Deni mengerutkan kening, menatap pria bertopeng di depannya dengan dingin, yang ternyata bukan wartawan.
Tepat di atas panggung, dia sudah menghafal penampilan semua reporter dengan ingatan supernya. Meskipun pria ini bertopeng, pakaian dan matanya sekilas membuatnya menyadari bahwa dia bukanlah orang yang berada di tempat tersebut.
Tampaknya perjamuan itu jauh lebih kacau daripada berita yang dia terima pada awalnya.
Dengan hati yang tegang, Deni perlahan mengangkat tangannya dan mundur selangkah demi selangkah, "Yah, sepertinya kamu cukup siap, dan semua itu hanya untuk menangkap wanita lemah dan tak bersenjata seperti itu?"
"Oh, Komandan Deni. Kamu tidak perlu memahami kata-kataku, aku tahu maksudmu, aku tidak akan memberitahumu apa-apa. Aku tidak ingin berurusan denganmu, jadi lebih baik kau mengetahui batasmu dan pergi dari sini."
"Aku ..."
Sebelum Deni bisa membalas ucapan pria bertopeng itu, ada ledakan besar di halaman luar, yang langsung mengejutkan semua orang.
