Ketika akhirnya mobil memasuki sebuah kota dan masuk pula ke gerbang hotel yang terlihat megah dan besar, mata Gia melebar. "Untuk apa kita ke sini?"
"Untuk berbulan madu, tentu saja," jawab Ren enteng.
"Bulan madu? Bulan madu apaan?! Sejak kapan kita menikah?" protes Gia saking kesalnya.
Ren terkekeh sejenak sebelum menjawab, "Bukankah kita sudah menikah beberapa hari lalu? Ohh, itu kawin, yah! Hehe … kau ingin kita menikah sungguhan?"
"Gak sudi!" ketus Gia sambil mengerutkan bibirnya. "Lagipula, kita kan harus menemui klien kamu!" Dia tak nyaman karena begitu tiba langsung saja ke hotel.
"Klien? Klien apa, yah?" Ren berlagak seperti tak paham.
Mata Gia melebar dengan mulut membuka. Orang ini! Bisa-bisanya lup—ohh astaga … kini Gia paham. "Kau bohong! Ternyata kita kagak akan menemui klien!"
Tawa kecil Ren terburai santai. "Ya, lalu kenapa? Bukankah sudah aku bilang kita akan berbulan madu tanpa terganggu siapapun?"