Mengenyahkan pikiran apapun yang kurang pantas mengenai Fei, apalagi Mpu Semadya bisa berbagi pikiran pula dengannya, Ren memusatkan fokus pikirannya pada apa yang nanti dia akan berikan ke pasien-pasiennya.
Perjalanan berlangsung dengan menyenangkan dan lancar. Tiba di klinik, Ren ikut masuk sebentar bersama Fei. Setelah yakin Fei akan baik-baik saja dan sudah ada teman di sana, maka Ren mulai menaiki motornya dan pergi.
Fei mengantar sampai ke depan dan hanya bisa diam termenung menatap kepergian Ren. Kapan dia bisa memiliki keberanian menyatakan perasaannya ke Ren?
Tapi, Fei harus ingat, bahwa dia adalah perempuan. Apalagi, ini tentang Ren, yang berasal dari masa lampau beberapa ratus silam.
Tentunya, gadis di era Ren dulu tidak mungkin menyatakan cintanya terlebih dahulu, kan? Oleh karena pemikiran ini, Fei galau.
Sementara itu, Ren sudah mulai mendatangi beberapa pasien dia.