Sosok itu menyibak tudung yang menutupi separuh wajahnya. Menampakkan wajahnya yang tampan dan memesona. Siapa pun pasti akan tergoda oleh parasnya meski hanya melihatnya sekilas. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Vasilio. Dia pria dan menurutnya jika dibandingkan dengan pria yang baru ditemuinya itu, dirinya jauh lebih tampan.
Vasilio melipat kedua lengan di depan dada. Mata merahnya menatap pria yang kini berdiri serta mengulurkan tangan padanya—hendak berjabat tangan.
"Alan Mather," ucap pria tersebut. "Kau bisa memanggilku Alan."
Vasilio masih melipat tangan dan kini hanya melihati uluran tangan pria itu sejenak, lalu kembali menatapnya. "Apa kau anggota baru?" tanyanya.
Merasa tidak dihiraukan, Alan menarik kembali tangannya. Dia menghela napas, lalu mengangguk.
"Dia baru sebulan bergabung dengan kita," sahut Aro yang berdiri di belakang Vasilio.
Pria berambut merah itu mengangguk. "Apa kau sengaja membuat portal itu?" selisiknya kemudian.