Kabar baik dari dokter ini memberikan ketenangan untuk Kenedi dan Hanna. sementara Zara merasa lega hanya karna ia tak lagi harus merasa bersalah melihat kedua mertua nya menangisi Radit yang berada diambang kematian nya, meski memang sebenar nya jauh di dalam lubuk hati Zara, kematian Radit adalah impian terbesar nya.
Karna Radit sudah berhasil di selamatkan, Kenedi memutuskan mengirim Hanna dan Zara untuk pulang ke rumah agar mereka dapat beristirahat dengan tenang malam ini. Kenedi khawatir jika Hanna terus-terusan berada di rumah sakit ia akan jatuh sakit karna kelelehan dan kurang tidur.
"Maaf pa, kali ini saja! mama nggak bisa menuruti apa keinginan papa! mama nggak mau jauh-jauh dari anak semata wayang mama pa, setidak nya sampai dia bisa membuka mata nya lagi pa, mama nggak bisa tenang pa jika Radit masih belum membuka mata nya pa" Hanna menolak perintah Kenedi dengan nada tegas.
Hanna langsung berjalan masuk ke dalam ruangan untuk melihat anak tersayang nya. Kenedi tak bisa berkata apa-apa kali ini. Akhir nya Kenedi meminta Zara untuk pulang mengingat Zara pun sedang dalam keadaan kurang sehat.
Kenedi merangkul Zara sambil berjalan mengantarkan Zara ke area parkir untuk mengambil mobil nya dan langsung pulang. Setelah berpamitan pada Kenedi Zara langsung masuk ke dalam mobil dan perlahan melajukan mobil nya meninggalkan area rumah sakit. Setelah mobil Zara tak lagi terlihat, Kenedi pun berjalan kembali ke dalam rumah sakit dan langsung menuju ruang rawat putra tercinta nya.
Di dalam ruangan Hanna terlihat duduk di sisi Radit, air mata nya terus berlinang, tangan nya menggenggam erat tangan Radit. Hanna terlihat begitu hancur melihat keadaan Radit yang tak berdaya.
"Pa, apa menurut kamu benar pa kita membiarkan Zara dan Radit melanjutkan pernikahan mereka?" kata Hanna kepada sang suami.
"Kamu dengar sendiri tadi kan pa perkataan Zara kepada Radit?! padahal Radit dalam keadaan seperti ini, tapi Zara malah duduk di sisi Radit untuk mengungkapkan perasaan benci nya terhadap Radit pa! bahkan dia tak bergeming dan membiarkan saja Radit ketika Radit tiba-tiba kritis kan pa! kamu lihat kan pa! kasihan Radit ku pa!" kata Hanna berbicara sambil terisak-isak dan memeluk Kenedi sang suami.
Kenedi hanya diam, ia memeluk erat Hanna dalam pelukan nya dan berharap Hanna akan mendapat sedikit ketenangan dalam pelukan nya. Meski Kenedi sendiri pun sebenar nya sangat sedih dan hancur mengetahui bahwa Zara masih menyimpan kebencian untuk Radit anak nya.
Saat sedang dalam perjalanan menuju rumah dan hampir sampai, tiba-tiba mobil yang dikendarai Zara oleng tak karuan, Zara langsung menghentikan laju mobil nya dan memutuskan untuk minggir sejenak dan melihat apa yang terjadi pada mobil nya.
Begitu Zara turun dari mobil ia langsung melihat ke arah ban mobil nya dan ternyata benar saja, ban mobil nya bocor. Zara menjadi kesal bukan main, padahal hari sudah hampir gelap.
Sebenar nya di bagasi mobil memang ada ban cadangan yang di bawa oleh Zara, namun Zara tak bisa memasang nya sendiri dan mau tidak mau Zara harus menghubungi montir dan menunggu hingga montir tiba.
Menunggu lama dan ia seorang diri membuat Zara dilanda rasa bosan. Zara mengambil sebatang rokok dan langsung menikmati nya di tepi jalan itu sambil memainkan hp nya.
Saat Zara sedang asik menikmati rokok nya, terlihat sebuat mobil jazz berwarna merah melintas dengan kecepatan yang sangat rendah ketika melewati diri nya, namun merasa tak mengenali mobil itu Zara pun cuek saja dan mengabaikan nya.
Karna terlalu lama menunggu montir tiba, baterai hp Zara lobet dan harus segera di cas jika Zara tak ingin hp nya mati. Zara langsung membuka mobil nya dan mengambil sebuah powebank berwarna hitam milik nya. Setelah menyambungkan hp nya pada powerbank, Zara meletakkan hp nya di dalam mobil sementara ia akan menghabiskan rokok di tangan nya sedikit lagi.
Saat Zara hampir menghabiskan rokok nya terlihat dari arah belakang, mobil yang tadi melewati nya tiba-tiba saja kembali dan kini terlihat melaju ke arah diri nya. Zara menjatuhkan rokok di tangan nya dan lalu menginjak nya hingga api nya padam dan tak lagi mengeluarkan asap.
Zara melihat ke arah mobil yang kini berhenti tepat di belakang mobil nya.
Zara penasaran dan menunggu sampai pengendara mobil itu turun. Tak lama pintu mobil terbuka, dari dalam mobil turun seorang pria berbadan tinggi tegap menggunakan masker turun dari mobil.
Zara terlihat takut karna hari yang mulai gelap dan ia dalam keadaan sendiri lalu diwaktu bersamaan tiba-tiba kini ada seorang pria asing yang tak dikenali nya menghampiri nya.
"Maaf kamu siapa dan ada perlu apa ya?!" kata Zara bertanya pada pria yang kini berdiri tepat di hadapan nya.
Menyadari bahwa kehadiran nya saat itu membuat Zara sedikit takut, pria itu pun langsung membuka masker nya dan memperlihatkan wajah nya kepada Zara agar Zara dapat mengenali wajah nya dan tak lagi takut pada nya.
"Oh maaf! mas ini tetangga baru saya kan? suami nya mbak Vira kan ?!" Zara langsung mengenali Bastian begitu melihat wajah nya.
"Iya, kamu kenapa disini sendirian ? sebentar lagi hari akan gelap!" kata Bastian dengan nada datar nya.
"Ini mas, ban mobil ku nggak tahu kenapa tiba-tiba aja bocor, dan sebenar nya aku punya ban cadangan di bagasi, cuma masalah nya aku nggak bisa memasang nya sendiri mas" kata Zara menceritakan kondisi dan masalah nya.
"Boleh aku lihat dimana ban dan dongkrak mu?" kata Bastian.
"Oh boleh banget mas! ini silahkan mas" kata Vira langsung menunjukan isi barang di dalam bagasi mobil nya.
Tanpa basa-basi lagi Bastian langsung megeluarkan ban cadangan milik Zara dan mengambil dongkrak. Bastian langsung bekerja menggantikan ban mobil Zara. Dengan cekatan sebentar saja Bastian menyelesaikan pekerjaan nya dan langsung menyimpan kembali pekakas milik Zara ke dalam bagasi mobil nya lagi.
"Wiiiih! sudah selesai mas? ya ampun cepat juga ya kerjaan mas!" kata Zara memulai basa-basi nya dengan nada riang.
"Sudah gelap, nggak baik perempuan sendirian di pinggir jalan!" kata Bastian sambil berjalan kembali menuju mobil nya.
"Iya mas, eh mas makasi ya atas bantuan kamu" kata Zara sambil berlari menghampiri Bastian.
"Mas sekali lagi thank you ya mas, kalau nggak ada kamu mungkin malam ini aku tidur di sini kali mas" kata Zara.
"Apakah tidur di pinggir jalan adalah kebiasaan mu?!" kata Bastian.
Bastian langsung masuk ke dalam mobil nya dan melajukan mobil nya meninggalkan Zara. Zara terkejut mendengar perkataan Bastian sehingga ia hanya terdiam saja. Namun menyadari Bastian telah meninggalkan nya, Zara pun langsung masuk ke dalam mobil dan melaju pulang ke rumah.