Bantal berbentuk bulat melayang di ruang tamu hingga menampar wajah Lavatera. Siapa lagi kalau bukan Ergi pelakunya. Pria itu merasa tersaingi dengan kehadiran Lief. Padahal, belum juga dia terbiasa dengan menduanya Lavatera pada Bryan, dia kini harus dihadapkan dengan kenyataan pahit lain. Apalagi Lavatera yang seperti mengacuhkannya dan dia benar-benar tidak suka itu. Katakanlah jika Ergi sangat kekanak-kanakan, itu benar. Mengingat selama ini dia sangat dekat dengan Lavatera, terbiasa diberi perhatian dan omelan oleh gadis itu.
Lavatera berdecak kesal, matanya menatap Ergi dengan tajam serta kening berkerut. Bibirnya tetap bungkam seolah enggan untuk memarahi bocah yang selalu merengek padanya tersebut. Hal itu membuat Ergi mau tidak mau beringsut menghampiri Lavatera dan duduk di hadapan gadis itu. Bagai kucing meminta makanan. Manja sekali dia!
"Dia kenapa?" tanya Lief yang saat itu berada di sisi adiknya.