Di tengah malam, Alia selesai mengetik baris terakhir kata-kata di laporannya dan menghela nafas lega. Dia meregangkan tubuh dengan malas, dan menguap karena lelah. Saat dia mendengar suara tayangan kartun yang masih terdengar dari ruang tamu di luar, dia bangkit dan berjalan keluar.
"Sayang, ini sudah jam sebelas, apa kamu sudah siap tidur?"
"Ah, Bu, ini sudah jam sebelas! Kita akan langsung tidur, tapi bisakah Ibu membiarkan kami selesai menonton akhir ceritanya? Ceritanya sangat seru."
Melihat Thalia dengan tatapan penuh harap di matanya dengan dua tangan kecilnya yang mengatup kedua seperti saat dia berdoa, Alia tidak bisa menahan tawa dan mengangguk.
"Baik, setelah filmnya selesai, kamu harus segera pergi tidur."
"Baik, Bu, aku mencintaimu."
Melihat penampilan imut dua anak kecil itu, Alia merasakan sesuatu yang hangat di hatinya. Ia hendak kembali ke kamar untuk menyikat gigi dan membasuh wajahnya, tapi tiba-tiba sebuah bayangan hitam muncul dengan cepat di luar jendela.