Di tengah malam, setelah makan, Handoko meraih tangan kecil Alia dan berjalan ke jalan setapak yang dibatasi pepohonan. Angin segar bertiup di sekitar mereka dan membuat suhu di lingkungan itu terasa sejuk. Nafas samar mereka membumbung ke udara.
Perasaan ini benar-benar membuat Handoko semakin menyukai Alia, dan dia benar-benar berharap dia bisa terus menikmatinya seperti ini.
Tapi Donny di belakangnya tiba-tiba memecah suasana yang indah itu.
"Tuan Handoko, mengapa kita harus berjalan jika kita punya mobil?"
"Jika kamu tidak ingin berjalan, aku tidak keberatan jika kamu berlari kembali."
"Uh , lupakan saja, saya pikir ini baik-baik saja. Saya takut mereka akan mengikuti Anda di belakang dan saya harus melindungi Anda." Donny tersenyum dan segera menutup mulutnya. Dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun, jadi dia hanya bisa mengikuti mereka dengan patuh.
Mereka terus berjalan agak lama, dan ketika Handoko melihat jam tangannya, ternyata sekarang sudah jam satu pagi.
