Aku menoleh dan ia berdiri, sehingga kami berhadapan satu sama lain. Kami saling menatap beberapa detik di bawah sinar matahari yang terik. Ia seperti mengingat-ingat sesuatu. Setelah beberapa saat tangannya terangkat dan diletakkannya di depan keningku. Aku terperanjat sekaligus terpukau dengan sikapnya. Ternyata telapak tangan itu kini menghalau panasnya sinar matahari supaya tidak tembus ke wajahku.
"Kamu temennya Ratna, 'kan?"
"I ... iya, Kak."
Kak Romi tersenyum tipis.
"Kamu berbeda. Aku sampe nggak ngenalin kamu."
Kali ini aku ikut tersenyum. "Ya udah, selamat sudah berhasil masuk ke sekolah ini. Jangan lupa ikut kegiatan ekstrakurikulernya juga."
"Pasti, Kak."