"Will you marry me?"
Satu lutut kaki Jimmy bertumpu di atas pasir pantai. Tangan kanannya menyodorkan sebuah kotak perhiasan berisi satu buah cincin mewah. Wajah teduhnya mendongak Ke atas memandangi seorang gadis lugu yang tampak mulai canggung. Sorot matanya begitu tulus, bahasa tubuh Jimmy pun tampak begitu menjiwai moment ini.
Alih-alih langsung memberikan jawaban, Juwita justeru merasa keringat dingin mulai menguasai tubuhnya. Ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Meskipun ia sendiri tahu bahwa ini hanyalah sebatas peragaan semata, untuk kemudian Jimmy melakukan adegan aslinya dengan wanita lain yang merupakan kekasih hatinya. Namun Juwita tak bisa mengendalikan debar jantungnya yang kian berdegup kencang.
Tak lama kemudian, mendapati kedua pipi Juwita yang kian memerah, Jimmy pun tak kuasa menahan tawanya. Ia terkekeh menertawakan gadis polos yang berubah menjadi kaku dan tegang tersebut. Jimmy pun kembali berdiri dan menghentikan aksinya tadi.