Senyuman lebar terus menempel di wajah Handoko, tetapi ketika Alia menjauh darinya dengan buru-buru, sebuah perasaan kehilangan muncul di dalam hatinya.
Dia sangat ingin memeluk wanita mungil ini sepanjang waktu dan tidak pernah melepaskannya, seperti saat dia kehilangan ingatannya. Berpegangan tangan, berpelukan, makan bersama, berjalan bersama ...
Sayang, semua itu terasa seperti mimpi belaka sekarang.
Pada saat ini, di ruangan yang sunyi, suara seorang wanita yang tajam tiba-tiba terdengar, "Alia! Bagaimana kamu bisa begitu tidak tahu malu?!"
Mata Bonita memerah. Dia menatap saudarinya dengan geram, dan dia menunjuk ke arah dirinya dan Handoko dengan jari gemetar.
Dalam lima tahun terakhir, Handoko bahkan tidak pernah bergandengan dengannya, dan dia bahkan berpikir bahwa pria ini tidak menyukai wanita.