Chereads / Kelut Cinta dan Benci / Chapter 19 - 19. Makan Malam Pertama Zara

Chapter 19 - 19. Makan Malam Pertama Zara

"Oke pa, maaf ya! tapi besok sebelum pergi ke klinik aku usahakan akan mampir ke rumah sakit pa" kata Zara. Zara langsung mematikan telfon nya dan melanjutkan langkah nya menuju tujuan awal nya.

"Ayok bik, kita uda telat ni" kata Zara sambil menggandeng tangan Inah mengajak nya berjalan.

"Loh tapi non?! mobil kita kan ada di sebelah sana non?!" kata Inah dengan perasaan heran karna Zara berjalan langsung menuju gerbang rumah bukan ke arah mobil yang terparkir.

"Ih bik, ngapain juga kita perlu mobil? kan kita cuma mau ke rumah yang ada di sebrang itu kok!" kata Zara sambil tersenyum semringah menunjuk kearah rumah Vira dan Bastian.

Zara menggandeng Inah dan berjalan dengan langkah seribu. Tampak jelas bahwa Zara begitu bersemangat untuk moment makan malam ini, hati nya begitu menggebu-gebu untuk pergi ke sana. Inah pun ikut bahagia melihat kebahagiaan Zara.

Setelah sekian lama akhir nya Zara mulai memiliki keinginan lagi dalam hidup nya. Pertama kali nya Zara melakukan sesuatu yang menyenangkan hati nya tanpa dorongan atau pun paksaan dari orang lain. Bagi Inah tidak yang lebih di inginkan nya selain melihat Zara bisa tersenyum bahagia.

Begitu sampai di depan pintu rumah yang megah namun terlihat simple dengan ukiran-ukiran indah pada pintu nya tanpa berlama-lama Zara langsung menekan bel yang ada di sisi kanan pintu rumah untuk memberitahukan pemilik rumah bahwa ia sudah berdiri tepat di depan pintu rumah nya.

Tidak menunggu lama, pintu terlihat di buka dan mereka langsung di sambut dengan hangat oleh Vira dan kedua anak kembar nya yang lucu-lucu dan sangat menggemaskan.

Zara tak henti tersenyum saat berada di rumah itu, suasana terasa begitu hangat seakan ini adalah pertemuan dua keluarga yang sudah sekian lama tidak berjumpa dan kini sedang mendapat waktu untuk saling melepas rindu dan berbagi canda tawa bersama.

"Eh ayo kita masuk! kenapa kita jadi asik ngobrol di depan pintu sih" kata Vira mengajak Zara dan Inah masuk ke dalam rumah nya menuju ke ruang makan.

Begitu sampai di ruang makan, Zara dan Inah di buat begitu terkesima melihat tatan meja makan yang sudah di penuhi dengan beraneka macam makanan dengan olahan-olahan mirip seperti hidangan yang tersaji di rumah makan mewah atau hotel-hotel berbintang.

"Waah mbak! kamu ngundang orang sekomplek kita ini buat makan malam ya?" kata Zara karna takjub melihat hidangan yang menyambut ia dan Inah di atas meja.

"Hahaha, kamu ni ya Ra, ada-ada aja deh! ya buat kita dong! kalau orang sekomplek ya mana mungkin rumah ku yang kecil ini muat!" kata Vira sambil berguyon pada Zara dan Inah.

" Ya ampun hanya untuk kita? wah gila sih ini, hidangan sebanyak ini uda cukup kali mbak untuk nyambut orang satu komplek!" kata Zara lagi dengan tawa manis nya.

"Ah sudah lah, dari pada kita berdiri di sini membicarakan makanan itu, lebih baik kita langsung duduk dan makan, nih pasukan ku sudah pada lapar" kata Vira sambil menggandeng kedua jagoan nya menuju kursi mereka di meja makan.

"Seperti nya saya harus sering-sering main ke rumah non Vira nih! agar bisa membuat makanan seperti ini non" kata Inah memuji kemampuan Vira dalam memasak.

"Ih ada-ada aja deh bik! ini bukan apa-apa, resep nya saja aku dapat dari youtube! masakan kampung pasti lebih mantap deh bik" kata Vira membalas pujian Inah terhadap diri nya.

Saat mereka sudah duduk di tempat masing-masing dan akan segera memulai makan malam mereka. Tiba-tiba dari arah tangga terlihat Bastian yang sedang berjalan menuruni tangga satu-persatu menuju ke meja makan juga.

"Oh ya sampai lupa aku, itu Bastian suami aku" kata Vira memperkenalkan Bastian kepada kedua tamu baru nya.

"Dan mas, ini Zara dan bik Inah tetangga kita yang tepat si sebrang rumah kita" Vira juga tidak lupa memperkenalkan tamu-tamu istimewa nya kepada Bastian.

Bastian melemparkan senyuman ramah ke pada Zara dan Inah sebagai sambutan nya kepada ke dua tamu baru nya untuk makan malam bersama pertama mereka itu.

"Gimana keadaan suami mu Ra?!" tanya Vira sambil menyantap makan malam nya.

"Ya gitu deh mbak, nggak ada yang perlu di khawatirin lah!" Zara menjawab dengan nada tenang dan gaya bicara nya santai.

Seperti biasa, tidak pernah tersirat kekhawatiran di wajah Zara jika membahas perihal Radit suami nya. Karna memang Zara tidak memperdulikan apapun yang terjadi pada Radit, baginya semakin buruk semakin baik.

"Oh begitu, syukurlah! aku sebenar nya bekerja di rumah sakit itu juga Ra, jadi kalau kamu sedang buru-buru atau tidak sempat ke rumah sakit dan kebetulan mau ada nitip-nitip apa gitu, bisa ke aku Ra" kata Vira menawarkan sedikit bantun kepada teman baru nya itu.

"Hmmmm.... mau nitip apaan ya?!" jawab Zara sambil tertawa renyah dan berguyon.

Seisi ruangan ikut sedikit tertawa dengan celotehan Zara. Suasana malam itu benar-benar terasa begitu hangat nya. Meski ini baru kali pertama mereka duduk bersama-sama namun tidak terlihat ada kecanggungan di antara mereka.

"Aku sudah selesai dan kebetulan ada beberapa hal yang harus aku kerjakan malam ini, jadi aku mohon izin dulu, tapi kalian tetap lanjut aja ya!" kata Bastian kepada semua orang yang ada di ruang makan.

"Oh iya iya mas, nggak masalah kok, silahkan saja di lanjutkan perkerjaan nya!" jawab Zara dengan senyum ramah nya.

"Non kalau begitu, saya juga mau izin pulang duluan ya, mau beberes di dapur Non" kata Inah mengikuti langkah Bastian.

"Ih bibik nggak seru nih! beberes apa lagi sih bik? memang nya seharian bibik di rumah, di dapur terus seharian nggak habis ya bik kerjaan bibik? nggak bosen bibik?" kata Zara sedikit kesal dan merajuk karna Inah ingin pulang duluan.

"Iya non, banyak banget kerjaan nya, udah nggak apa-apa non, non lanjut aja dulu, nanti bibik jemput kalau non mau pulang deh!" jawab Inah sambil sedikit mengguyon Zara.

"Iya Ra, biarin deh! ntar mbak deh yang anterin kamu pulang kalau kamu nggak berani pulang sendirian!" pungkas Vira sambil tertawa.

Setelah Bastian, Inah pun pergi meninggalkan meja makan untuk pulang ke rumah. Inah sedikit kurang nyaman karna ini merupakan kali pertama ia berkumpul bersama keluarga kecil Vira.

Belum lagi usia Inah yang memang berbeda jauh dengan Vira dan Zara, membuat kegiatan nongkrong malam-malam dan mengobrol sambil berleye-leye bukan lagi porsi untuk orang seusia Inah.