Sebelum aku bertemu june, aku diam diam bertemu dengan ayahnya yaitu paman karla, aku membicarakan perihal hutang yang waktu itu june sebutkan, aku meminta waktu kepada paman yang agak panjang supaya bisa melunasi nya. paman menghela nafas, "kau pasti banyak mendapat tekanan dari june, bukan? sekar, paman tak berniat menagih hutang itu, paman berinvestasi karena menyukai apa yang di kerjakan kaksk mu. dari pada itu ada hal yang ingin paman bicarakan kepadamu, jangan kaget dan dengar baik baik ya". ujar paman sambil menatap ku lembut.
sementara itu, saat ini aku yang sudah berada dalam mobil june cepat menyadarkan diri tentang apa yang ibgin aku katakan. "kau sedang apa disini?" tanya june padaku yang sedari tadi diam memikirkan apa yang ingin ku katakan. "bukankah sudah jelas june yang maha agung, aku disini bekerja".
"aku tanya kenapa mahasiswa yang seharusnya fokus belajar malah membuat cocktail disini", seolah june belom puas dengan jawabanku. "karena cita cita ku adalah mixologist". jawabku dengan mantap. mixologist adalah orang yang menciptakan kreasi minuman tersebut lengkap dengan cerita, sejarah, dan filosofi nya, sedangkan bartender umumnya menghidangkan minuman yang resep resep nya telah ada, termasuk karya mixologist.
"aku ingin membuat cocktail dan mengembangkan nya" . aku dengan bangga mengatakan nya, dan june hanya menatapku seolah tak apa yang aku katakan tak cukup meyakinkan. "hah, jangan menatap seperti itu, ini jelas adalah jenis pekerjaan spesialis yang menjanjikan". aku mengatakan nya dengan bangga sambil menyilang kan tangan ku di dada. "apa kakek tahu kau kerja disini"?. "kau gila ya? jika kakek tahu dia bisa pingsan". aku tahu kakek tak akan membiarkan ku bekerja di tempat seperti ini, tapi ini lah yang aku sukai dan aku sudah cukup menguasai nya. june bilang aku harus berhenti sebelum kakek pingsan, tentu saja aku tidak mau, aku hanya harus menyembunyikan nya dari kakek. "jadi kau akan terus bekerja disini?" tanya june. "tentu saja, kau hanya tinggal pura pura tidak tahu, lagi pula kau tidak akan mengadu seperti laki laki bermulut ringan kan,ya kan? ya?"rengek ku. "Hah, sekar", panggilan june padaku sambil sedikit memijit kepalanya seperti nya dia pusing dengan pekerjaan nya di tambah rengek an ku. tapi aku tak peduli, aku benar2 kesal saat pertama kali bertemu dia sudah memperlakukan ku seperti anak kecil dan memanggil ku bocah, lalu tiba tiba melamar. setelah itu mengancam dengan menggunakan hutang kakek. laki laki yang malah menghilang seminggu setalah berbicara sepihak begitu, memangnya pantas untuk ikut campur, hah? aku benar benar kesal kali ini. "kau sudah terlanjur bicara jadi coba lanjut kan, kalau kau sudah melamar harusnya kau jaga sopan santung dong. padahal keliatannya kau lagi senang'senang sama cewe lain tuh, meskipun begitu kau masih sibuk ikut campur urusan orang lain rupanya". "kapan aku senang senang?, aku minta maaf karena ikut campur, aku bukannya meremehkan cita cita mu, aku mengatakannya karena sepertinya kakek tidak akan suka kalau kau bekerja di bar, selian bar pun masih banyak tempat lain untuk bekerja" jawabnya. "apa kau tahu?, skandal seksual di perusahaan biasa lebih sering terjadi dari pada di bar kami 'serendipity', manajer akan mengusir tamu mabuk yang membuat kekacauan, kalau ada tamu yang ingin mendekati bartender, mereka tidak mengancam dengan pangkat tapi justru menyesuaikan diri. lalu untuk menerima atau menolak secukupnya adalah penilaian si bartender. bar kami juga lebih terkenal cocktail nya dari pada liquor/sejenis vodka atau minuma keras lainnya. pelanggan yang datang juga lebih banyak perempuan dari pada laki laki, dan lagi ada banyak pasangan juga. kau masih saja berpikir tempat ini lebih berbahaya daripada perusahaan?, pekerjaan ku adalah membuat cocktail dan mengembangkan rasa baru. dan lagi ada kakak kakak cantik sebanyak itu, bukankah laki laki yang akan mendekati ku sudah gila?, june lihat baik baik aku sedikit memajukan wajah ku, "apa kata kata ku ada yang salah" june terdiam seperti nya dia mendengar kan ku dengan sungguh sungguh dan bahkan wajahnya sedikit memerah. "kau mau aku melihat apa? tidak ada yang bisa di lihat tuh" ucapnya sambil memalingkan wajah nya. "pokoknya kau jawab saja mengenai lamaran ku" terusnya. "aku menolak" tegasku. "lalu apa kau akan berikan surat itu?", "itu juga ga akan ku kasih" aku yang masih memasang wajah kaku, yah aku bisa menjawab seyakin ini karena hutang yang june katakan untuk mengancam ku akan di kembalikan oleh paman Karla, jadi tentu saja tidak ada alasan untuk ku untuk menikah dengan nya dam memberikan surat itu. kurasana aku sudah mengatakan apa yang harus ku katakan lebih baik aku cepat pergi dari sini. "kalau begitu aku pergi dulu" ucapku sambil tergesa gesa membuka pintu mobil dan kabur.
"aku pulang". tak ada yang menjawab seperti nya kakek masih belom pulang. aku bergegas menuju kamar mandi karna rasanya hari ini benar benar melelahkan. di bawah guyuran air yang membasahi tubuhku aku terungat pembicaraan ku dengan paman karla tempo lalu. kakek mengalami demensia, hasil diagnosa nya sudag keluar beberapa bulan yang lalu tapi aku bahkan tidak mengetahui nya karna paman takut aku akan khawatir, paman bilang memang masih tahap awal, jadi tidak perlu terlalu khawatir. aku menangis saat itu juga, paman paham perasaanku dia bilang dia sudah mencari panti jompo terkenal untuk perawatan kakek, dan aku hanya perlu bertahan seperti sekarang, sering tersenyum dan hidup dengan semangat. yang membuat ku sedikit terkejut adalah paman mengetahui pekerjaan ku dia berpesan agar kakek jangan sampai mengetahuinya dengan kondisi yang sekarang kakek pasti akan syok. sudah 12 tahun aku di jaga oleh paman, dan paman sangat paham tentang diriku bahkan pekerjaan ku, aku beruntung karna paman selalu memperlakukan ku seperti anaknya sendiri dan paman berjanji akan terus menjaga ku kedepannya. tidak ada yang bisa kulakukan untuk paman, tapi satu permintaan paman yang membuat ku ragu, dia ingin aku menikah dengan june. ya kalau di hitung hitung aku memang tidak rugi dengan pernikahan ini, dia tampan, mapan, dan yang pasti dia bisa mengembalikan seluruh hutang kakek, dan juga mengabulkan permintaan kakek. Tapi aku tidak bisa langsung setuju dengan permintaan june, dia meremehkan kan aku makanya dia menawarkan pernikahan kontrak, tapi tentu saja aku tidak segampang itu tahu. aku lah yang akan memegang kendali atas pernikahan ini tawa ku dalam hati. ah aku ngga bawa baju, aku baru tersadar ketika setelah selesai mandi, ya sudahlah toh di rumah hanya aku sendiri. aku bergegas keluar pintu, kulihat di luar seperti ada bayangan seseorang, apa kakek sudah pulang batinku. tapi kakek tidak setinggi itu, "hah apa itu pencuri. aku begegas menutup kembali pintu kamarku, astaga aku lupa jika pintu kamar mandi ini rusak dan gabisa di kunci. jnagan panik Sekar aku hanya perlu menyerang nya tiba tiba, aku menyiap kan senjataku yaitu gayung aku membuka kamar mandi dan siap memukulnya tapi ternyata aku justru jatuh ke pelukan nya.