Ketika Giavana sudah siuman dari tak sadarkan dirinya akibat mabuk, dia merasa kepalanya seperti dipukuli, terasa sakit menyengat di bagian dalam sehingga dia sampai harus mengernyit kuat-kuat ketika bangkit dari rebahnya.
"Hm? Uffhhh, sshhh …." Dia melihat ke sekeliling dan mendapati dirinya sudah berada di kamarnya dan kembali mendesis sambil memegangi kepalanya yang berdenyut tajam.
Bukankah dia semalam ada di kelab bersama sahabat-sahabatnya? Kenapa sekarang ada di sini? Lalu, siapa yang mengantar dia pulang ke rumah? Dan … hei, pakaiannya sudah berganti menjadi piyama! Siapa orang yang menggantinya?
Berbagai macam pertanyaan singgah secara beruntun di kepala pening Giavana. Dia berjuang untuk berdiri dan berjalan ke kamar mandi meski sempoyongan. Kandung kemihnya serasa ingin meledak!
Setelah selesai berkemih dengan sepuasnya, dia kembali sempoyongan seraya memegangi kepalanya dan keluar dari kamar. "Ma?" Ia memanggil sang ibu. Ruangan tengah terlihat sepi tak ada siapapun.