Ketika penduduk desa itu semakin beringas dan memberikan perlawanan yang tak terkendali, Julian geram. Waktunya terbuang percuma. Udara mendadak dingin, seolah ada malaikat maut yang turun dari langit. Lalu, kabut putih tipis mengelilingi desa membawa rasa sesak bagi siapa pun yang menghirup. Lavatera sudah diberi pelindung, jadi wanita itu akan aman.
Pada urat di pelipis Julian yang menyambung ke area mata, terlihat ada aliran seperti listrik hingga bola mata Julian berwarna putih semua dan berkabut. Itu mengerikan, tetapi entah mengapa Lavatera tidak bisa berhenti memandangi wajah Julian. Malah ingin melihatnya lagi dan lagi.
Saat wajah Julian sedikit mendongak, kabut hitam itu bertambah pekat dan orang-orang langsung berteriak—mengumpatinya. Penduduk desa berubah menjadi arang yang membara. Lavatera hanya bisa bergidik melihat pemandangan mengerikan itu lagi. Entah sudah ke berapa kali dia dibuat takjub dengan tingkah Julian. Apakah memakan jantung itu menambah kekuatannya?