Rere melengkungkan bibirnya kebawah, kepalanya ia dongakkan sedikit untuk menatap mata Dewa. Rasanya ia tidak ingin berpisah dengan lelaki yang menjabat sebagai kekasihnya selama seminggu lebih ini.
"Masih kangen," rengek Rere.
Dewa hanya terkekeh, mempererat pelukan mereka sehingga Rere menenggelamkan lagi wajahnya di dada Dewa. Tubuh Dewa yang tinggi menjulang menutupi cahaya lampu yang menyilaukan mata Rere. Posisi Rere masih duduk manis di atas motornya, sedang Dewa berdiri di hadapan Rere.
Dewa mengurai pelukannya, membenarkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik kekasihnya kemudian dia melangkah pelan menuju punggung Rere. Lelaki berhidung elang itu mengumpulkan helaian rambut Rere dan mulai mengelabangnya. Memperkuat kelabang rambut Rere dengan karet kecil di pergelangan tangan Rere.
"Kenapa di kelabang?" tanya Rere.
"Biar nggak berantakan ketiup angin sama biar nggak nutupin wajahmu yang cantik." jawab Dewa.