yang meminta izin ingin melihat lihat keadaan Pulau Kemaro seperti orang linglung pengemis Tuak menjawab,seolah tak masuk di otaknya apa yang di katakan keduanya.Tak terasa ia berdiri di atas kayu kayu bulat sebagai landasan pijak dermaga tempat ia dan rombongan turun dari kapal layar.
Pagi itu delapan orang dengan pakaian lusuh berjalan,debu yang menempel di sekujur baju orang orang dengan tubuh berisi tulang yang kekar.Sekilas raut wajah lusuh orang orang ini,yang tak lagi memperdulikan betapa semua orang memperhatikan mereka.
Kota Raja pagi itu seperti biasa menjadi tempat berkumpul orang menjajakan barang dagangan.
makanan lezat di kedai kedai kecil terlihat menggoda,semua bangku kayu terisi orang orang yang duduk menyantap dengan nikmat.
Ketika melintas kedai ,delapan orang ini,berhenti sejenak mereka pandangi ,tak lama orang yang di depan entah mengapa ia melangkah lagi,seperti kurang berselera pikir orang paling depan atau tempat yang ramai membuat nya ragu.
"Ketua Ciu ,..sebaiknya kita cari pakaian juga perut ku sudah tak tahan minta di isi "hong berkata ia mengutarakan pendapat.
"Aku rasa benar apa yang di katakan oleh kakak Hong .itu .Long Tao menimpali ucapan Hong.
Terus berjalan delapan orang ini,
Seolah tak memperdulikan ucapan anak buahnya,Ciu Chen lie wataknya yang keras hingga ia di segani kawan maupun lawan .
Tak ada lagi ucapan dari anak buahnya semua mengikuti langkah kaki sang sang ketua.
Ketika pandangan matanya tertuju ke ujung jalan.Langkah kaki Ciu Chen lie berhenti sejenak. Tampak di ujung jalan seseorang menjajakan pakaian.
"Kita ke ujung jalan itu !"ucapnya.
Singkat saja ia berkata.Ciu chen lie ketua klan Bintang Merah.klan yang paling di takuti kalangan kang ouw.hari ini di belahan dunia yang tak pernah ia tahu sebelumnya.Kehebatan klan Bintang merah yang tersohor seolah tak ada artinya.
"Tuan...pilih ,pilih saja..yang mana tuan suka ?"pedagang baju,berkata menawarkan barang dagangan.
Ciu chen lie yang berdiri tertegun mengawasi pakaian yang bergantungan."Kalau boleh tanya Tuan dari mana dan hendak kemana ? "tanya pedagang ini lagi.
Masih diam tertegun orang orang ini ,seolah tak bergeming mata mereka mengawasi semua pakaian yang bergantungan itu .
Tak mendapat jawaban dari orang orang yang berdiri mengawasi barang dagangannya.Pedagang Tiongkok ini pun diam .
"Kami akan mengambil pakaian itu !"oh ..silahkan Tuan,apa semuanya tuan ?"Ya !.
Cepat sekali pedagang Tiongkok ini mengambil pakaian yang bergantungan.
"Shushu ,aku ingin Shushu membelikan kami makanan di sana itu ,kalau ada ayam panggang berikut nasi,juga kami ingin Shushu mencarikan kami arak..apakah ini cukup ? untuk pakaian dan makanan yang kami pesan ?"Oh...tuan itu banyak sekali tuan, lebih dari cukup "Berkata paman ini ,ke Ciu Chen lie.
Sekeping logam tael emas diberikan,Ciu Chen lie.Tampak ragu paman ini menerima logam tael emas berbentuk cupu,entah apa yang melintas di pikirannya.
Masih tertegun memandang tael emas yang di sodorkan itu.
"Shushu ! ambilah kami memberikan lebih kepadamu, karena kami dan Shushu dari daerah yang sama ,Shushu tak usah khawatir."Pelan nada ucapan Ciu Chen lie.
"Xie xie ..kalau begitu kalian tunggulah,"ucapnya .
Paman pedagang pakaian ini bergegas pergi,tak.menyangka hari ini ,ia bernasib sangat baik selama ia berdagang tak pernah ia mendapatkan tael emas .
Sepeninggal paman penjual pakaian,Ciu Chen lie berssma anak buahnya mengaso di bawah sebuah batang pohon ,tak besar tapi cukup buat mereka istirahat barang sejenak.Tak ada kata kata yang terlontar dari delapan orang ini,semua diam membisu rasa lelah yang begitu mendera semua orang ini pejamkan mata.
"Tuan...! tuan..! ini pesanan kalian"
Pelan sekali suara paman penjual pakaian ini menegur,masih pulas tidur tak menjawab tegurannya.
Paman penjual pakaian pandangi orang orang yang terlelap tidur di belakang tempatnya berjualan.
"Kasihan sekali orang orang ini, apa harus ku bangunkan ? tapi mereka lelap sekali " Pikirnya.
"Tuan ! bangunlah .."Gerakan tangan Paman ini memegang bahu dengan hati hati.
"Oghhh ! Shushu ,.."Terbata bata Ciu Chen lie menjawab.Ia usap matanya,warna kemerahan dari lelah tubuhnya yang seharian berjalan tak tentu arah.
"Xie xie ...Shushu,,,"ucapnya seraya meraih beberapa bungkus pesanan dan satu gentong arak berukuran tak terlalu besar.
"Ya,sama sama tuan ,kalau begitu izinkan Shushu pulang,,"paman penjual pakaian ini berucap ingin pulang.
"Hei...kalian bangun !!ini makanan kita sudah datang !"Suara keras Ciu Chen lie.Terbangun terkejut anak buahnya,rasa kantuk yang mendera,lelah membuat organ tubuh mereka meminta istirahat.
"Oghhh....maafkan kami...ketua "
Hong berucap seraya mengucek ngucek matanya "Di mana paman
itu ketua ?"tanyanya lagi kepada sang ketua "Dia sudah pergi ! Hong,aku pun di bangunkan olehnya.Menjawab ucapan Hong yang baru saja bangun dari tidur.
"Sebaliknya kita mencari tempat lain ,tidak di sini untuk bersntap ! juga sekalian kita istirahat,tubuh kita sudah terlalu lelah !"ketua Klan Bintang merah Ciu Chen lie berucap.
"Baik ketua !!" Serempak anak buahnya menjawab.Ciu chen lie Pengalamannya di dunia kang ouw sudah tak terbilang, ia tahu asam garam dunia Kang Ouw.
Ketua Bintang merah ini tahu, kesalahan sedikit akan membuat ia dan rombongan gagal. Tanggung jawab akan beban tugas dari Pangeran ! misinya merebut kitab Sakti dan Pedang Pusaka Bulan Sabit harus berhasil,menyerahkan kedua Pusaka kepada Pangeran.
Dari caranya memesan makanan, tak mau semua orang mengawasi apalagi mereka pendatang dari negeri seberang,yang tak pernah di lihat penduduk sekitar.
Tak ingin berlama lama delapan orang Pendekar klan Bintang Merah, berlari melesat meninggalkan tempat mereka beristirahat.
Satu Purnama setelah pertarungan di pasar Dukuh Lemabang ,yang menewaskan Ki Bajra luwuk dan murid muridnya.
"Rasanya aku sudah menguasai jurus Kalajengking Hitam tingkat akhir ,sudah saatnya aku akan keluar dari tempat ini !! akan ku buat kacau Dunia Persilatan,ha ha ha ah !Sosok orang yang berkata kata sendirian di barengi suara tertawanya yang terbahak bahak.
Di dalam hutan yang sepi di atas sebuah batu hitam yang menonjol ,berdiri sosok baju hitam dengan wajah yang memakai Topeng emas.Sosok berpakaian hitam ini sepeti orang tak waras berkata sendiri .
"Beth ! beth !hiaa ak.!"
Dengan sekali gerakan ia melesat meninggalkan tempatnya berdiri.
Bak bayangan ia melesat.Kali kedua kakinya menjejak di atas daun daun batang yang berserabutan,ia menghentikan gerakan ilmu meringankan tubuhnya,ada yang aneh dalam hatinya.
"Perasaanku,.. gerakan ilmu meringankan tubuhku tidak seperti ini ? tubuhku seakan lebih ringan,.apa karena ilmu kitab kalajengking hitam tingkat akhir yang aku pelajari itu ?"Dalam hati ia merasa aneh dengan gerakannya yang lebih ringan.
"Akan ku coba lagi ! Hiaaaaa.beth, beth, set ,set , ya benar !! gerakan ilmu meringankan tubuhku seringan kapas !"ucapannya seketika itu juga keluar .Merasa ilmu meringankan tubuhnya sudah mencapai tarap kesempurnaan ,gerakan melesat dan turun dari satu tempat ke tempat lain yang baru saja diulanginya.
"Ha ha aha ah aha ..ha a, aku berhasil !akhirnyaa..aku berhasil ..tunggu pembalasanku Bayung lincir !"
Tertawa terbahak bahak seraya berucap dendam kepada seseorang.
Kilat di barengi suara halilintar yang saling susul.menyusul di langit yang gelap.deru hujan yang deras turun dari atas langit.
"Trrrttttttkkkkk duarrrrr !! duarrr!!
Kembali suara dahsyat gemuruh Halilintar terdengar membuat degup jantung seakan berdetak.
"Kakek..!! "Jerit Nilam suri ,dua tangannya menutup telinga ketika tiba tiba Halilintar kembali menunjukan betapa sang pencipta menunjukan kuasanya.
Gelap gulita,angin kencang yang membuat penerangan di ruangan besar Datuk Tambat Rajo padam.
"Anakku..."suara Datuk Tambat Rajo memanggil pemuda bisu yang duduk bersebelahan dengan nya.Dalam gelap seolah mengerti yang di maksud ,pemuda bisu beranjak dari duduknya.
Terdengar suara kletek kletek sebuah pijar cahaya api yang menyala,seseorang memercikan batu api.Baru saja penerang yang dinyalakan dalam ruangan.Sinar merah seperti bara api melesat dari langit atas kecepatan bara api itu bak kerdipan mata.
"Barrrtrrr .berrr ...!!!" sebuah benda jatuh mengepulkan asap.air hujan yang masih turun rintik rintik membuat warna merah bara api itu mengepulkan asap tebal yang menebar.Perlahan lahan asapnya mulai tergerus rintik hujan.
"Datuk ! benda apa itu melesat ke arah samping !"Berkata Tan Bayau.Semua yang berada dalam ruang rumah besar juga melihat.
Ruangan rumah Datuk Tambat Rajo lubang angin yang besar di atas pintu dan jendela hingga dari dalam dapat melihat keadaan di luar .
"Kreeet..."
Suara berderit dari pintu yang di buka paksa pemuda bisu.Semua tergesa gesa melihat benda apa yang mengeluarkan sinar merah .
Datuk Tambat Rajo keluar di ikuti Pemuda bisu sementara yang lain mengiringi dari arah belakang.
Pemuda bisu berteriak dengan logatnya dengan gerakan tangan yang menunjukan sesuatu .
Asap mengepul walau hujan masih rintik rintik turun,"Apa yang ada di situ ?"Hatinya penasaran ingin tahu,langkahnya hati hati
mendekat.Benda apa yang berada dalam kepulan asap itu, walau di terpa hujan rintik asapnya masih saja terus mengepul.
Ketika matanya menatap samar samar,warna kemerahan dari kepulan benda yang teronggok di tanah yang merongkah lebar yang membentuk lubang sebesar kerbau besar.
"Benda langit !! "teriaknya.
Benda merah yang berbentuk bulatan besar yang jatuh dari atas langit.Datuk Tambat Rajo pernah mendengar benda langka itu. apabila di buat sebuah pedang akan menjadi senjata pusaka yang sangat kuat.
Dengan bantuan anak angkatnya Datuk berusaha membawa benda itu.Ketika tangannya menyentuh benda itu.
"Ahgg.."cepat Datuk menarik lengannya.Sengatan benda yang mengepulkan asap itu seakan memberi perlawanan.
Sontak semua terkejut "Ada apa Datuk !"Menanya Pengemis Tuak kepada Datuk Tambat Rajo.
"Benda itu ! tangan ku seperti ada yang menyengat kisanak ! hingga tulang lenganku linu "Ucap nya.
"Hati hati ,Datuk aku lihat benda itu bukan benda sembarangan, aku juga tak tahu benda apa itu sebenarnya ?"Ucap Pengemis Tuak mengingatkan Datuk.
Ya ! terima kasih kisanak,aku juga heran ?.
Baru saja ia berucap hatinya juga masih di liputi keheranan,pemuda bisu berusaha mengangkat batu berwarna merah itu.
"Anakku !! jangan !"Dengan cepat ia raih tangan anak angkatnya Pemuda bisu itu juga berusaha mengangkat benda itu .
Getaran hawa seperti menyengat masuk ke lengannya"Aaaauu,uuh Uuuu..!"Melompat lompat kedua kaki pemuda bisu ini seraya mengibas kedua lengan .Cepat pengemis Tuak totok urat nadi pergelangan tangannya.
Tak sampai disitu Pengemis Tuak menyalurkan hawa tenaga dalam ke tubuhnya,selang berapa lama pemuda ini berangsur membaik .
"Kakak Tua ,kau tidak apa apa !"
Kumara wungu mendekat "Ah uu aah uuk aa,Gerakan tangan kanan yang menampis angin,isyarat dia tidak apa apa ."Baik lah kakak tua ! kau jangan lagi memegang benda itu lagi.
Kumara wungu berkata seraya kedua tangan dengan isyarat,menunjuk batu merah didepan .
"Aaaa..aaaa.!" jawabnya kepada Kumara wungu.ia mengeri apa yang di maksud adiknya.
Tan Bayau dan adik adiknya juga terheran heran,dengan benda yang berada di samping rumah Datuk Tambat Rajo."Benda apa itu aku tak mengerti ?mengapa Datuk yang mempunyai tenaga dalam tinggi seperti tersengat ?" Tanyanya dalam hati.
"Bagaimana mengangkatnya?" ucapnya lagi dalam hati.Diam Pemuda ini ,berpikir mencari cara."Kakek ! apa kita harus menggunakan tenaga dalam ? " Tan Bayau berkata kepada kakeknya ."Ya..akan kita coba cucuku"jawab Pengemis Tuak.
Pengemis Tuak mendekat Datuk Tambat Rajo."Oh..ya Datuk bolehkah kami gunakan tenaga dalam untuk mengangkat batu ini ? "tanya Pengemis Tuak."Oh ..tidak apa aku juga berpikiran sama dengan cucu murid mu ,ucapnya.
Tan Bayau dan kakeknya mendekati batu yang teronggok didepan."cucuku bersiaplah !"Baik kakek.
"Hep ! hep !hep !hep ! haaa !"
Dua orang kakek dan cucu mulai mengempos tenaga dalam,hawa angin yang berdesir keluar dari telapak tangan keduanya,bergetar batu merah itu,tapi tak membuat asap yang mengepul dari batu itu padam .
"Kakek..! kita tingkatkan lagi !'
Berucap Tan Bayau."Baik lah cucuku.
"Hayo.!hep !hep !"mengempos tenaga dalam.
Keringat dari wajah keduanya mulai deras mengucur ,tetapi batu itu tetap saja masih mengepulkan asap.Semakin lama dua orang ini berusaha keras mengerahkan tanaga dalamnya,menambah lagi kekuatan hawa murni keringat deras yang bercucuran,dari dahi dan wajah.Masih terus berusaha menguasai batu merah itu kedua kakek dan cucu,tetap saja asap masih tampak mengepul.
Semakin mereka mengerahkan hawa murni tenaga dalamnya, semakin memerah warna batu itu.
"Kakek..cukup !! rasanya benda ini semakin kuat ,semakin kita menambah hawa tenaga dalam semakin kuat alirannya berbalik arah.
"Benar sekali cucuku ,kakek juga merasakannya !" Ya ..keek kita hentikan saja hawa tenaga dalam kita.
Tan Bayau meminta agar hawa tenaga dalam yang mereka salurkan ke batu merah ,segera mereka hentikan "Hep !hep !hep haaak.!"
Terengah engah hingga nafas keduanya tersengal ,seperti baru saja mengalami pertarungan yang hebat.
Pengemis Tuak Selatan sampai berulang kali ia menghimpun hawa murni,begitu juga dengan Tan Bayau,berusaha memulihkan hawa tenaga dalam yang terkuras habis.
Pedataran merah di padang rumput yang ranggas, terkena terik matahari.Ia pandang tepian air sungai yang berwarna coklat kemerahan bercampur lumpur air sungai sehabis hujan deras.
Padang rumput yang berada di tepian sungai yang mengarah ke muara sungai Kemaro.
"Menurut orang tadi,mereka ke arah pulau,mudahan perkataan orang itu benar "Ucapnya .
Pandangan orang ini menuju seseorang yang mengayuh sampan kecil ,tak jauh dari tempatnya berdiri."suwiiiiit ,dua jarinya tempelkan ke bibir suara yang bersuit nyaring,membuat seseorang yang mengayuh sebuah sampan kecil menengok asal suara.
Berdiri di tepi sungai seseorang dengan gerakan tangan yang melambai memanggil."Kisanak !kemarilah !! kemari....."teriaknya !
Suara itu seperti terdengar sangat dekat di telinga,padahal jaraknya sekitaran puluhan kaki tapi suara orang tua itu terdengar jelas.
Dengan mengerahkan tenaga dalam melalui aliran suara,orang dengan pakaian putih,rambut tergerai hingga ke bahu yang memutih,pengayuh sampan ini mendekat.
"Ada apa kisanak ? "tanya nya seraya dua tangan yang masih mengendalikan kayuh agar sampan tetap seimbang.
"Maafkan aku kisanak yang mengganggu mu"ucapan orang tua ini,membuat pengayuh sampan membuka hati .
Awal suara suitan seseorang memanggil pengayuh sampan hati nya agak mendongkol .
Terlihat dari banyak joran, alat tangkap ikan yang akan ia pasang yang masih bertumpuk dalam sampan kecilnya.
"Kisanak ,,bolehkan aku menumpang di sampan ?"ucap orang tua ini lagi."kemana ?"tanya nya ."aku ingin ke pulau kemaro.
"Apa ! itu jauh sekali dari sini , aku tak bisa !! maaf tak bisa orang tua,aku mengantar mu,dan juga aku belum memasang joran ini kau lihat itu !!" panjang ucapan orang ini ,seraya menunjuk ke arah alat tangkap ikan nya .
Orang tua berambut putih yang membiarkan rambutnya tergerai di hempas angin,tersenyum mendengar ucapan pemilik sampan ,lalu ia merogoh dari saku baju .
"Kisanak ! apa ini cukup buat mu bisa mengantarkan ku kesana ?"
Berkata orang tua ini ,tangannya menyodorkan lima kepeng logan perak.
Melihat kepeng besar logam yang di sodorkan kepadanya."Oh ! aku bisa ,bisa ! orang tua ,biarlah hari ini aku tak memasang joran dulu."ucapannya cepat sekali berkata.
"Hep .! "
Belum sempat pemilik sampan berusaha membalikkan sampan menuju arah balik, sampan yang ia kayuh awal.
Tiba tiba orang tua itu sudah berada di atas sampan kecilnya tanpa bergoyang sedikitpun"Kau ! orang tua !"Teriaknya terkejut hingga tak bisa mulutnya berkata kata,belum lagi sempat meletakan kayuhnya.
"Plak.!! "Kayuh terlepas dari tangan ,cepat kedua tangan menjaga keseimbangan.
"Hayo kita jalan ! haaa hiaa ..."
Sampan melaju kencang seolah melayang di air,pemilik sampan dua tangannya memegang kanan dan kiri pinggiran kayu sampan .
Air sungai yang mengalir ke hilir sedang sampan melaju ke hulu.
Tak sedikitpun membuat orang yang berdiri di depan sampan itu kehilangan keseimbangan .
Tiga hari setelah benda berwarna merah yang jatuh di samping rumah Datuk Tambat Rajo.
Liu sheng Yun dan istri berjalan jalan di depan halaman rumah.
Datuk menyuruh mereka agar menghangatkan badan.
Masih terlihat pucat wajahnya,tak jauh dari mereka, Kumara Jingga di temani kakak tuanya,sementara
Tan Pati,Tan Mayan,Tan Suding berjalan ke bawah pohon besar yang tanahnya menurun.
Terlihat rebahan dibawah batang pohon besar ketiganya.Angin berhembus yang segar masuk rongga paru paru."Hem,segarnya"
ucap Tan mayan.sesekali ia hirup dalam dalam.Rumput yang hijau menjadi alas rebahan,berbincang dan tawa di bawah batang seakan lupa akan luka dalamnya.
luka dalam mereka berangsur mulai pulih ,tetapi tenaga dalam ketiganya masih sangat lemah, wajah mereka pun juga masih terlihat sangat pucat pasi.
"Kakak.kakak..kakek ! menyuruh meminum ramuan obat !!"Kumara Wungu dari depan pintu rumah memanggil.
"Kakak ,..itu Kumara Wungu memanggil kita "Nilam suri memberi tahu ketiga kakaknya .
"Ya,.adik ! kakak juga mendengar " Jawab Tan Pati."Ayo.kita kesana ajak Tan Mayan"Ayo Tan Suding Tan Pati melanjutkan ajakan dari Tan Mayan.
Ketiga saudara seperguruan ini berjalan beriringan.Sementara di depan ketiganya ,Liu Sheng Yun yang di papah istrinya Oey liong An juga menuju arah yang sama.
"Aaaa.aaa.uuu.u,ah.."Dengan bahasanya pemuda bisu ini menunjuk ke arah rumah.
"Ya ! Kakak Tua,kita kesana kakak tolong pegang aku kak,aku masih lemas kak..!"Pinta Kumara Jingga mengerti akan bahasa isyarat kakak angkatnya.
Tan Bayau dan kakeknya masih memandangi batu merah di samping rumah Datuk.tak lama keduanya berjalan ke arah depan pintu rumah.
"seeeet...crap !!"hiaaak.! awasss.
Pengemis Tuak berkelit dari benda yang menancap di kayu pintu rumah.
"Penyerang gelap ! hiaaak !"
Gerakan cepat pengemis Tuak menggunakan ilmu meringankan tubuh ,melayang tubuh orang tua ini ke arah asal lemparan senjata rahasia itu.Tan Bayau melihat benda yang menancap di kayu atas pintu .
"Sebuah gulungan ?coba ku lihat apa isinya"Di cabut benda runcing yang terikat sebuah gulungan dari kain merah.
"Hiaaaaa ! begh begh begh " Jurus Pukulan Raja gembel menangis,hawa angin yang keluar kedua tangan yang menghantam susul menyusul mengarah seseorang berpakaian putih yang mengarah ke punggungnya .
"Agh ..jurus itu !"ucapnya .
Cepat berbalik tubuhnya,tak ingin serangan jurus Pengemis Tuak menghantam."Hap ! hap !haaa !"
Kedua tangan orang berpakaian putih,wajahnya yang tertutup topeng berbulu loreng harimau seperti mempunyai lengan yang banyak ketika bergerak menampis
serangan pukulan jarak jauh.
"Des ! des ,des !"
Suara benturan beradunya tenaga dalam tingkat tinggi
"Hak.. cras, cras, cras, hep !"
Kembali melesat tubuh orang ini kali ini ia seakan terbang di atas air sungai kakinya seakan capung yang hinggap dan terbang.
"Hei...jangan berlari !"Berteriak Pengemis Tuak."Siapa orang itu ? gerakan ilmu meringankan tubuh orang itu sungguh lihay sekali siapa dia ?"Berdiri di pinggiran sungai Pengemis tuak berkata dalam hati,pandangan matanya tertuju sampan kecil yang di atasnya, berdiri seseorang berpakaian putih melaju kencang ke hilir sungai.
"Kake...k ! "Ya ,..ada apa Cu.
"Kakek,..lihat lah ini "Tan Bayau berucap ke kakeknya,sebuah gulungan kecil dari kulit yang bertuliskan "Aku menunggu kalian di puncak Merbabu "Sebuah tulisan tangan yang berbunyi.
"Ha ha ha ha ha ....!"
"Aku sudah mengira siapa dia...ha ha ha ha ah !"Ya ! kakek guru,aku juga tahu ini tulisan guru,lambang Timur dari lencana guru yang di tulis dibawah akhir kalimat ,aku langsung mengingat pertemuan para pendekar di puncak gunung Merbabu"jawabnya ke kakek guru.
Tan Bayau ,langsung berkata benda yang di lesatkan oleh gurunya Datuk Bayung lincir.
Waktu yang tak lama lagi membuat gurunya keluar dari kediamannya Pesisir lincir .
"Baik ,.kita kembali ke rumah Datuk ,aku takut saudara saudara mu mencari mu,dan lagi perut kakek sudah ..?"tak melanjutkan kata katanya Pengemis Tuak.
"Huu..uuh dasar kakek.!"Ha ha ha ha ah ha ha ha "Gerutu candaan Tan Bayau kepada kakek Gurunya yang tertawa terbahak.
Sampan yang melaju kencang itu menjadi pusat perhatian ketika berpapasan dengan sampan lain jeritan dari orang orang yang berada di atasnya.
"Ha .lihat itu ! manusia apa setan"
"sampan terbang!"seseorang yang berada dibelakang,menjawab dari atas perahu kecilnya .
Hampir saja dua orang di atas perahu itu,ingin melompat andai saja merekat tak melihat joran yang berada dibelakang.
"ha ..itu kan sampan Nang cik "
Ya ! tapi kenapa bisa begitu ? kemana dia ? "Terheran keduanya.
Di tepi sungai..
"Terima kasih kisanak !"Ya tuan jawab pemilik sampan.Orang tua yang baru saja berucap,sekejap melesat.Tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami, pemilik sampan ini masih berdiri di tepi sungai.
"Orang itu sungguh sangat sakti ilmunya ? baru saja ia berucap tubuhnya sudah menghilang,tapi.. aku mendapat rezeki darinya,ahg sebaiknya aku pulang,akan aku ceritakan ke istriku hari ini aku tak memasang joran dulu "ucapnya .
Tergesa gesa seseorang berlari.
landasan kayu bersusun rapih,yang pinggiran kanan dan kirinya,jembatan kayu yang memanjang.
Bunga Teratai putih bermekaran yang tumbuh di air rawa rawa sungguh pemandangan indah bagi penghuninya.
Tetapi rumah yang besar dengan pemandangan yang indah itu tidak sembarang orang bisa keluar dan masuk walau hanya sebatas halaman.
"Ada apa ! kakang Panji ?! "
Dua orang anak buah Jambe Jarong mendekat ,bertanya.
Dari jauh dua orang anak buah Jambe Jarong sudah melihat kedatangan Panji Cakra yang berlarian ke arah tempatnya berjaga.
"Adik Rengas aku ingin bertemu ketua ,apa kakang Jambe ada ?!"
Tanya Panji Cakra."Ada kakang Panji ! kakang naiklah ke atas"
Jawabnya,menerangkan kepada Panji Cakra ,orang yang di panggil namanya Rengas"Terima kasih adik Rengas,kakang ke atas dulu "
Yaa ! siap.
Jambe jarong tergesa gesa melangkah melihat dari atas panggung Panji Cakra datang ,gerangan berita apa yang akan ia bawa.
"Adik Panji !!kenapa kau !"Belum saja Panji Cakra naik ke atas papan kayu landasan ruang atas, Jambe Jarong sudah di depan menyambut,dan menanyakannya.
"Kakang Jambe,..belum juga nafas adikmu ini reda ,kakang ingin cepat dapat kabar berita ha ha ah ! sabar kang !"Celetuk canda Panji Cakra ,dengan tawa.
"Baik adik ku,kau minum lah dulu air kendi itu sangat segar ha ha !"
Panji cakra menenggak air kendi terasa dingin di tenggorokannya
setelah dahaganya hilang .
"Kakang aku ada berita penting !"
ucapnya. Berita apa itu adik ku coba kau jelaskan"Jambe Jarong begitu bersemangat.
Sepuluh hari sebelumnya,Panji Cakra menuju kediaman Jambe Jarong.Perkumpulan Tengkorak
Hitam.
"Hei nenek coba kau ramal aku apa aku akan mempunyai istri yang baru !_ha ha ha ha ha ha !"
Orang orang yeng berkerumunan tertawa ,seseorang memintanya untuk meramal.Tapi nenek ini memperdulikan semua orang yang menertawainya.
Nenek Serunting kali memegang tangan orang yang ingin di ramal Di raba telapak tangan kanannya di telusuri garis garis tangannya lalu lalu naik ke siku.
"Ha...kau !"Diam nenek Serunting
matanya yang samar tertutup bola mata yang putih tajam ,tak ada warna hitam dari bola mata nenek Serunting.Tangan nenek ini bergetar ,mungkin ada sesuatu yang di lihat oleh mata batinnya.
"Ada apa nek !! apa aku dapat istri lagi"Ha ha ah ha .Suara tertawa orang orang yang berkerumun melihat tingkah anak muda yang di ramal si nenek.
"Ayo neek ! aku sudah tak sabar ingin tahu nasibku ?"ucapnya lagi.Dahi nenek Serunting seperti berkerut tangannya semakin kuat memegang lengan anak muda ini hingga bergetar.
"Kau....kau...setelah pergi dari sini ajalmu akan segera tiba !"Duughk
Sebuah sepakan kaki kanan dari anak muda mendarat di perut si nenek.Tapi nenek tak sedikitpun bergeming tubuhnya.
Di antara kerumunan banyak orang,Panji Cakra matanya tajam berkedip memandang si nenek .
Ia sudah mengenal lama nama nenek Serunting kali dari gurunya
Nenek Peramal Dewa.
Nenek Yang berada di depan itu bukan orang sembarangan, walau ia buta, tapi kesaktiannya tidak bisa di anggap sepele.
Ilmu Nujum nenek ini terkadang sangat mendekati kebenaran.
"Trrrrrtkkkkkk duarrrr duarr !!"
Berr..... berr....berrrrrr.....berrr !"
Suara Halilintar yang bergemuruh
di barengi kilat yang memercik sinar membias kemerahan,saling susul menyusul,tak lama hujan deras muncul.
Berlarian semua orang orang yang berkerumunan menonton nenek Serunting kali.Hujan deras bak air bah yang turun seketika
"Trrrrrtrkkkk...duarrrr aaaaaa !"
Suara jeritan seseorang yang melolong menyayat hati."Ada orang tersambar petir !!"
Suara teriakan orang orang yang bergerombolan berlari karena hujan.Tak ada satupun orang yang berani mendekat ,hanya melihat dari kejauhan tubuh
seseorang yang masih tergeletak di tanah .
Tiba tiba di langit atas warna kemerahan sekilas menutup awan yang gelap dan hitam.Pertanda alam?.
Apa yang akan terjadi ,tak biasa hujan lebat dengan suara kilat yang bersahutan biasanya awan menjadi gelap.
"Ha...ha ,aha aha ha a....ha ah !"
Suara tertawa nenek Serunting di tengah hujan deras yang mengguyur badan.Bukan berlari mendengar suara Halilintar yang bergemuruh memekakan telinga.Tapi nenek Serunting tertawa kegirangan .
"Akan turun benda Pusaka ,akan turun benda Pusaka ,ha ha ha ah "
Ucapannya seperti orang gila saja, nenek Serunting berteriak teriak, berulang ulang di tengah guyuran hujan deras .
"Apa yang di ucapkannya ? akan turun benda pusaka,pusaka apa ? Pedang orang Tiongkok itu,,!?" Hatinya menerka mencari tahu.Masih berpikir keras,kata kata Ni Serunting Kali,tak sadar ia sampai larut dalam lamunan.
"Apa Pusaka dari negeri seberang itu ?"Berpikir keras Panji Cakra .
"Tapi ,Ni Serunting Kali berulang kali berkata, akan turun benda Pusaka ?"
Ucapnya lagi...
"Haaa...!Ni Serunting ini benar ! Nenek ini seolah dapat melihat masa depan ,orang itu !'Teriaknya. Teringat akan kata kata sebelum turun hujan dan kilat .
Mayat seseorang yang terguyur hujan ,tergeletak masih belum juga ada satupun orang yang mengangkat .Bergidik matanya menatap mayat yang gosong itu.
Panji Cakra yang masih tak jauh dari tempat si nenek, ia berteduh di bawah sebuah batang Randu.
Panji Cakra ingat akan kata kata gurunya sewaktu masih hidup bahwa ucapan Peramal Dewa jangan di anggap sepele.Benar sekali ucapan gurunya dulu. .
"Benarkah itu adik ku ,guru mu dulu berkata demikian ?!"Tanya Jambe Jarong penasaran
"Adik Panji ..aku yakin benda itu ada ! menurut cerita mu,aku pun heran waktu itu kilat dan Halilintar bergemuruh suaranya,membuat jantungku berdebar debar.Tidak seperti biasanya,dan lagi,.."Diam Jambe Jarong dia mengingat ingat kejadian waktu itu.
"Oh ya !!adik Panji aku ingat,ya ! waktu itu, langit sangat berbeda warnanya,seperti merah darah Adik !"Benar sekali kakang Jambe.Panji membenarkan ucapan ketua Tengkorak Hitam yang sudah dianggap kakak angkatnya .
"Adik !Aku percaya ucapan mu dan lagi aku percaya dengan nenek Peramal Dewa itu.
"Rahasiakan berita ini ,dan cari tahu akhir akhir ini ada sesuatu yang menarik perhatian apa saja.kau harus mencari tahu,bila kau butuh, bawa anak buah kita untuk menyelidik tapi,jangan sampai kau cerita hal ini "Berucap rahasia keduanya.
"Baik kakang Jambe !aku ingat akan ucapan kakang"Bagus adik kau pergilah !.
Suasana malam di pulau kemaro yang sunyi.Dua orang di bawah sebuah batang pohon duduk bersebelahan,sinar dari lampu Nelayan yang mengikuti sampan yang terbawa arus yang mengalir ke hilir ,membuat pandangan mata di malam itu mengusir rasa sepi.
Tan Bayau dan Huang sepertinya tak ingin melewatkan malam dengan suasana yang sunyi.
"Kakak...apa,.hubungan kita ini akan berlanjut ?aku mencintaimu kak Bayau,.. tapi.....?
Diam tak berkata kata lagi ia rebahkan badan di dada bidang Kekasihnya Tan Bayau.
"Adik jika adik mengatakan lagi kata kata itu ,hati kakak menjadi sakit "berkata Tan Bayau ,seakan dia tak ingin berpisah dengan wanita yang di cintainya ini.
Tan Bayau peluk erat Huang,di remang malam,remasan tangan yang lembut Huang merangkul di balik bahu,hingga keduanya larut bergumul di gelapnya malam. Berdesah nafasnya saat bibirnya yang merah di kecup dengan lembut.
Remasan jari tangan di dua gunungnya yang sekal, membuat dirinya seakan terbang melayang. Saat remasan jari Tan Bayau dari dua gunungnya itu yang di rasanya ke arah lain ..
Tersadar Huang."Kakak...! sudah,! ucapnya.
Huang cepat dia merapikan bajunya.Lalu ia juga merapikan baju kekasihnya Tan Bayau.
Senyum manisnya yang tersungging di bibir ,tak terlihat di kegelapan malam.
"Kakak...kita kembali ke rumah"Ucap Huang mesra ."Baik lah menjawab Tan Bayau.
Keduanya bergandengan tangan beriringan berjalan seolah tak ingin lagi terpisahkan.
Di balik remang remang malam, seseorang melangkahkan kakinya perlahan lahan memasuki ruangan dalam rumah Datuk.
"Hee,ek..ehk."?
Seandainya terlihat,ada buliran air hangat mengalir keluar dari dua kelopak mata ?.
"Kreeeet..."
Suara derit pintu rumah besar Datuk terbuka,keduanya masuk berpisah di arah berbeda.Malam itu, udaranya yang dingin membuat semua penghuni rumah pulas menunggu datang matahari pagi yang bersinar,seiring waktu yang berputar.
Gubuk tua yang berdiri di atas bukit di bawah kaki gunung Keramat. Seekor anjing berwarna hitam pekat menggonggong tiada henti ,entah binatang ini lapar atau ada sesuatu yang membuatnya menyalak tak henti .
"Keling...diamlah !?"
Suara dari dalam gubuk tua membuat binatang ini tak lagi menyalak"ghuk ghukghhk ghuk!"Kembali anjing itu menggonggong,tapi kali ini kaki binatang ini seperti ingin berlari tetapi seperti ingin mengejar.terkadang mengerang seakan menerkam.
Ghuk.ghuk ghuk ghuk ghuk !! ?"
Anjing ini semakin menyalak gonggongannya"kataku diam!"
Suara seorang wanita dari dalam gubuk tua membentak."Ghuk ghuk ghuk ghuk !"keling ada apa ?
Tiba tiba keluar dari dalam gubuk seorang nenek tua ,tanganya bersandar di sebuah tongkat kayu hitam.Mata orang tua yang bola matanya berwarna putih celingak celinguk seraya telinganya ia tedengkan ingin memastikan ada apa hingga anjingnya menyalaj tiada henti.
Nenek tua ini masih berdiri mematung di depan gubuk tua
di atas bukit ,telinganya yang ia miringkan ke kanan dan kiri memastikan apa ada sesuatu?.
"Sampurasun !!" Siapa ? cepat jawab !!"Kami Ni...aku murid ki kamada namaku Panji Cakra murid tunggalnya,aku bersama kakak angkat ku Kakang Jambe ingin mengunjungi mu nek !"
Panji Cakra langsung cepat ia memperkenalkan dirinya.Jambe Jarong berdiri diam tak berkata membiarkan Panji Cakra saja yang berucap,dia tak ingin nenek ini murka.
Ni serunting Kali tabeatnya yang susah di terka ,jika tak ingin menerima seseorang dia pasti sudah menyuruh pergi tapi kali ini dia tampak berpikir .
"Apa benar kau murid Kamada ?"
Tanya Ni serunting Kali ,seperti nya ia ingin memastikan orang didepan ini murid sahabatnya dulu .
"Benar nek aku muridnya "Cepat menjawab ,selagi nenek ini masih mau meladeni mereka.
"Oh ya nek aku ada pesan dari guruku untuk mu nek "Ucap Panji
Cakra."Apa itu pesannya !cepat kau katakan !!"Surat nek aku tak boleh membuka nya karena ini amanat guruku "jawab Panji Cakra .
"Adik.,apa kau memang benar ada yang kau bawa ? "Berbisik bisik Jambe jarong mengatakan itu .
"Kakang kau diam saja ,aku tak punya cara lain kakang ,kecuali membohonginya,kalau aku tak begini ?,orang tua ini punya sipat aneh .."pelan suara Panji cakra menjawabnya.
Diam Jambe Jarong .
"Baik kau naiklah ke atas aku tunggu di gubuk !"Baik ! neek .H
Hep hep !hiaaak!"Cepat keduanya melesat ke atas bukit ,Nenek ini masuk kedalam gubuk.
Anjing Hitam peliharaan si nenek menggonggong merasa ada orang melesat ke atas gubuk.
"Sampurasun neek.! "Masuklah .
Masuk keduanya,si nenek sudah menunggu.Alas bambu hitam yang kuat di susun di lapisi anyaman tikar dari besetan kulit rotan ,di mana ruangan gubuk kecil si nenek ini duduk,tongkat kayu hitam disebelahnya.
"Ini neek..amanat guruku "Panji Cakra sodorkan sebuah gulungan sebuah kantong air dari kulit domba yang selalu ia bawa .
melotot mata Jambe Jarong tapi ia tak bisa berkata apa apa.Hanya menahan nafas tegang !?
"Aku tak bisa melihat ! kau buka dan baca apa isi surat itu ?!"
Nenek ini berucap."Baik nek ,.aku bacakan amanat guru ku ya neek!
Panji cakra mengambil kantong kulit wadah air seolah membaca isi surat gurunya .
"Sahabat ku Serunting Kali ,aku ingin mengunjungi kediaman mu, sudah lama aku ingin mengajak mu ke tempat ku,dan melupakan semua kehidupan yang pernah kita jalani, bersama mengucilkan diri di tempat ku ,Kamada "
Panji Cakra menunggu reaksi si nenek setelah ia berpura pura membaca isi surat."Masih diam tak ada jawaban yang keluar dari mulut Ni Seru ting Kali.
Jambe Jarong wajahnya tegang Panji Cakra tekan paha kakak angkatnya agar tenang.
Lama dua orang ini menunggu jawaban si nenek.keduanya menatap wajah nenek tua ini tak berkedip !!."Apa benar itu isi surat dari guru mu ,sekarang guru mu itu masih di pulau Rimau ?"Benar neek..itu isi surat guruku neek.
Panji Cakra cepat ia menjawab tanpa keraguan.
"Jadi ,kamada guru mu itu apa ia masih menungguku ?!Tanyanya lagi.Berpikir keras Panji cakra menjawab pertanyaan nenek ini ,
"Sebaiknya akan kukatakan saja bahwa guru sudah tiada ,dan lagi aku tak ingin ia mencari guru ?
nenek ini kesaktian nya tak bisa di anggap main main."Akan aku katakan saja.
"Oh...neek..menyesal sekali neek aku ya g bodoh ini. aku mencari cari tempat mu nek..andai saja aku tidak di antar kakak angkat ku
ini ,tak mungkin aku bisa bertemu dengan mu neek..amanat guru ini, sudah lama aku pegang sebelum guru tiada ia memberikan ini kepadaku neek...'Ucapan Panji Cakra yang seakan akan bersedih ia berkata kepada nenek di depan nya ini.
"Ahhhhg...Kamada..heeek..heek.hhhu huhu...."Ni serunting Kali menangis sedih mendengar bahwa sahabat nya telah pergi ,mungkin ada hubungan lebih dari persahabatan dari keduanya , walau bola matanya tak bisa melihat tapi tetesan linangan air mata nenek ini seperti layaknya orang yang mempunyai bola mata yang normal .
Melihat nenek ini menangis ketika ia mengatakan gurunya telah tiada ,terenyuh hati Panji Cakra
"Maafkan aku guru,aku telah membuat sahabat mu ini bersedih "Dalam hati Panji Cakra meminta maaf ke gurunya yang telah tiada.
Tiga orang dalam gubuk tua membisu tak ada kata kata yang keluar"Kalau sudah tak ada lagi urusan denganku kalian boleh pergi !"Keluar ucapan aneh nenek tua ini.
Cepat cepat Jambe Jarong mencubit paha Panji isyarat agar ia mengatakan maksud tujuan datang ke tempat nenek ini.
"Baiklah neek..kami akan pergi tapi ..neek.apa nenek tidak lapar kakak angkat ku membawakan sesuatu buat nenek,?kata Panji Cakra ,sebuah bungkusan ayam panggang tiga buah yang mereka bawa langsung ia sodorkan ke nenek.
"Kenapa..tidak dari tadi kalian berikan ,aku memang sudah lapar sekali"ucapnya.
Semangat sekali nenek ini meraba raba bungkus daun pohon jati yang didalamnya tiga buah ayam panggang .
"Oh ya ..neekk .kakak ku ini pernah melihat nenek waktu itu ,katanya waktu hujan deras kilat bertubi tubi datang dan Halilintar dengan suara yang begitu menggelegar ,langit berwarna merah kelam,nenek waktu itu katanya,berucap akan datang benda pusaka ,akan datang benda pusaka ,benda apa itu neek ?"Panji Cakra tak ingin berlama lama dan lagi nenek ini mulai kelihatan sifat anehnya .
"Nanti akan aku terawang ,nenek makan dulu !"Ups !hati Jambe Jarong ,hampir saja ia berteriak senang ,kalau saja Panji Cakra tak menahannya .
Dua orang ini hanya mengawasi si nenek memakan ayam panggang,
lahap sekali nenek ini hingga tulang tulang yang masih menempel daging di gerogoti hingga tak bersisa ,baru satu ayam ia makan "Eeegh ..!.
Bangkit si nenek melangkah dari duduknya ,di samping kanan sebuah kendi air minum di raba
di minum ,eegh suara bedehek si nenek ,tak kuat lagi mamakan ayam panggang yang masih tersisa dua buah .
"Kalian tunggulah sebentar aku akan mengambil bunga di depan"
Baik nek !.
Berdiri di bantu tongkat hitamnya berjalan keluar gubuk.Selang tak begitu lama si nenek kembali masuk ,bunga bunga hijau dan putih dua buah kendi dengan lubang di atas, satu kecil dan satunya besar di kepit ketiak kiri,tangan kanan nenek meraba raba di belakang pintu gubuk mencari sesuatu tak lama nenek menemukan apa yang di carinya.
"Anak muda tolong kau hidupkan batu api ini ,dan kau bakarlah ini !?"Baik nek .Panji Cakra memantjk batu putih,api menyala seperti kata si nenek membakar benda kecil yang di berikan si nenek tadi.
Aroma tak sedap keluar,andai saja tak sangat perlu,keduanya seperti akan mua perut ,aroma kemenyan yang di bakar itu membuat kepala menyut pusing.
Kembang kantil ,bunga melati bunga kamboja di dalam kendi yang berisi air tangan si nenek pelan pelan masuk mulutnya komat kamit membaca mantera.
"Tunjuk kan ..! tunjukan itu ? kepadaku ! "
Berulang kali Ni serunting kali mengucapkan mantera mantera itu.Dua orang di depannya hanya melihat memperhatikan tubuh si nenek yang mulai bergetar tubuhnya ,wajah yang mengerut dahinya tampak berkeringat.
Semakin lama tubuh si nenek semakin bergetar hingga alas tempat mereka duduk bergoyang.
"Brak !duar !!!.....
Kendi di hadapan si nenek pecah air muncrat hingga asap bakaran kemenyan mati ,si nenek hampir saja terjengkang andai dinding dibelakang tempat nya duduk tak kuat menahan goncangan tubuh tua si nenek.
"haaah ,...haaaah ha ...!
"Naga ,empat naga akan datang !
Ucap si nenek ,wajah nenek pucat pasi ,seperti ia bertemu musuh yang sangat hebat.
"Apa neek..!!? apa yang nenek lihat ? katakan neek!"tanya Panji yang terkejut,dengan apa yang baru saja dia lihat.
"Empat Penguasa naga akan datang ,kalian pergi ! kalian pergi aku tak bisa ! mereka hidup ribuan tahun yang lalu ,mereka kekal mereka adalah roh.Kata kata si nenek dengan mimik wajah yang ketakutan.
Kengerian wajah Ni Serunting kali yang pucat pasi ,membuat dua orang ini bergidik.Tak menyangka apa yang di terawang nenek tua ini.Keduanya tak ingin memaksa lagi untuk mencari tahu benda pusaka yang di ucapkan nenek itu.
"Baiklah neek..kami pergi ,terima kasih nenek sudah menerawang memberitahu kami "Panji Cakra berkata dengan si nenek.Diam tak menjawab ucapannya panji Cakra Jambe Jarong keluar dari gubuk kecil Ni Serunting Kali.
Malam itu rintik hujan kecil tak berhenti jatuh dari langit udara dingin menusuk tulang ,api di depan gubuk tua yang di atasnya sebuah pedapuran tempat biasa Ni Serunting kali memasak air, sengaja nenek tua ini tak mematikannya.
Anjing hitam binatang peliharaan ini biasa tidur di pedapuran itu.
Tiba tiba ,anjing mendengus mata binatang ini seperti ada sesuatu membuatnya terbangun ,naluri binatang ini seperti ada sesuatu seketika anjing ini menyalak !!.
"Ghuk ghuk gyhuk ghuk ghuk!!"
Tak berhenti menyalak anjing ini
"Arrrrrrrrrrrrrrggg !!!!Arrrrtrggggh!"
Tergesa gesa langkah kaki Ni Serunting Kali,tangannya meraba raba.Suara dari luar gubuk di malam yang gelap gulita.Api obor di depan gubuk padam.Sinar merah berbalutkan asap seperti gumpalan awan.
Ni Serunting membuka pintu gubuk sinar merah menerpa wajahnya."Arrrrrrghh !arrrrrrrghh Arghhhh."Andai matanya melihat kengerian yang ada di depannya,
Dua bola mata yang sangat besar merah, seperti api menatapnya, gumpalan yang meliuk liuk yang terbang di depan.Wujud Roh ular naga merah yang menyeramkan muncul .
"Tidak !!tidak..jangan ! aku tak lagi mengganggu ketentraman mu pergilah !!pergi !"Ni Serunting Kali berteriak teriak ketakutan.
Lemas sendi sendinya gemetar, nenek ini berpegangan di tiang gubuk,sinar bola mata Naga merah yang berhawa panas menerpa wajah.Air tak terasa mengalir dari bawah pakaian hitamnya.
"Manusia !! kau jangan mencoba memasuki alam kami !! Arrrrrggg Arrrrrrrgggh "Tidak ! aku tidak lagi mengganggu mu.Suara gemetar Ni Serunting Kali.
"Blesss ...bleep.
Gumpalan awan asap menghilang Ni serunting Kali terduduk lemas.Tak menyangka malam itu Roh penguasa Naga merah muncul.
Ingat akan terawanganya siang tadi,Mata empat naga yang berwarna merah ,hitam ,biru ,dan hijau, seolah olah semuanya akan menerkam hingga kendi tempat ia biasa menerawang pecah.
Masih terduduk diam nenek ini, anjing hitam peliharaannya itu mendekat menjilati kakinya.
Binatang ini tahu tuanya baru mengalami kejadian menyeramkan.
"Pirasatku benar,mereka pasti datang aku sudah yakin ,aku salah ,aku memang yang salah."ucapnya .
Tak lama ia bangkit nenek ini masuk kedalam gubuk anjing hitamnya juga mengikuti.Si nenek sengaja membiarkan masuk .
Sunyi gelap gulita api obor yang biasa buat penerangan si nenek di gubuknya, tak lagi menyala.Sinar Bulan yang terang setelah hujan rintik berhenti,si nenek bersama anjing hitamnya menunggu pagi menyongsong matahari terbit.
Pagi itu ketika sinar matahari mulai menampakkan kehangatan
Seperti biasa Datuk Tambat Rajo menyuruh agar semua yang di obati nya, agar berjalan keluar menghangatkan badan.
Tan mayan ,Tan Pati,Tan suding mereka bertiga terlihat berjalan beriringan berbincang sesekali suara tawa ketiga terdengar.
Liu Sheng Yun dan istrinya yang selalu ada mendampingi ,juga Kumara jingga yang selalu di temani pemuda bisu kakak angkatnya.
Suami istri Tiongkok terlihat berjalan mendekati batu merah, yang masih tergeletak di samping Rumah Datuk.Batu merah yang tergeletak itu.,di pandang dengan seksama ,mata liu Sheng yun tak berkedip seperti ada sesuatu yang di ingat ?"
"Adik Oey kau ingat tidak ? guru pernah bercerita tentang benda langit yang jatuh ?"tanya Liu kepada istrinya.
Diam berpikir dahinya mengerut Oey liong An mengingat ucapan suaminya."Rasanya aku tak ingat koh. tapi ...aku sedikit yang ku ingat Pedang bulan sabit itu di buat dari benda langit ? kalau aku tak salah ingat ?"Ya ! benar itu istriku,lao tek wong nama leluhur perguruan kita ,yang seorang ahli pandai besi yang membuatnya.
Liu Sheng Yun kembali ia menceritakan asal usul Pedang Pusaka yang di curi dari nya itu .
"Adik Oey, waktu itu guru bercerita Pusaka Bulan Sabit peninggalan leluhur dari perguruan Angsa putih itu ,di buat oleh generasi pertama dari sebelas generasi perguruan, dan kita adalah generasi terakhir "
Liu Sheng menceritakan kepada istrinya karena kemiripan benda yang tergeletak itu,sama dengan yang pernah di ceritakan guru mereka waktu itu.
"Oh...mungkin benar koh ini.. benda langka !? tapi...pemuda itu yang kesaktiannya begitu hebat tak bisa memadamkan asap panas benda ini koh...?'ucapnya heran.
"Guru pernah cerita kepada kokoh waktu itu,leluhur lao tek wong tiap hari di bantu para leluhur lain menyiapkan inti es untuk memadamkannya."cerita liu lagi mengingat apa yang ia dengar dari guru mereka.
"Tapi.. koh di mana ? di sini tak ada salju ?"ucap Oey liong An.
Seandainya ada ? mungkin kita bisa mengganti Pedang leluhur kita itu dengan Pedang dari benda itu ?!"Berkata Liu.
"Apa kokoh yakin ?!"Entahlah ..?
Kedua suami istri ini ,masih terus menatap" Plak heei ,kakak ! tidak berjemur ?!"Tepukan di bahunya mengagetkan Liu Sheng Yun Paling kan wajah _"kalian ?! "
Tiga pemuda berdiri di samping keduaya.
"Ohhh...ya..ya .kami baru saja dari berjemur tak sengaja kami berjalan ke sini ,benda ini ?"Ada apa dengan benda itu ? "Tanya Tan Mayan.ketiga pemuda yang baru saja mendekati suami istri ini.
Kebersamaan terjalin di antara mereka.Andai tak mengalami luka dalam yang sama, tak mungkin mereka bisa berkumpul di pulau kemaro tempat Pemuda kembar Kumara Jingga dan Kum iaara Wungu .
"kalian di sini rupanya ?"Kakak ..
Tan Patih langsung menyapa Kakaknya Tan Bayau yang tiba tiba datang."Kami bersama kakak kakak ini membicarakan benda itu mungkin kakak kakak ini tahu caranya ?"Berkata Tan Mayan lagi .
"Oh baguslah , kalau kakak kakak ini bisa ?!"Jawab Tan Bayau .
Oh .tidak ! kami tak bisa ,hanya saja kami pernah di ceritakan oleh guru kami ,tentang benda yang mirip seperti batu ini "
Liu Sheng Yun , berkata benda yang tergeletak itu sama persis seperti apa yang ia dengar dari gurunya ."Coba ,akan kita siram air ? "Tan Pati menyela.
"Ha ha ha ha ....ha ha ha ha "
Semuanya tertawa,Tan Pati Diam malu ,ucapan nya tadi .
"Benar ,apa yang di ucapkan adik ini tadi ,guruku pernah bercerita tapi....tidak di siram air hanya saja caranya yang berbeda ,uap panas benda itu tak akan padam walau di siram air yang banyak ?"kata kata Liu Sheng ,sedikit membuat Tan Pati tak kehilangan muka .
"Bagaimana caranya kak ? "
"Adik Tan Bayau ,leluhur kami Lao Tek wong !pembuat Padang yang hilang itu , leluhur kami itu dan leluhur lain nya bersama sama menyiapkan inti es ,benda itu di kubur saat dingin di tempa ,lalu benda itu panas kembali ,saat panas kembali para leluhur kami membalut benda itu dengan inti es,seterusnya berulang ulang "
Liu Sheng Yun ,menceritakan asal muasal Pedang Pusaka leluhur perguruannya dengan gamblang .
Kemudian Orang Tiongkok ini ia berkata lagi .
*Adik Tan Bayau..Pedang Pusaka Leluhur kami waktu itu mereka tak terpikirkan akan gagang pedang ?Hingga salah satu dari leluhur sudah menyiapkan gagang ,tapi gagang kayu hitam yang teramat keras terbakar ?"ucapnya lagi .
"Jadi...leluhur kakak membuat nya dari apa ? Tanya Tan Pati penasaran dengan cerita Kakak dari negeri Tiongkok ini .
"Para leluhur kami itu dengan susah payah ,menempa pedang itu dari gagang hingga pedang semuanya dari benda itu ,hingga menjadi sebuah Pedang Pusaka Yaang teramat tajam ,dan lagi mempunyai jiwa ,mungkin karena benda itu di kerjakan beramai ramai ?!"Berkata takjub Liu Sheng Yun.
Tan Bayau dan saudara saudara seperguruan sampai ternganga mendengar cerita Liu Sheng Yun.
"Oh ..pantas saja pedang Kakak itu punya hawa kekuatan dahsyat sekali " Tapi adik aku kagum akan kesaktian mu ,ilmu gingkangmu luar biasa."Ucapan Liu Sheng yang menjawab kata kata Tan Bayau.
"Ah ..biasa saja kakak ,..kakak terlalu memujiku ..he he he ....."
Tan Bayau tertawa kecil ucapan Liu Sheng Yun yang memujinya .
"Jadi Bagaiman cara kita ? di sini tak ada Salju ? "Berucap Tan Suding yang sedari tadi ia hanya mendengarkan ."Tadi aku baru bercerita dengan istriku ,di sini tak ada inti es ,tapi ..aku rasa ada cara lain ?"Apa itu kak?katakan kepada kami,Tan Bayau sontak ia bertanya "
"Dengan Hawa tenaga dalam dingin ?"ucap Liu Sheng Yun.
Terdiam semua pemuda murid Datuk Bayung lincir.Siapa ?berpikir dalam hati semua anak muda ini.Diam membisu ,tak ada lagi kata kata yang terucap.
"kakak Bayau,aku akan mencoba nya "Apa !! kau belum pulih benar adik ?!"Terkejut Tan Bayau ,Tan Mayan berucap akan mencoba.
Rasanya tubuhku sudah agak baikan ,hanya tenaga dalam ku belum pulih benar kak ,tapi aku akan coba Kak..?!"Tan Mayan agak memaksa dari ucapan ke kakak seperguruannya.
"Tapi ...adik ! kau bila tak sanggup cepat kau hentikan ,jangan kau paksakan,kakak khawatir akan kondisi mu !" Tan Bayau dari ucapan nya ,ia sangat perhatian dengan adik adiknya .
"Aku kagum sekali dengan pemuda ini,pantas adik adiknya segan kepadanya "Dalam hati Liu Sheng Yun berucap.dia merasa takjub bukan hanya Ilmu kesaktian pemuda ini,tapi juga sifat nya yang baik.
"Baik lah adik ! kakak izinkan "
Tan Bayau berkata kepada Tan Mayan.Setelah kakaknya Tan Bayau memberinya izin.mulai bersiap siap Tan Mayan ,semua mata memandang ke arah Tan Mayan ?"
"Hep ! Hep !...Hep ! Hep ..hiaa"
Kedua Tangan Tan Mayan bergerak menyibak dari bawah ke atas, mengerahkan tenaga dalam, Wajah Tan Mayan mulai terlihat menegang semakin cepat kedua tangannya bergerak !.
"Hiaaaa....!!"trrrtkkkkk ,crat crat "
Tiba tiba air sungai melayang bak rintik rintik hujan ,bermencratan Seolah ada yang menarik ke atas.Tegang wajah Tan Mayan.
"Hep !! hep !! hiaaaak !"Teriakan Tan Mayan.
Air membentuk seperti awan berputar putar,semakin lama semakin membesar seperti bola,Air yang seperti bola tiba tiba melesat ke arah benda merah yang mengeluarkan asap !
"Brussh...! berrr !besss.bessss !
Suara seperti api tersiram air,
Tan Mayan masih menegang wajahnya.Kembali ia kerahkan tenaga dalam hampir melebihi setengah tenaga dalam.
"Berrrr.. berrrr...brush brush !"
kali ini bola air seperti mengubur benda merah itu hingga tak terlihat."Berhasil ! Adik Mayan kau berhasil !"Berteriak Tan Bayau.
Tan Mayan masih menguasai air itu agar tetap mengurung benda merah itu ,asap tak lagi mengepul.
"Haiaa...haaak. !"
Tan Mayan tarik hawa tenaga dalamnya.Terengah engah nafas Pemuda ini, sewaktu ia akan memulihkan hawa tenaga murninya yang terkuras.Cepat ia singkapkan kedua tangan di depan dada ,menghisap udara memulihkan hawa murni tenaga dalam.Di lihatnya benda merah itu masih terkurung air yang mengeras.
"Berhasil !! "Ucapnya !.
Semua berteriak kegirangan melihat Tan Mayan dengan ilmu Tirta Geni ,menyibak air dalam kolam menyerap inti lawan.Jurus Roh Siluman air dari kitab pemanggil arwah yang di gunakan Tan Mayan.
"Kakak...lihat !!? "Telunjuk Tan Suding mengarah benda merah itu.Air yang mengeras yang mengurung seperti mencair lama kelamaan warna merah mulai terlihat lagi.
"Ada apa di luar sana ?,seperti orang berteriak ?!"Telinga Datuk mendengar suara yang ramai sekali di luar rumah .
Tergesa gesa langkah kaki Datuk Tambat Rajo bersama anak angkatnya keluar."Anak anak ada apa ?"Tanya Datuk .
"Ini Datuk...benda itu ?!Jawab Tan Bayau menunjuk benda merah yang mulai melumer.Terkejut Datuk melihat benda di samping rumahnya terkurung air yang mengeras ,di lihatnya mulai melumer .
"Maaf...Adik adik ,Datuk menurutku ,benda itu akan seperti semula jika tak terus menerus di kurung dalam dingin sebelum benda itu melumer "
ucapnya lagi.
"Harus cepat di tempa ,ketika mulai panasi,adik menguasai jurus tadi mengurung benda itu" Berucap sopan Liu Sheng Yun menerangkan.
"Oh....begitu,,di belakang rumah Datuk ada ,tempat biasa Datuk buat alat alat buat bercocok tanam ,lengkap ,mungkin benda itu berjodoh dengan salah satu dari kalian ?Datuk mengizinkan kalian "ucap Datuk .
'Terima kasih Datuk ,kami sudah banyak merepotkan Datuk."Berucap Liu Sheng Yun.
"Ya ..kami jug Datuk..kami sangat berterima kasih ,berkat bantuan Datuk yang tak sungkan sungkan sekian lama kami di sini ,..Datuk masih tak bosan mengobati kami"
Tan Mayan berucap "Ya !Datuk kami semua berterima kasih "Tan Bayau menyambung ucapan adik adiknya.
Semuanya menghormati Datuk Tambat Rajo,terlihat wajah Datuk seperti akan meneteskan air mata
"Ya .anak anak ku ,Datuk juga mengucapkan terima kasih ,berkat kalian cucuku bisa selamat dan lagi,sudah menjadi keharusan kita saling tolong menolong"Jawab Datuk ,serak suaranya menahan rasa sedih.
"Anak anak ku ,ini adalah ramuan Datuk yang terakhir kali ?Datuk rasa kalian sudah pulih "terima kasih Datuk.Serempak menjawab
"Anak ku..ambilkan ramuannya "
Datuk Tambat Rajo ,dengan kata dan isyarat berkata.
"Aaa,...uuuuuu...aaaa...
Mengerti akan ucapan Datuk anak angkat Datuk ini ,masuk kedalam rumah ,tak lama sebuah rebusan air masih hangat asap masih mengepul dari wajan tanah liat .
Perkakas yang di buat Datuk sendiri .
"Minumlah ,selagi hangat ,setelah itu beristirahat lah ,mudahan obat ramuan yang terakhir Datuk buat ini akan menyembuhkan semua luka dalam kalian "Baik !Datuk selagi lagi kami ucapkan terima kasih ,budi baik Datuk akan kami ingat sampai umur melepas raga kami .
Tan Bayau kali ini berucap mewakili adik adiknya ,tak lama mereka semua meminum obat Ramuan Datuk.
"Oh ya Datuk Izinkan kami ..benda itu,.. apakah ? Datuk "Oh ..Datuk sudah tak menginginkan benda itu ,kalian jangan ragu "Ucapnya
kepada Tan Bayau ,Yang ragu tak melanjutkan kata katanya,tapi Ia tahu akan arah kata kata pemuda di depannya .
"Terima kasih Datuk !"jawab Tan Bayau."Kakek kemana ?sedari tadi aku tak melihatnya !.apa,.Kakek tidur di kamar ? " mencari cari mata Tan Bayau menatap ke arah batang besar ,biasa kakeknya ini berleha leha sembari melihat lihat
lalu lalang perahu kecil yang lewat sungai.
"Hiaa ...aaa..! Hep Hep haa !"
"Cukup cucuku ! "Baik Kakek !Nilam suri berucap.Menarik nafas Nilam Suri ,rupanya cucu dan kekek ini ,berada di balik pulau Kemaro.Pengemis Tuak diam diam ia melatih cucu muridnya Nilam Suri ,tak ingin ada yang melihat ,sengaja pengemis Tuak mengajak jalan jalan.Rupanya selama di pulau Pengemis Tuak menghilangkan rasa bosan ia menyusuri keadaan pulau.
"Kakek ! aku heran ,Kakek tahu tempat yang sepi ini ? "He he he
Kakek mu ini seorang petualang
Kakek bosan ,duduk,tidur ,makan Tak sengaja Kakek jalan jalan ,
kemudian Kakek melihat tempat ini ?"Ucapnya ke Nilam .
"Huuuu...pinter sekali, Kakek .
Diam diam menyelidik ,pulau ini "
he he ..ya sudah ! sebaiknya Kita cepat kembali takut kakak kakak mu mencari !"Benar keek.hayo keeek..
"Hep Hep Hep Hep hia hia ..!
Dua orang ini melesat ,tubuh kedua orang ini seakan melompat lompat dari atas dahan dahan semak belukar liar ,bak burung yang hinggap dan terbang dari satu dahan ke dahan lain.
"Hayo...kejar aku keeek..!"Teriak Nilam kepada kakeknya.Gadis ini melesat bak kilat ,ilmu jurus Pemecah Raga ia gunakan di barengi ilmu meringankan tubuh.
Lesatan tubuhnya seakan kaki gadis ini tak menginjak lagi di dedaunan dan dahan
"Hep ,haia...! baik ..! akan Kakek kejar !"berucap pengemis Tuak.
"Tap...! tap...! tap ..!.tap ..!"
Satu ,dua ,tiga ,empat lompatan Pengemis Tuak melewati bayang bayang Tubuh Nilam yang seperti ada dua tubuh yang melayang layang."Ha ...Kakek...!?"Teriaknya
"ha ha ha ha ha ...!"
Suara tertawa Pengemis Tuak bersamaan tubuhnya, menghilang meninggalkan Nilam Suri.Merasa Kakek gurunya mengerjai dan meninggalkan dia sendirian berlarian di atas dahan dahan dedaunan semak belukar .Keluar sifatnya yang ke Kanak Kanakan.
"kakeeeeek ! awaas ya!!"berteriak Nilam Suri.
Matahari mulai temaram ,tak lagi memancarkan sinarnya ,malam pun menjelang.Di ruangan besar rumah Datuk Tambat Rajo.
"Hayo ,di makan jangan hanya di lihat !"Datuk duduk bersandar di depan kamarnya yang berada di ruangan tengah.malam ini entah mengapa banyak sekali hidangan makanan di ruangan tengah.
"Banyak sekali ?siapa ini ,Datuk yang membuatnya ?!"Terkejut makanan yang begitu banyak.Oey liong An.Bertanya.
"Ini dari beberapa orang sekitar sini ?"berucap lagi Datuk .
Semua makanan yang terhidang banyak di ruangan tengah ,entah darimana ,anak angkat Datuk juga tak tahu siapa orang yang telah memberikannya .Datuk biasa mendapat kiriman makanan dan terkadang hasil bercocok tanam
"Oh ?begitu pantas saja ..mungkin orang orang yang pernah Datuk obati ,,yang mengirimkannya ?!"
Menerka ,Oey Liong An berkata kepada Datuk.
Ya ,..mungkin saja ,tapi memang biasa ,Datuk tiba tiba banyak di antar makanan juga buah dan hasil tanaman ,padahal Datuk tak pernah meminta..."berucap lagi Datuk Tambat Rajo
Di terangi obor yang tertutup perkakas dari negeri Tiongkok,hingga sinar lampu obor di ruang tengah Rumah Datuk yang besar .
Para anak anak muda juga Kakek guru murid murid Datuk Bayung lincir.malam itu seakan pesta kecil ,suara tawa yang terdengar meriah hingga larut, krikk ,krikkk.
Tung, tung ,jangkrik dan katak suara penghuni malam beriring iringan, hingga suara tertawa orang orang dalam ruang tengah rumah Datuk,tak terdengar lagi berganti suara penguasa malam .