Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Natural Be Love

BangLyz_Armynus
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.3k
Views
Synopsis
Yogi termasuk kakak yang posesif. Dia melarang adiknya pulang bersama orang lain selain dirinya, ayahnya dan juga Naufal Afkar. Terkadang dia memarahi adiknya karena ketahuan pulang bersama Teon. Sementara itu dia juga harus terpaksa menjadi pacar Naufal padahal dia tidak memiliki perasaan apapun padanya.
VIEW MORE

Chapter 1 - NBL S1 Part 1

Gemercik hujan mulai membasahi tanah, di depan halte ada seorang gadis berseragam SMA BangLyz menunggu jemputannya namun yang di tunggu belum juga datang membuatnya sedikit merasa kesal sampai akhirnya temannya datang dengan mobil yang menepi tepat di depannya.

"Ayo aku anter."

"Tidak Zid, terima kasih atas tawarannya tapi kakakku sedang di perjalanan dan sebentar lagi sampai."

Mendengar itu bukannya pergi Zidan malah turun dari mobilnya dan berdiri disamping gadis itu.

"Loh kenapa turun Zid?"

"Nemenin kamu sampai kakak kamu dateng."

"Gak usah Zid, bentar lagi juga dateng ko."

"Gak baik nolak orang yang berniat baik."

---

"Udah lama nunggu?"

"Engga ko, baru."

"Kenapa nggak bareng sama Juki?"

"Dia nganterin Yeji pulang."

"Jimmy?"

"Nganterin Jihan ke toko buku."

"Naufal?"

"Ada rapat osis."

"Kak Soni?"

"Ada tugas kampus."

"Gak ada yang gak sibuk ya?"

Gadis itu hanya mengangguk.

"Berarti senyebelinnya kakak tiri lo dia masih bisa diandalkan!" Nada suara Zidan terdengar mengejek.

"Maksud kamu?"

"Hah? Ehm nggak ko, gak bilang apa-apa, eh tuh mobil jemputannya dateng, gue duluan ya, gue gak mau malah ribut kalo ketemu dia."

"Makasih Zid udah nemenin."

"Santai aja."

____

"Ngapain si Zidan sama lo? Bukannya lo udah janji gak bakal berurusan lagi sama dia?"

"Nggak ko, dia cuman nemenin doang, lagian gue udah nolak ko tapi dianya keukeuh, yaudah yuk pulang."

_____________

"Gue gak suka lo deket-deket sama dia!" Perintah Yogi dengan tegasnya. Yogi melempar jaket kulitnya ke sopa lalu melemparkan tubuhnya disana. Satu tangan ia gunakan untuk menutupi wajahnya yang sepertinya sudah menahan kantuk.

"Ya ampun kak, kakak tuh udah bilang kayak gitu puluhan kali, dan gue udah coba turutin padahal gue gak tahu alasan kakak ngelarang gue buat deket sama Zidan. Padahal dia cowok yang baik ko," rutuk gadis itu mencoba protes padahal dia tahu omongan kakaknya itu tidak bisa di bantah.

"Pokoknya gue gak suka! Sekali lagi gue lihat lo lagi sama dia gue gak bakal mau akuin lo sebagai adik gue lagi!" ungkapnya tajam sebelum dia terlelap ke alam mimpi.

"Iya, iya, posesif amat sih kaya kak Yogi pacar gue aja! Naufal yang pacar gue aja gak se-posesif itu."

"Bodo, oh iya kenapa lo gak di anter Naufal? Kemana pacar lo? Cari cewek lain?" Yogi memindahkan lengannya yang semula menutupi wajahnya agar bisa menatap langit-langit rumahnya.

"Ihhh kalo ngomong tuh di saring kenapa sih?" Gerutu gadis itu.

"Lagian tumben biarin lo pulang sendiri." Yogi masih aja ngoceh.

"Gak usah kepo! Bukan urasan kak Yogi."

"Yang bersangkutan sama lo itu jadi urusan gue juga."

"Iya deh iya, terserah kakak aja!."

----

"Hallo Fal, udah kelar rapat osisnya?" Tidak ada nada-nada khawatir ataupun berminat dengan obrolan yang melibatkan Naufal. Namun, gadis itu masih punya hati untuk tidak menyakiti orang di sebrang sana untuk kesekian kalinya. Setidak-tidaknya untuk sekarang, entah besok.

"Udah ko, maaf ya gak bisa nganter lo pulang." Naufal terdengar merasa sangat bersalah ketika ucapan maaf itu keluar.

"Nggak apa-apa ko Fal, lagian lo tuh bukan supir gue, lo gak harus anter jemput gue kayak yang di bilang kak Yogi." Ujar gadis itu sambil merilekskan tubuhnya dengan duduk di kasurnya.

"Kak Yogi kayak gitu karena sayang sama lo dan gue lakuin yang di minta sama kak Yogi karena gue sayang sama lo, jadi biarin gue ngejalanin tanggung jawab gue sebagai cowok lo."

__Lo masih aja se sayang itu sama gue di saat gue masih aja suka acuh sama lo.__

"Fal!"

"Hem?"

"Sorry ya, selama ini gue sering ngatain lo gara-gara lo nurutin kak Yogi mulu. Padahal gue gak tahu alasan lo ngelakuin itu." Ucapannya kali ini terdengar serius dan tulus.

"Gak apa-apa ko, yang penting gue bisa sama lo terus, gue bersyukur banget waktu lo mau jadi pacar gue."

__Yaampun Fal, waktu itu gue nerima lo karena di paksa kak Yogi. Andai lo tahu apa lo masih bisa ngomong kayak gitu ke gue?__

"Lo tahu gak? Waktu itu gue pikir lo bakal nolak gue, soalnya gue nekad banget nyatain perasaan gue padahal lo masih kesel-keselnya sama gue. Gue juga gak nyangka lo mau berangkat and pulang sekolah sama gue dan ngerespon omongan gue." Suara Naufal selalu terdengar sumringah seolah perlakuan gadis itu tidak pernah membuatnya terluka.

"Gak ko, gue gak pernah kesel sama lo, gue kesel itu karena kak Yogi yang posesif banget ke gue."

"Maklumin aja Put, kak Yogi sekarang kakak lo walaupun kakak tiri lo, ada tanggung jawab di pundaknya sebagai kakak dan anak tertua di keluarga lo, terlebih orang tua lo minta kak Yogi jagain lo selagi mereka di London kan?" Ke ayahan, itu yang di rasakan jika Naufal sudah bicara sebijak ini. Luluh ya ampyun Fal.

"Iya sih Fal, makasih yah udah nyadarin gue."

"Nyadarin apa? Gue tuh lagi nasehatin lo kali supaya lo jadi adik yang baik, gue juga seorang kakak kali, jangan sampe lo kayak Mira yang absurdnya gak ketulungan."

"Oooh gitu ya? Bilangin Mira ah," ancam gadis itu dengan senyum kemenangan yang sama sekali tidak bisa Naufal lihat. Padahal itu adalah pertama kalinya Naufal mendengar suara tawa Putri.

"Eh eh, ngadu, awas ya!"

"Hahaha, suara lo lucu kalo lagi kesel gitu Fal." Gadis itu tertawa dan Naufal harus membayangkannya sekeras mungkin bagaimana pacarnya ketika sedang tertawa.

"Suara lo gemesin kalo lagi ketawa gitu, ini pertama kalinya lo tertawa karena gue Put. Gue seneng banget bisa bikin lo ketawa. Jadi pengen ketemu sama kamu Put."

__Sorry Fal karena cuman lo yang berusaha buat hubungan kita lebih baik, mulai sekarang gue juga bakal berusaha yang terbaik buat hubungan kita. Bukan apa-apa, gue nyakitin orang cuman gara-gara rasa kesel gue sama kak Yogi terlebih lo udah baik sama gue, lo udah sabar bareng gue.__

"Gue juga, pengen ketemu lo, tapi sekarang udah malem Fal, besok aja di sekolah."

"Kangennya sekarang Put," lirih Naufal dengan suara imut yang bikin gadis itu tersipu dan menahan tawa.

"Hei, kenapa Naufal jadi manja gitu?"

"Mumpung lo nya lagi baik, sekali aja manja gak apa-apa kan? Gue takut besok lo kembali ke sifat lo yang,,, eh udah malem, lo istirahat mendingan, gue denger besok pak killer bakal ngadain kuis dadakan," ujar Naufal dengan kalimat yang terpenggal-penggal membuktikan bahwa dia sedang gugup.

__Gue tahu ko Fal apa yang mau lo omongin tapi mulai sekarang gue bakal berusaha jadi pacar yang baik buat lo. Gue janji.__

"Wahhh serius? Gue harus belajar dulu inimah."

"Engga boleh, mending lo istirahat, belum tentu jadi ko."

"Kalo jadi gimana?"

"Kan udah biasa dapet nilai kecil juga."

"Naufaaaaal!"

"Oke, oke, nanti gue bantuin lo, sekarang lo istirahat ya, jangan begadang! Nanti sakit yang di salahin siapa?"

"Iya, gue istirahat, malam Fal, have a nice dreem."

"Have a nice dreem tuuuu."

"Gue sayang lo Fal."

"Hah? Apa? Lo? Oh gue juga, gue,,, sayang banget sama lo."

Tuttt,,tuuutt,,tuut~~

Itu telponan yang terpanjang antara Naufal

sama pacarnya. Sebelum-sebelumnya Naufal memang sering menelpon pacarnya sekedar menanyakan kabar dan mengucapkan selamat tidur, tidak kurang dan tidak lebih.

Aku harap ada kemajuan.

TO BE CONTINUED