"Oke, jangan tertawa, ayo bicara sambil makan, aku lapar sekali."
"Baiklah, baiklah."
Sudah lama dia tidak bertemu dan mengobrol dengan teman seperti Dhanu. Dan dia tidak menyangka bahwa mengobrol dengan mudah dan santai seperti ini bisa membuat hati Alia terasa jauh lebih ringan. Dia merasa sangat lega, dan wajahnya juga menjadi lebih cerah.
Dhanu selalu tersenyum lembut. Mungkin seperti ini rasanya menjadi teman baiknya, atau pacar laki-laki juga tidak buruk.
Setelah pelayan memasak dan menyajikan segala macam hidangan untuk mereka, Dhanu membuka mulutnya dan berkata.
"Um, jadi….Aku kira kamu datang ke sini karena ingin bertanya mengenai situasi Bonita saat ini?"
"Benar…. Mengapa Handoko tiba-tiba menuntutnya? Dan apakah Bonita benar-benar berbuat curang?"
Dhanu mengerutkan sudut bibirnya saat melihat wajah Alia yang bingung di depannya. Pada akhirnya dia hanya menghela nafas dengan pelan dan mengeluarkan kantong kertas coklat dari tasnya.
