Napas Noya makin terlihat tertatih-tatih. Lelaki tua itu seperti menahan napas dan berusaha untuk mengalihkan nyeri di dada. Entahlah, entah sejak kapan Noya seperti ini. Dia sedang ada dalam hiruk pikuk kesengsaraan, tetapi untungnya ada Cia yang siap menolong.
Bagaimanapun Cia tidak mungkin bisa meninggalkan Noya sendirian. Laki-laki tua itu seperti ini karena berkaitan juga dengan Cia. Maka, sudah seharusnya Cia membalaskan perbuatan baik Noya dengan cara membantunya seperti ini.
Noya hampir kehilangan nyawa. Untung saja pada saat itu Zeno masih punya hati. Zeno masih memberikan sebuah keringanan, dengan cara meninggalkan Noya pada saat laki-laki itu sudah benar-benar tersungkur. Ini bisa menjadi celah untuk Noya bangkit dan dia berusaha berdiri kuat.
"Aku harus bisa menyelamatkanmu. Ayo, kita harus cepat menyempurnakan energimu!" pinta Cia sambil mengatur napas. Wanita itu juga merasa khawatir akan keadaan Noya saat ini.
"Terima kasih, Cia."