Alia mengerutkan bibirnya, merasa bahwa bekerja dengan Herman sangat mudah, jadi dia sudah memikirkan tindakan balasan untuk hampir semua hal, dan dia hanya perlu menganggukkan kepalanya untuk setuju.
"Kau sudah menemukan tindakan penanggulangannya. Aku bisa sangat rileks karenanya. Lakukan saja apa yang kau katakan."
"Baiklah, saya sudah membuat kontrak di sini. Mari kita lihat apakah ada masalah. Jika tidak, besok kita bisa menandatangani perjanjian pembelian dengan Wijaya Group."
"Kenapa menunggu sampai besok? Mari kita selesaikan secepatnya. Malam ini, kamu akan menghubungi Parman dan kalian bisa menandatangani kontrak secara online, sehingga dia bisa segera membawa semua materi ke sini."
Herman tercengang sejenak, dan memandang wanita tegas di depannya dengan sedikit terkejut, "Presiden Alia, mengapa Anda sangat tidak sabar? Saya rasa tidak apa-apa untuk menunda selama dua hari."
