"Aku tuh gak mau kalau dia mulai kasi ancaman apapun. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Kamu itu sohib aku, makanya aku gak pengin kamu juga Nad kenapa-kenapa."
"Dih, Gi … dia kan dah biasa ngancam. Toh, itu udah dia lakuin dan aku bodo amat tentang itu."
"Dia udah lakuin? Lakuin apa? Zan, apa ada yang aku gak tau antara kamu ama dia? Kalian bicara apa di belakang aku?"
Zan terdiam sejenak mendapatkan berondongan pertanyaan dari Gia.
"Zan, hei, jujur kasi tau aku, kamu ada ngomong apa aja ama Ren?" Kali ini, Gia melembutkan suaranya agar sang sahabat berani bersuara apa adanya.
"Dia …." Zan menatap ragu ke Gia, tapi kemudian mengalirlah cerita dari mulut Zan mengenai nasib malang kedua kakaknya di bidang pekerjaan semenjak Ren memberikan ancaman padanya.
Gia terperangah mendengar penuturan Zan. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Ren bisa sejauh itu bertindak ke keluarga Zan.