"Duh Fal, jangan salah paham dong, please percaya sama gue, gue cuman gak mau nyakitin siapapun dan soal perasaan gue sama lo, gak ada kebohongan sama sekali."
"Hahaha, lucu banget sihhh," kata Naufal sambil menyubit pipi gembulnya Putri.
"Ihhh, kamu ngerjain ya?"
Padahal Naufal benar-benar takut, tapi karena Putri mencoba menjelaskan dan terdengar setulus itu mana mungkin Naufal tidak percaya? Terlebih hubungan mereka baru ada kemajuan kan?
"Kamu?"
"Lo maksudnya."
"Nggak Put, manggil kamu-aku aja, atau manggil sayang aja oke?"
"Terserah deh, asal Naufal bahagia."
__Di Perjalanan__
"Eh inikan bukan ke arah rumah gue atau kerumah lo, kita mau kemana?"
"Aku kamu Put, jangan lo-gue lagi."
"Iya Fal, kita mau kemana sekarang?"
"Nge-date, kamu maukan?"
"Kok nanya sih? Mana ada pacar yang gak mau diajak ngedate sama pacarnya?" Putri mengambil nafas lega. Setidaknya Naufal bukan berniat menculiknya, hehe.
"Oke, meluncur tuan putri."
"Eh berarti, kalo aku mau meluk kamu, mau nyium kamu, mau main kerumah kamu, aku gak perlu izin lagi dong? Soalnya gak ada pacar yang gak seneng di peluk, di cium, di tengok kerumah sama pacarnya."
"Terserah Fal."
"Yeeeyyy, yuhuuu, aku seneng banget Put, aku gak pernah bayangin kalo kamu,,,"
"Udah Fal, gak usah ngebayangin mulu, aku milik kamu, cuman milik kamu."
Naufal menghentikan mobilnya dan menatap Putri dengan senyuman sambil melepas sabuk pengamannya.
"Kenapa berhenti Fal? Udah nyampe?"
"Udah!" Jawab Naufal.
"Yaudah yuk keluar." Ajak Putri sembari melepas sabuk pengamannya. Saat akan membuka pintu pergerakannya di hentikan oleh Naufal yang menahan tangannya menjangkau pembuka knop mobil membuat jarak di antara keduanya menipis.
"Tunggu dulu," pinta Naufal
"Ada apa?" Suara Putri terdenger gugup tapi melihat senyuman nakal Naufal yang memprovokasi membuat Putri mengetahui maksud Naufal.
Chup~~
Putri tiba-tiba nempelin bibirnya sejenak di pipi Naufal lalu kembali keposisi semula.
"Udahkan? Itukan yang mau kamu lakuin? Jadi udah ah natep aku kayak gitu, yuk keluar, aku penasaran kamu ngajak aku ngedate di tempat kayak apa sih?"
"Bilang aja takut keburu beku jadi nyium duluan, tapi aku belum puas."
"Ini bukan ajang ciuman ya, katanya mau ngedate? Ngedate tuh gak cuman ciuman doang Fal."
"Oke deh tuan putri." Naufal menjauhkan badanya, keluar dari mobil lebih dulu dan membukakan pintu untuk Putri.
"Terima kasih Pangeran," Putri mengucapkannya sambil menahan tawanya
"Sama-sama tuan putri."
Skip_______
___Setelah Kencan___
__Di Rumah Putri__
Putri masuk dan di balik pintu sudah ada Yogi dengan wajah dinginnya.
"Dari mana aja lo jam segini baru pulang? Jangan bilang lo keluar bareng Teon lagi gara-gara gue latihan basket,,,"
"Yuk Fal masuk." Potong Putri sambil menarik Naufal masuk.
"Hai kak Yogi?" Sapa Naufal, sementara Yogi bingung sendiri di buatnya soalnya ini pertama kali dia lihat Putri di antar pulang Naufal di saat Yogi ada latihan basket.
Yogi mengekori mereka berdua.
"Kenapa pulang telat?"
"Tanya aja sama Naufal."
"Gue emang nanya sama Naufal, sana bikin minum buat Naufal."
"Ini juga mau."
Putri pergi kedapur buat bikin minum sedangkan Naufal di introgasi tentang apa yang terjadi. Naufal menceritakan intinya saja karena menurutnya apa yang terjadi di antara Putri dan dia ada privasinya juga.
"Baguslah kalo dia udah sadar, makasih Fal. Setidaknya dia akan lebih jarang ketemu atau pulang dan berangkat bareng sama Teon."
"Nggak kak, gak usah bilang makasih, gue lakuin itu emang karena gue sayang sama dia dan semua ini berkat kak Yogi juga, makasih kak."
Yogi terharu sama jawaban Naufal yang malah balik mengucapkan terima kasih tapi bukan Yogi namanya kalo tersipu malu seperti kepiting rebus.
"Terserah Fal, terserah."
"Aku juga, sayang ko sama kamu Fal." Ucap Putri tiba-tiba datang sambil menyimpan tiga cangkir isi capuccino di meja lalu duduk di hadapan dua laki-laki itu.
"Eh bucin, ngapain lo duduk disitu? Mau nimbrung pembicaraan cowok?"
"Enggak, pengen aja duduk disini, pengen liatin wajah cowok-cowok yang aku sayang ini," goda Putri.
"Pergi gak? Gue lempar pake hp nih."
"Mana? Lumayan itu hp keluaran baru kan?"
"Kata siapa? Gue lagi megang hp jadul! Lo tahukan kerasnya kayak apa? Lebih kuatan hp jadul ini di banding kepala lo."
Putri yang mendengar itu langsung pindah tempat duduk ke samping Naufal sambil menggandeng lengan Naufal.
"Tuh Fal lihat kak Yogi kalo nyuruh, nyebelin tahu gak?" adu Putri.
"Ehmmm, udah lengket ya lo? Kemaren-kemaren aja ngajak ribut mulu, so-so an gak mau pacaran sama dia, sekarang malah kayak prangko, kok bisa sih lo suka sama cewek model jalangkung kayak gini Fal?"
"Gak tahu, kakaknya aja kayak lo kan kak?"
"Hehh, emang gue kayak apa, hahh? Udah berani bela Putri di banding gue?"
"Hehe, enggak kok. Sayang, kamu ke kamar kamu aja ya, ganti baju, aku gak akan pulang sebelum lihat kamu kok."
"Janji?"
Naufal mengangguk sambil nautin dulu kelingkingnya sama kelingking milik Putri.
"Euhhh eneg gua! Nih bocah sama bucinnya!"
"Aku gak lama kok." Kata Putri sambil berjalan menuju kamarnya.
"Gue seneng hubungan lo sama adik gue ada kemajuan tapi bisa gak di kurangin bucinnya? Jijik tahu gak!"
"Nggak bisa kak, nanti kalo merenggang gara-gara itu gimana? Mau tanggung jawab?"
"Euh, keras kepala banget sih!"
"Kak Yogi sama Putri golongan darahnya sama ya?"
"Mana gue tahu, lagian ngapain nanya gituan?"
"Nggak apa-apa, heran aja ko sifatnya bisa sama padahal gak satu gen."
"Sama dari bagian mananya sih Fal?"
"Ya itu, kalo lagi kesel, kelakuannya sama. Kalo lagi ngebuktiin sayang sama seseorang juga sama, gue sadar waktu Putri nyatain semua perasaannya ke gue hari ini, sifatnya persis kayak lo kak, bedanya kalo Putri bisa secara gamblang ngebuktiin rasa sayangnya tapi kalo kak Yogi sembunyi-sembunyi."
"Emang tukang ngumpet dia mah." Sela Youngkyo."
"Eh bocah ngapain balik lagi?"
"Cepet kan aku ganti bajunya? Soalnya mau nemenin Naufal, sekarang giliran kak Yogi aja yang masuk kamar, jangan lupa bales tuh chat Jihan, kasian kan di diemin mulu, gak tahu aja Jihan tuh baiknya kayak apa."
"Ga usah urusin urusan gue!"
"Urusan kak Yogi urusan aku juga soalnya kak Yogi tuh kakak aku sekarang. Kak Yogi juga bilang kayak gitu kemarin."
"Bodo amat Put, bodo," kata Yogi sambil beranjak dari sofa. Namun tiba-tiba langkah Yogi terhenti tapi tak terlihat ingin berbalik.
"Jangan macem-macem kalian, gue aduin ke ayah kalo kalian macem-macem."
"Yang dimarahin paling kak Yogi sama Putri, gue mah santai aje."
"FAAAL!"
Yogi berbalik dan menatap tajam ke Naufal.
"Bercanda kak!"
"Awas ya lo!"
"Iya hyung, lagian gak lama kok di sininya, udah malem juga."
Mendengar itu Yogi melenggang pergi tanpa bilang apapun lagi.
"Kamu sih Fal, udah tahu kak Yogi tuh posesif sama aku."
"Kalo udah nikah mah gak bakal se-posesif itu kok."
"Apa Fal? Nikah? Siapa yang nikah?"
"Hah? Ya, ya kak Yogi lah, kan kita gak bakal ngelangkahin yang lebih tua."
"Gak usah bohong, please deh Fal, kita masih SMA."
"Iya Put, aku tahu dan aku tahu kamu pengen kejar cita-cita kamu sebagai dokter sebelum nikah."
"Kamu tahu darimana,,,"
"Udah ah, aku pulang ya, udah malem, nanti kakak kamu balik lagi buat ngusir aku."
"Jawab dulu."
"Pokoknya aku tahu, yaudah ya aku pamit, jangan lupa belajar."
TO BE CONTINUED