Saat Gia berjalan, dia terlalu ceroboh untuk menyadari ada sepeda motor dari arah samping kirinya. Dia disadarkan dengan adanya bunyi klakson sepeda motor itu yang berusaha mengerem.
Gia tak sempat menghindar.
Namun, ada tangan di belakang yang menarik lengannya lalu membawa Gia ke pelukan.
"Arkhh!" pekik Gia ketika tubuhnya tertarik ke belakang dan berada dalam pelukan. Ketika dia menoleh, ternyata itu Ren.
"Kau itu bagaimana, sih? Apakah memang sengaja berjalan tanpa melihat kanan-kiri jalan?" Ren mengomeli Gia, namun raut cemas jelas nampak di wajahnya.
"Aku …." Gia tak tahu harus berkata apa, bahkan dia tidak mendengar teguran kesal dari pengendara motor yang tadi. Dia masih termangu. Ren mencemaskan dirinya? Ren yang super jahat dan brengsek ini mencemaskan dirinya?