Chereads / Miss Gentleman / Chapter 17 - Tanda

Chapter 17 - Tanda

Adel menunggu dengan gelisah di ruang tunggu. Pikirannya tak karuan dan ketakutan membayangkan kalau Ali akan bertingkah aneh lagi. Ali dibawa oleh Mpok Minah dan 3 anak buahnya ke ruangan perawatan kecantikan. Mpok Minah menyanggupi untuk make over Ali agar bisa mirip dengan Jimin, sesuai permintaan Ali sendiri. Tapi Adel sangat khawatir kalau Ali malah akan membuat masalah baru.

Sementara di ruangan perawatan Mpok Minah sudah memotong rambut Ali yang gondrong dan gimbal. Mpok Minah kemudian mewarnai rambut Ali dengan warna coklat gelap. Selama menunggu proses pewarnaan rambut Ali, anak buah Mpok Minah yang lain mencukur kumis dan jambang Ali. Nyi Ayu yang ada dalam tubuh Ali tak protes sedikitpun, ia menuruti semua arahan yang diberikan oleh Mpok Minah dan anak buahnya.

"Taraaa.... ," Mpok Minah mengisyaratkan kalau proses pewarnaan rambut Ali sudah selesai, "sekarang buka mata, Ali!" pinta Mpok Minah bersemangat menatap cermin di hadapan Ali.

Mpok Minah nampak puas dan bangga saat menatap wajah Ali melalui cermin di hadapan Ali. Perhan Ali membuka matanya dengan perasaan was-was. Mata Ali membulat sempurna saat matanya menangkap pantulan wajanya dari balik cermin yang berada di hadapannya, matanya terlihat berbinar-binar. Pandangan di depannya sesuai ekspetasinya.

"Itu benar wajahnya Ali?" ucapnya tak percaya karena wajahnya benar-benar terlihat mirip Jimin, "wahhh... luar biasa sekali." Ali terlihat puas. Ali langsung berdiri dan berjingkak mendapati wajahnya yang terlihat berbeda.

Mpok Minah terlihat terkejut melihat tingkah Ali seperti anak kecil yang kegirangan saat diberikan mainan, "wooowww... tahan, tahan Ali! Belum selesai semuanya," pinta Mpok Minah seraya menarik lengan Ali agar Ali kembali duduk di kursi lagi.

"Maafkan aku. Aku terlalu senang melihat wajah Ali terlihat tampan," jawab Ali dengan senyuman sempurna membuat wajah tampan baru Ali makin sempurna. Mpok Minah tersenyum senang melihat ekspresi wajah Ali, "dirapihin dulu ya, Ali." Pinta Mpok Minah seraya menurunkan tinggi kursi yang diduduki Ali.

Ali seperti tak terganggu saat Mpok Minah menurunkan kursinya, "anak-anak. Beresin sisanya!" perintah Mpok Minah pada anak buahnya.

Ketiga anak buah Mpok Minah langsung menuruti permintaan Mpok Minah. Satu orang yang membersihkan alat-alat yang sudah dipakai dan yang 2 orang melepaskan kain yang menutupi baju Ali. Suasana salon Mpok Minah sudah sepi, karena memang sudah sore dan waktunya tutup.

"Aaaaaa..." tiba-tiba salah satu anak buah Mpok Minah yang sebelah kanan berteriak, ia terkejut karena di balik punggung Ali seperti mengeluarkan cahaya terang.

Mpok Minah yang baru saja hendak keluar ruangan itu terkejut dan berbalik, kedua anak buah Mpok Minah langsung mendekat yang berteriak. Sementara Adel yang sedang cemas di luar, langsung berlari masuk ke ruangan tersebut, "ada apa, Bang Ali?" tanya Adel panik dan was-was. Adel menatap seisi ruangan dengan tatapan ketakutan.

"Ada apa, Rumsih. Ngagetin orang aja?" bentak Mpok Minah sangat terkejut membuat anak buahnya yang bernama Rumsih dan yang berteriak tadi salah tingkah dan memasang senyuman kambing, "kenapa lu, malah senyum-senyum?" sungut Mpok Minah emosi.

"Itu, Mpok. Tadi di balik punggung Bang Ali kayanya ada tatonya," tunjuk Rumsih pada punggung kanan Ali, "pas Rumsih buka kain ini, tatonya kaya nyala. Makanya aku kaget dan teriak." Jelas Rumsih alasanya tadi ai berteriak.

Adel malah terlihat kebingungan, "emang Bang Ali pakai tato? Bukannya Babeh ngelarang Bang Ali pakai tato," celetuk Adel heran, sehingga seisi ruangan itu keheranan dan menatap Ali. Adel bahkan tak menyadari kalau wajah Ali sudah berubah tampan.

Mata Adel langsung membulat saat baru menyadari kalau Ali sudah lebih tampan, "Jimin Oppa?' ocehnya pelan, Adel memandangi Ali tanpa berkedip.

Tetapi fokus Ali penasaran dengan tato yang ada di punggungnya. Ali bergeser ke arah kaca untuk melihat bentuk tato tersebut dan menurunkan baju belakangnya, namun Ali kesulitan melihat tato yang berada di punggungnya. "bentar Ali. Gua bantuin lihat tatonya," ucap Rumsih menyadari Ali sedang berusaha melihat punggung belakangnya.

Rumsih mengambil cermin bulat berukuran sedang dan mengarahkan ke punggung belakang Ali sehingga gambar dari cermin yang dipegangi Rumsih terpantul ke arah cermin besar di hadapan Ali. Ali terlihat terkejut melihat bentuk tato berbentuk busur dan anak panah, matanya sampai membesar. Tiba-tiba Ali merasakan kepalanya terasa berat, "ahhhhh..." ringkih Ali merasakan kepalanya semakin berat dan kesakitan.

Bughhh...

Tubuh Ali ambruk tak sadarakan diri.

**

Nyi Ayu kini berada di ruangan yang dipenuhi kabut putih. Wajah Nyi Ayu terlihat lemas karena ia ingat betul tempat tersebut. Tempat itu yang menjelaskan kalau jiwanya terperangkap dalam tubuh Ali, "apa lagi yang akan kau tunjukan?" ucap Nyi Ayu lemas dan tak bersemangat.

Seolah Nyi Ayu sedang berbicara dengan orang yang tak disukainya. Nyi Ayu memasang wajah lemas. Tetapi Nyi Ayu langsung bengkit, rasa penasaran dalam dirinya muncul saat di atasnya muncul sebuah gambar, 'gambar panah dan busur itu," guman Nyi Ayu seraya menujuk gambar tersebut, "itu adalah gambar yang ada di punggung kanan tubuh Ali," guman Nyi Ayu mengingat bentuk gambar yang disebut Adel sebagai tato di punggung Ali.

"Gambar itu sebagai tanda keberadaanmu," sebuah suara mengejutkan Nyi Ayu, tetapi ia sudah tak terlalu terkejut untuk mencari sumber suara tersebut, "untuk apa tanda itu?" tanya Nyi Ayu penasaran.

"Tanda tersebut akan menghilang selama 100 hari," Nyi Ayu terlihat kebingungan, "jiwamu akan kembali ke tubuh aslimu saat tanda itu menghilang," senyuman langsung mengembang pada wajah cantik Nyi Ayu, "benarkah? Tapi, kenapa 100 hari?"

"Kamu juga bisa secepatnya kembali dalam tubuhmu?" Nyi Ayu makin melebarkan senyumannya, "jika tubuhnya mati karena hidupnya dalam bahaya. Kamu bisa langsung kembali ke tubuh aslimu," senyuman Nyi Ayu langsung luntur.

Hening lama tak ada suara, "kamu diberi kesempatan untuk merubah kisah duniamu dan dunia pemuda itu atau membiarkan tubuh itu mati kemudian kamu kembali pada tubuh aslimu." Saat suara itu berhenti, terlihat tubuh Ali melayang mendekati Nyi Ayi walaupun Nyi Ayu bisa menyentuh tubuh Ali.

"Apa maksudnya?" ucap Nyi Ayu kebingungan, tetapi tiba-tiba Nyi Ayu seperti merasakan kepalanya sangat berat sekali. Berat dan sakit sama seperti yang ia rasakan sewatu di salon Mpok Minah, "ah, sakit kepala apa ini?" geram Nyi Ayi seraya memijit keningnya, tapi rasa sakitnya makin bertambah hingga Nyi Ayu memejamkan matanya.

Nyi Ayu membuka matanya dan terkejut. Nyi Ayu sudah berada di kamarnya. Kejadian tadi bukan mimpi, tapi cukup membuatnya kebingungan, kenapa semudah itu ia berpindah ke tempat tadi.

"Li, Ali? Lu kenapa, Li?" Nyi Ayu mendengar suara Iin memanggil nama Ali. Dengan berat ia mencoba bangun dan menyadari kalau ia masih berada dalam tubuh Ali.

Nyi Ayu menatap satu persatu wajah keluarga Ali melalui kedua netra milik Ali, tempat tubuhnya kini, terlihat wajah cemas semua keluarga Ali. Ali tersenyum membuat mereka semua kebingungan.

"Apa kalian mengkhawatirkan Ali atau Nyi Ayu?"