"Kak sem?", dengan mantap kira berucap nama semmy didepan karin.
Karin yang sedang duduk didepan semmy merasa terusik.
Semmy mengerutkan kedua alisnya. Kira tersenyum lebar dihadapan semmy, kira betapa senangnya bisa bertemu dengan semmy disana.
Semmy berekspresi seolah lupa-lupa ingat memandangi kira, pemuda itu tak berani mengeluarkan isi pikirannya.
"Kak reisa, apa kak sem lupa denganku?", celetuk kira duluan.
Ingatan semmy mulai terbuka. "Aah...iya loe adik reisa kan", balas semmy tak ragu.
Kira menganggukkan kepala senang karena semmy masih mengingat akan sosok dirinya.
"Loe disini sendirian?", tanya balik semmy. Sekilas semmy menarik kursi disampingnya untuk kira. "Aku...disini sama...
Selang sedetik tak lama rega berdiri dibelakang kira menyusul kekasihnya yang tiba-tiba pergi ke meja lain.
"Ooh...iya", semmy mengerti sambil manggut-manggut.
Kira berupaya menghargai semmy dan mencoba duduk dikursi yang disediakan semmy namun rega seketika menarik lengan kira melarang kekasihnya duduk disana.
Karin dengan tatapan kosong hanya diam melihat kedua sejoli itu bertingkah dihadapan matanya.
"Sorry sepertinya kita masih punya acara diluar", komen rega menatap sinis semmy.
Kira melongo mendengar celetukan rega. Dirinya bahkan tak mengetahui memiliki ac ara lain selain pergi kekafe.
"Oke silahkan..." dengan baik hati semmy mempersilahkan rega dan kira pergi.
Kira sedikit keberatan akan ajakan rega namun gadis itu tak bisa menolak saat tangannya ditarik paksa oleh rega. Semmy dari jauh melihat perlakuan rega pada kira yang dijumpai beberapa kali sungguh kasar tapi dirinya tak bisa melakukan apa-apa selain hanya menahan nafas tak begitu sukanya.
"Apa mereka begitu serasi sampai kau gak bisa berhenti melihat?", sewot karin.
Saking terpaku pada kira semmy sampai lupa pada karin yang ada didepannya.
"Aah...enggak kok itu....
Semmy melihat karin menaruh kepalanya diatas meja dengan tatapan sedih.
"Ada apa?", tanya semmy. "Loe mau pesan sesuatu? Gue yang traktir mumpung jam kerja gue masih 15 menit lagi baru mulai"
Karin malahan terisak menangis menangkup wajahnya, perasaan yang sedari ditahan menyesakkan dadanya dilepaskan seketika itu juga.
"Hey...kenapa? ada apa? Kenapa tiba-tiba menangis?", semmy panik kewalahan menenangkan karin. Beberapa orang disekitar tertarik menyorot ke arah meja mereka karena sikap karin.
"Loe bisa bilang sama gue mau apa ntar gue kabulin permintaan loe"
Jerit tangis karin semakin pecah dan semmy bingung harus berbuat apa. Pemuda itu berusaha menenangkan karin dengan menepuk-nepuk bahunya agar lebih rileks.
Pelahan karin sedikit menceritakan kisahnya pada semmy yang memiliki hubungan khusus dengan rega.
"Jadi...cowok itu hamilin loe?!", geram semmy dengan nada pelan dan tegas.
Karin menganggukkan kepala tanpa ragu. Kemarahan semmy semakin beralasan terhadap rega. Emosi dalam dirinya berkecamuk ingin memberi pelajaran pada rega.
"Gue gak bisa biarin ini terjadi", semmy bangun dari duduknya berusaha ingin mengejar rega dan kira keluar. Kari bergegas mencegah semmy keluar. "Jangan kak sem...", karin meraih lengan semmy memeluk satu tangan pemuda itu erat dengan tubuhnya. "Karin?"
"Kak sem gak perlu berurusan dengan dia, rega bukan anak orang sembarangan", tegur karin.
"Cowok kayak gitu gak bisa dibiarin", timpal semmy. " Rasanya tangan gue gatal ingin menghajarnya"Karin tercengan dengan sikap semmy, baru beberapa menit yang lalu dirinya kenal dengan semmy, perhatian pemuda itu menyentuh sanubari karin.
"Kak sem ingin menghanjar rega demi aku", heran karin.
Semmy menghela nafas sambil pelan-pelan melepas lengannya dari dekapan karin.
"Gue benci banget sama cowok bajingan kayak si rega", agak memalingkan wajah semmy bergumam," Maaf...kayaknya gue terbawa suasana"
Karin menggelengkan kepala. "Aku baru tau punya seorang kakak laki-laki itu rasanya nyaman seperti ini, sayangnya aku gak punya saudara", ucap karin. Terpancar aura memelas dari mata karin. Semmy seakan terketuk hati melihat keadaan karin.
"Loe boleh nganggap gue kakak loe", Semmy menyentuh kepala karin lembut.
Bibir mungil karin meregangkan senyuman manis tulus tanda kebahagian karena semmy menganggap dirinya sebagai seorang adik. "Kak sem serius?"
"Tentu saja...", jawabnya singkat.
"Padahal baru beberapa jam yang lalu kita ketemu tapi...kak sem sudah sangat baik denganku"
Semmy hanya tersenyum manis seperti biasanya.
Ditengah percakapan mereka didalam kafe tiba-tiba suara seseorang memanggil semmy dari arah pintu.
"Semmy..."
Semmy terperanjat menoleh diikuti dengan karin. Mata karin langsung dibuat kagum dengan pesona wanita yang sedang berjalan mendekat diposisi dirinya dan semmy berdiri.
Postur tubuh yang langsing dan tinggi semampai terbalut long cardigan berwarna krem memakai celana putih, kulitnya yang putih terpancar diwajah sangat cantik dengan rambut tergerai sampai bahu. Sekilas melihat dari mata karin wanita yang ada dihadapannya bukan perempuan biasa sekelas dirinya ataupun kira. Muncul rasa minder dan iri dihati karin saat melihat kesempurnaan si cewek.
Ketika si wanita tepat berdiri dihadapan karin, matanya tak bisa berkedip, bidadari turun kebumi, pekik batinnya.
Semmy menyambutnya ramah. "Kau disni? Kenapa gak bilang kalau mau kesini"
"Apa aku harus dapat izin dulu kalau mau kesini?", balas si cewek.
"Jadi...kau kesini mau ketemu denganku atau mau pesan sesuatu?"
"Kurasa dua-duanya"
Karin merasa mereka mengobrol santai layaknya sudah saling kenal satu sama lain.
Sangking keenakan mengobrol shakira tak menanggapi disebelah semmy ada seorang
gadis belia itu memakai seragam sekolah menengah putih abu-abu, bentuk tubuhnya body goals, Shakira mengamati Karin dari bawah sampai atas.
"Kau siapa?", tanya Shakira melotot pada Karin. Sebaliknya Karin membalas tatapan Shakira tak canggung.
"Dia siapa?", tanya Shakira bertampang judes ke semmy.
"Ooh…dia…", sebelum sempat memperkenalkan, Karin menyela semmy.
"Gue adik kak sem", bergelayut manja tangan Karin melingkar dilengan semmy.
Shakira tertawa kecut. "Sungguh? Omong kosong macam apa ini"
Mata shakira melotot pada semmy minta penjelasan atas pengakuan gadis disampingnya.
"Tenang...gue bisa jelasin"
"Apa kakak juga kenalan kak sem juga?", sahut karin ikut bicara lagi.
Shakira tak membalas apapun. Tangan karin melingkar pada semmy begitu erat tanpa rasa canggung sedikitpun.
"Karin diamlah..., biar kak sem yang jelasin", ucapan manis semmy pada karin membuat shakira panas.
"Kayaknya aku gak butuh penjelasan lagi kak sem", tegas shakira dengan sengaja memanggil nama semmy dengan sebutan kakak juga.
"Aurel..."
Shakira memutuskan berjalan keluar dari kafe tanpa memperdulikan teriakan semmy.
Semmy berusaha melepaskan lengannya dari karin dan mengejar shakira keluar kafe.
Shakira dengan mimik kesal menuju mobil yang dibawanya.
"Aurel...", semmy masih berteriak memanggil tapi tak juga digubris.
"Tunggu...", terpaksa semmy sigap menarik tangan shakira agar terhenti.
"Apaan sih?!", sewot shakira. "Lepasin gak tangan aku"
"Enggak sebelum loe dengerin penjelasan gue dulu"
Dibelakang semmy karin ikut membuntuti nya keluar kafe. Akhirnya semmy berada ditengah shakira dan karin.