Bagaimana june, dengan uang yang aku tawarkan tadi, apa kau mau menikah dengan ku?aku ingin mengembalikan ucapan yang pernah dia katakan padaku, dia masih diam sedangkan aku masih menunggu responnya. "apa ayah ku memberi mu banyak uang? tapi maaf sekar aku tidak tertarik dengan uang Karena aku sudah punya banyak. bagaimana jika kau menwarkan yang lain supaya aku tertarik. wah bukannya june menganggap aku seperti jalang dengan bicara begitu, dia selalu berhasil membuat ku kesal.
"lalu bagaimana dengan ini? aku sambil menyodorkan selembar kertas. "apa kau tetap tidak terta. .? belom senpat aku menyelesaikan bicara ku dia terlihat marah sambil ingin merebut kertas itu, pandangannya berubah, ternyata benar kertas ini sangat penting baginya. "sekar, kau sangat licik, aku sampai ingin memuji mu" june sambil menggertak kan giginya. "apa kau sebegitu inginnya menikah dengan ku, kalau tau begini kenapa kau sok menolak segala?" lanjutnya dengan senyuman yang menyebalkan. pipiku sedikit memerah karena malu. "15 cm adalah jarak yang pas membuat ciuman pertama untuk pasangan yang akan menikah bukan?" ucap june tanpa berkedip. jantung ku berdegup kencang tanpa sadar aku memejamkan mata, tapi dia tak memulainya. aku mecoba membuka mata ku ternyata dia sedang memperhatikan ku sambil tersenyum. "hmmm" june menyeringai. sial aku kena lagi batin ku. "cepat menyingkir dari hadapan ku selagi aku masih bicara baik baik". kali ini dia tak bisa ku maafkan. "harus nya aku benar benar mencium . . ku injak kaki nya sebelum june menyelesaikan perkataannya.
"dibilangin minggir ya minggir, kenapa kau masih ada disini" bentak ku. "sekar kau belajar seperti ini dari siapa sih" june yang masih kesakitan dan hampir menangis, aku benar-benar puas melihat ekspresi nya itu. "itu tidak perlu belajar, bukan kah yang seperti itu ada lah insting wanita ketika menggunakan heels dan menghadapi pria yang mesum dan jahat, lalu jika kau tidak mau mencium betulan jangan menyodorkan bibir mu seperti itu, orang akan menganggap mu gampangan". rasanya hidung ku saat ini akan memanjang jarena kesombongan ku. belom apa apa aku sudah lelah duluan, aku ingin berbicara serius karena ada pembicaraan yang harus kita selesaikan. june berdiri, kukira dia akan pergi ternyata dia melepas jas nya dan menyuruh ku mengikat di pinggang, karena drees yang ku kenakan memang lumayan pendek. aku juga heran kenapa kebanyakan wanita suka mengenakan pakaian seperti ini sih, bukan kah ini tidak nyaman, karena itu aku ingin segera menyelesaikan ini dan segera pulang. ku perhatikan bukankah june benar-benar punya mulut yang manis, dia bahkan memperhatikan tumit ku yang terluka karena menggunakan hak tinggi, dia bersiap akan menangkap ku ketika aku terjatuh dan akan menangkap ku dengan keren, celotehnya. yah june adalah pria yang akan memenangkan piala Oscar dengan bakat nya itu. "surat kontrak 12 tahun yang lalu, villa di puncak, surat kepemilikan pelayan akan kau berikan semua setelah kita menikah? tanya june yang seperti masih tak percaya, dia bilang ini seperti dejavu, tidak june ini bukan dejavu tapi aku adalah atasan dan kau bawahan. "kalau aku tidak mau" ucap june dengan santai. tentu saja aku sudah menyiapkan rencana yang matang sebelum datang kesini, jika dia tidak menyetujui nya villa yang ada di puncak aku akan menjualnya dengan harga yang murah atau menghancurkan nya lalu aku akan membangun mansion yang mewah. "apa kau punya uang untuk melakukannya". "katanya villa itu harganya 350 miliar". villa yang di sukai oleh ibu, tempat dimana aku mengingat sosok ibu dalam ingatan ku satu satu nya. aku tak akan rela siapapun menyentuh villa itu. "memang ayah ku akan memberikan mu nerapa, aku akan memberikan lebih untukmu". ucap june dengan yakin. "akan aku pikirkan kalau kau memberikan seluruh hartamu" jawabku dengan santai. "wah skala nya besar juga" .
Bukankah aku harus meminta setidaknya segitu untuk tidak mengkhianati paman yang sudah merawatku. "jadi aku hanya harus menulis kontrak untuk memberikan seluruh hartaku" dia menyeruput kopi nya sepertinya dia serius. apa dia gila dia berbicara seperti itu seolah olah bukan apa apa. dia mengatakan nya sekali lagi dia tidak pernah bercanda, bagi nya uang bukan apa apa, yah untuk sekelas june dia memang bisa berbicara seperti itu. uang gampang di cari dan gampang di gunakan, membuat hal yang tidak ada menjadi ada bukan lah hal yang sulit untuk ku. june benar benar menanggapi nya dengan santai tapi dia tidak bercanda. "aku akui kau pintar dan memiliki kemampuan, kau juga tidak memiliki satupun kekurangan. tapi, kenapa kau tak bahagia" ucap ku. june terpaku dia terhenti sejenak. "kalau kau sendiri, kelihatannya kau bahagia ya? selidik june padaku. "aku 10 tahun lebih muda dari mu, dan banyak mengalami kesulitan, aku juga tidak memiliki apapun hingga aku harus kerja banting tulang sekarang. Tapi, walai berat aku bahagia. karena aku tahu tidak ada satu hal yang bisa di dapat dengan mudah, dan begitu kau mendapatkan nya kau akan sangat bahagia. aku juga tahu berkorban demi orang yang mencintai ku adalah salah satu kebahagiaan, memang enak kalau ada uang, tapi tanpa nya pun kita bisa hidup dengan baik, ada banyak hal yang tidak bisa di beli dengan uang, walau tentu saja kau tak akan mengerti june". ucap ku panjang lebar pada june. tiba tiba aku teringat ucapan paman tentang keadaan june yang di beri tahu oleh sang dukun dan hanya aku yang bisa menyelamatkan june,aku mungkin ini lah kesempatan ku membalas kebaikan paman karla karna sedari kecil aku memang hidup bersama kakek ku, kedua orang tua ku telah meninggal sejak usia ku 3 tahun. aku memang sangat merindukan nya, tapi mungkin ini memang jalan ku. aku bersyukur banyak orang baik di sekitar ku seperti paman karla dia merawat ku tanpa pamrih dan menyayangiku seperti putri nya sendiri. june terlihat mendengar kan ucapan ku, aku tak tau dia serius atau tidak tapi yang jelas walau june memberi seluruh hartanya, aku tidak akan melepaskan villa itu. surat villa itu di berikan padaku karna paman tau june tak akan mungkin melepaskan villa yang banyak menyimpan kenangan dengan ibu nya itu. jadi dia pasti akan menyetujui pernikahan ini. tapi aku mengatakan bahwa aku yang meminta paksa surat villa itu sambil menyodorkan surat kontrak 12 tahun yang lalu, saat paman akan memberikan june padaku setelah kamu dewasa. "jadi jangan membenci paman soal ini, paman sangat khawatir dan mencintai mu makanya dia sampai melakukan itu", terangku. "kau pikir kenapa ayah memilih mu yang hanya orang biasa menjadi menantu di keluarga ku?, june melontarkan pertanyaan itu, aku tau ini salah satu trik nya.