Reisa masuk perpustakaan memusatkan mata ketempat yang biasa digunakan sammy duduk, kursi itu kosong. Mahasiswa lain berada disana tak ada yang berniat sengaja ingin mendudukinya. Kursi itu selalu kosong tanpa penghuni sammy.
Reisa merabah kursinya, bolehkah aku duduk disini? Detik itu dibenak reisa muncul wajah cuek Sammy, terlintas pemikiran dimana cowok itu sekarang.
Reisa merogoh tas nya mencari-cari sesuatu, sebuah permainan warna-warni berbentuk kotak dikeluarkan dari dalam tas reisa, rubik milik Sammy! Tanda mata yang diberikan Sammy membuat reisa serasa ingin bertemu kembali, reisa memegang rubiknya sambil memutar-mutar pelan warnanya, kebingungan saat bermain permainan menggambarkan seperti hatinya resah akan perkataan yuna dan video yang ditunjukkannya.
Apa aku harus menjauhi Sammy? Reisa melamun duduk dikursi sammy.
"Kau ngelamun lagi"
Suara Sammy membuyarkan angan reisa, hah? Reisa melongo. Dia disini! "Maaf…aku gak senagaja duduk dikursimu", reisa sigap berdiri pindah berganti kursi.
Reisa buru-buru menyembunyikan rubik memasukkan kedalam tas kembali. Sammy masih berdiri memperhatikan tingkah reisa.
Sammy tiba-tiba muncul berpenampilan agak berbeda dari biasanya, wah! Mataku agak terkesima, seperti inikah penampakan dia saat memakai jaket seperti semmy, aku sempat berpikir dia tadi semmy. "Berdiri", suruh Sammy.
Reisa merasa kikuk "Kenapa?" tak membantah lagi reisa menuruti perintah sammy.
Sammy melepas jaket warna abu yang dikenakan lalu menaruh jaket itu menutupi badan reisa. "Sam?" reisa keheranan akibat tindakannya. Bau wangi jaketnya melewati hidungku, seperti inikah wangi yang menempel ditubuhnya dan sekarang berganti menyelimuti tubuhku, pikirku agak sedikit vulgar.
Tak bisa ditebak, Sammy selalu memberi kejutan tak terduga.
"Kau habis diguyur hujan, kenapa pakaianmu basah?"
"Ah…ini tadi gak sengaja ketumpahan air", jawab reisa agak panik menutupi kebenaran. "Tak apa-apa, ini kukembalikan saja jaketmu", tak enak reisa melepas jaketnya menyerahkan kembali pada sammy.
"Pakailah…", tolak sammy memalingkan kepala," kau ingin bentuk dadamu kelihatan"
Semburat rasa malu memenuhi muka reisa, salting memegangi dada karena teguran sammy.
"Kau?! Piktor…kau harusnya ga bicara sembrono kayak gitu pada seorang gadis", gerutu reisa mengomel sambil terpaksa memakai kembali jaket sammy.
Masih tak memalingkan muka untuk memandang reisa. sammy pura-pura acuh.
Reisa terbawa suasana memandang sammy duduk didepannya, dari balik jaket Sammy mengenakan baju santai kaos lengan pendek berkerah warna putih, bercelana jens dan memakai aksesoris topi dikepala tanpa atribut kacamata, terkesan berbeda dari biasanya yang rapi dan kutu buku. Keren sih tak kalah dari semmy, jika tiap hari penampilannya seperti ini pasti semua cewek penggemar kakaknya bisa beralih menjadi milik dia. Figurnya maskulin banget! Mataku tak bosan menatapnya.
"Kau…mau kemana?", cetusku tanpa sadar mengintropeksinya.
Sammy menengadah berbalik pada reisa "Maksudmu?", tak paham.
Reisa meneliti perawakan sammy dari atas sampai bawah. Sammy menduga-duga
"Apa aku dilarang berpakaian seperti ini?" sammy menarik baju yang menempel ditubuhnya.
"Enggak…", sela reisa. "Aku gak bermaksud mengkritikmu, hanya saja agak sedikit beda dari image mu biasanya", tambah reisa.
"Image?! Memang biasanya aku seperti apa"
Reisa menerka-nerka "Entahlah…" sambil memicingkan mata "Yang pasti semmy lebih ramah". Reisa memancing-mancing sammy kesal.
Sammy melawan. "Kau tak suka?" berwajah serius.
Reisa bingung membalas pertanyaan sammy. Mataku menilai mereka, orang seperti dia diciptakan tuhan ada dua didunia ini. Kedua nya begitu sempurna. Diperhatikan dari sisi manapun mereka tak ada cela nya. Bila ditanya apa aku menyukai nya? Entahlah bagiku mereka menarik karena prestasi dan fisik yang mendukung dari diri masing-masing. Reisa termenung, pemuda itu menunggu jawabannya.
"Jangan bandingkan aku dengan kak sem, itu sangat menyebalkan"
Sammy menyentuh bajunya." aku meminjam ini dari dia", ungkap sammy. Reisa kelepasan berucap "Bagus kok", terlalu terbuai lamunan reisa menyesal mengeluarkan kata sanjungan dari bibirnya. Beruntungnya sammy tak melanjutkan percakapan yang mempermalukan reisa.
"Hari ini aku libur tak ada kelas", Sammy menjelaskan, "Jadi aku ingin sedikit santai"
Reisa menyetujuinya. "Lalu ngapain kau ke kampus?"
Sammy menadahkan satu tangannya pada reisa, "Apa" tak paham.
"Bagi nomor ponselmu", tangan Sammy meminta pinjam ponsel reisa.
"Untuk apa?"
"Kau selalu seperti anak kecil yang selalu butuh penjelasan", keluh sammy menohok.
"Aku kan cuma nanya kenapa kesal", sewotku.
Reisa tak mengeluarkan handphone nya. "Apa kau kekampus cuma ingin minta nomor ponselku?", iseng reisa berharap leluconnya jadi kenyataan. Sammy menyambung singkat
"Mungkin". Reisa membeku, sammy membalas gurauannya jadi serius. Arti kata lain sammy memang kekampus hanya untuk bertemu dirinya.
Tak juga mengeluarkan handphone nya, "Kau sungguh merepotkan?!" tangan sammy merogoh saku celana mengeluarkan ponsel bergambar apel pecah miliknya lalu diberikan pada reisa," Untuk apa ini?" tanyaku tak paham, Sammy menyerahkan ponsel mahalnya padaku.
"Cepat tulis nomormu"
Reisa menerima ponselnya sangat hati-hati, menatap layer dan mengutak-atik menulis beberapa digit angka disana. Bibirku kutahan untuk tak tertawa saat melihat wallpaper yang dipajang dilayar handphone sammy, bergambar karakter kartun ONE PIECE, Si topi Jerami yang doyan makan (Mugiwara Luffy), para penggemar anime pasti mengenalnya. Reisa tak berani berkomentar. Lucu banget! Reisa keasyikan menatap layar ponsel.
"Sudah? Sudah apa belum sih"
Beberapa detik sebelum dikembalikan, notif dari sebuah aplikasi berbunyi saat ponsel masih dipegang oleh reisa. Sebuah tulisan tertera dilayar, sangking penasaran reisa sampai lancang membuka isi tulisannya.
"Lama banget! apa ada sesuatu diponselku?"
Reisa terpaku fokus menatap layar handphone Sammy. "Ada apa? Kau lupa nomor ponselmu?"
Mulai panik reisa mencari handphone miliknya, tertera dilayar handphone ada notif serupa seperti yang didapat sammy. Video yang diperlihatkan yuna pada reisa sekarang sudah ada diponsel miliknya juga milik Sammy, ancaman yang dikatakan yuna menjadi kenyataan.
Sammy tak sabaran merebut ponselnya dari tangan reisa. Gadis itu sedaritadi menatap handphone tanpa mengedipkan mata tegang. Video berdurasi 60 detik itu ditonton oleh Sammy. Kejadian dimana dirinya berada diperpustakaan bareng reisa dan shakira, situasi menegangkan yang diciptakan sammy dan shakira, caption nya bertuliskan shakira membully Sammy diperpustakaan, kemarahan shakira begitu jelas digambar, ditambah ocehan-ocehan buruk yang dilontarkan shakira pada sammy membuat video semakin tragis.
Sammy berdiri dari kursi, "Ulah siapa ini", geramnya. Tangan reisa menunjukkan ponselnya pada Sammy dapat notif sama. "Kau juga mendapat pesan yang sama?"
Reisa menganggukkan kepala.
"Jika kak sem melihat, dia pasti akan sangat marah besar", gumam Sammy, suara lirihnya masih bisa masuk ditelinga reisa.
"Kenapa?", tanyaku ikut campur.
"Aku harus pergi sekarang", Sammy bergegas berjalan keluar tanpa mendengarkan terlebih dulu apa yang ingin disampaikan reisa, reisa mencoba memberitahu sammy siapa dalang dibalik kejadian, sammy sudah keburu pergi tanpa informasi reisa.
Reisa sedikit ketakutan. Yuna tak bercanda melayangkan serangan buruknya terhadap Shakira.
Seluruh mahasiswa kampus mendapatkan notifikasi video serupa, termasuk para dosen dan dekan. Kehebohannya menjadi kabar baik kawanan yuna. Kegemparan atas meledaknya video sukses seperti perkiraan yuna.