Chereads / Kelut Cinta dan Benci / Chapter 20 - 20.Malam yang Panjang untuk Vira dan Zara

Chapter 20 - 20.Malam yang Panjang untuk Vira dan Zara

"Eh kita lanjut duduk di depan tv yuk Ra, aku sudah beli beberapa cemilam untuk amunisi kita, hehehe...." Vira kembali mengguyon Zara.

Zara dan Vira duduk di sofa berwarna abu-abu di depan tv besar berlayar datar yang mirip seperti mini bioskop di rumah. Sementara Zara dan Vira menikmati obrolan mereka ditemani dengan minuman soda berwarna merah, Vindi dan Vino pula sibuk dan asik dengan mainan merka masing-masing di sudut ruang yang memang di desain untuk tempat bermain anak-anak yang aman dan nyaman.

"Oh ya Ra, apa rencana kamu ke depan nya Ra?" tanya Vira sambil menatap kearah Zara.

"Rencana? rencana apa maksut kamu mbak?" jawab Zara, pertanyaan Vira membuat Zara mengerutkan kening nya karna ia tak memahami maksut dari pertanyaan Vira.

"Yah... gimana rencana kamu untuk hidup mu ke depan? apa kamu mau hidup dalam sandiwara selama nya?" Vira menjelaskan pertanyaan nya kepada Zara.

"Hmmm.... memang nya ada ya mbak cara untuk ku bebas dari kutukan hidup ku ini?" jawab Zara sambil menyandarkan kepala nya ke sofa tempat duduk nya.

Sejenak suasana di atara kedua wanita itu menjadi sedikit hening. Vira menarik nafas nya perlahan dan membuang nya. Baik Zara dan Vira keuda nya menjadi diam. Seperti nya percakapan diantara kedua nya sudah mencapai titik klimaks pada beban dari cerita hidup mereka.

"Sebenar nya dari dulu aku lebih memilih untuk mati dari pada harus menjalani hidup ku ini mbak!" kata Zara lagi berbicara dengan tatapan mata nya yang terlihat kosong.

"Jangan membicarakan perihal memiliki hidup yang bahagia dengan ku mbak! karena entah mengapa, bahkan untuk mati sekalipun terasa sulit untuk ku dapatkan mbak!" lanjut Zara yang sudah putus asa dalam hidup nya.

"Hidup yang tidak coba kau gapai bagaimana akan kau miliki Ra?!" kata Vira.

"Hidupku sudah lama menjadi milik orang lain mbak!" Zara menjawab lagi dengan nada datar.

"Bagaimana mungkin hidup mu menjadi milik orang lain? apa karna kau berhutang budi pada kedua orang tua, lantas kau menjadikan itu sebagai alasan kau pantas hidup sengsara karna ulah anak nya?!" kata Vira dengan nada berbicara yang tegas.

"Hidup dan menjadi dewasa memang tidak mudah, namun jangan hanya karna terlalu sulit lantas kau menyerah begitu saja!" kalimat Vira yang membuat Zara menegakkan duduk nya.

Zara di buat terdiam tanpa kata-kata karna perkataan Vira barusan. Selama hidup nya baru kali ini ada orang yang berkata penuh makna kepada nya.

Dengan air mata yang jatuh Zara langsung memeluk erat Vira. Setelah sekian lama akhir nya Zara menemukan ada orang yang memperdulikan diri nya , mengkhawtirkan diri nya dan memikirkan kebahagiaan nya.

"Sulit ataupun mudah, sedih ataupun bahagia bukanlah suatu pilihan dalam hidup ini Ra, itu semua adalah garis takdir yang memang pasti akan kita lalui mau tidak mau, siap tidak siap, namun yang pasti kita pasti mampu melewati nya Ra!" sambung Vira sambil terus memeluk hangat Zara yang mulai tersedu-sedu dalam pelukan nya.

"Tenang sayang, satu hal yang harus kau yakini Ra, apapun keadaan yang sedang kau lewati, kau tidak sendiri Ra, selalu ada orang-orang yanh menyayangi dan akan selalu mendoakan serta mendukung setiap langkah yang kau ambil Ra!" kata Vira lagi.

"Dan satu hal yang paling kau butuhkan sekarang adalah keberanian untuk memilih langkah demi langkah yang harus kau ambil untuk meraih segala mimpi indah dalam hidup mu" sambung Vira lagi menenangkan Zara dalam pelukan nya.

"Tapi apa aku bisa mbak? apa aku tega menghancurkan hati kedua orang tua nya?" tanya Zara diiringi isak tangis nya.

"Lalu hati mu?! apakah atas dasar kasih sayang mereka untuk mu, apa mereka pernah bertanya sekali saja tentang bagaimana perasaan mu dalam menjalani pernikahan ini?!" jawab Vira sambil menghapus air mata yang terus jatuh membasahi pipi tembem Zara.

Tangis Zara semakin terisak-isak mendengar apa yang dikatakan oleh Vira, Zara begitu menikmati tangis nya yang membuat nya begitu lega.

Setelah bertahun-tahun Zara bergelut melawan batin nya untuk tetap diam dan bertahan dengan segala luka dan derita yang di alami nya, akhir nya hari ini ada yang dapat memahami semua itu tanpa Zara harus menjelaskan segala nya.

Vira hadir begitu saja dalam kehidupan Zara bagaikan sebuah cahaya dalam gelap nya kehidupan Zara selama ini. Vira mampu membuat Zara merasa seperti menemukan sosok ibu dalam hidup nya, karna memang usia Vira yang memang lebih dewasa jika di bandingkan dengan Zara, membuat Vira mampu mengemong Zara.

"Sudah malam, ayo ku antar kamu pulang, kamu istirahat dulu malam ini, tenangkan hati dan fikiran mu, nanti baru pelan-pelan tanyakan hati mu apa jalan yang dinginkan hati mu dan apa langkah yang akan kau pilih" kata Vira lagi.

Zara menghapus air mata nya, ia menganggukan kepala nya sambil tersenyum. Vira dan Zara mengkhiri obrolan mereka malam itu.

"Vino, Vindi kalian tunggu di sini sebentar ya, mama mau mengantar tante Zara pulang sebentar ya!" kata Vira berpamitan pada kedua anak nya untuk mengantar Zara pulang dan meminta Vino dan Vindi tetap bermain sambil menunggu Vira kembali.

Vira membuka pintu rumah nya dan ternyata di luar rumah nya Inah terlihat berjalan di halaman rumah Vira menuju pintu rumah nya untuk menjemput Zara.

Zara tersenyum melihat kedatangan Inah, karna memang sebenarnya Zara tau betul bahwa Inah tidak akan bisa tenang apa lagi tidur jika Zara belum pulang ke rumah.

"Tuh lihat, bik Inah pasti ke sini lagi untuk menjemput ku! dia nggak akan pernah bisa tenang apa lagi tidur kalau aku belum pulang!" kata Zara sambil tersenyum menunjuk ke arah Inah.

"Kamu tau mbak?! satu-satu nya hal yang selalu dan selalu aku syukuri dalam hidup aku adalah ada nya bik Inah dalam hidup ku! aku nggak bisa bayangin deh gimana hidup aku seandainya bik Inah nggak ada dalam hidup aku, nggak dampingi aku melewati suka dan duka dalam hidup ku mbak, bisa gila kali ya aku mbak!" sambung Zara sambil kembali tersenyum.

"Sudah mau pulang non? kebetulan sekali, berarti saya datang di waktu yang tepat ya non!" kata Inah sambil tersenyum melihat Zara berdiri di teras rumah Vira.

"Baru aja aku mau anterin non cantik bibik ini untuk pulang, sekalian aku pastikan non Zara kesayangan bik Inah sampai dirumah dengan aman dan selamat tanpa ada lecet sedikit pun" kata Vira sambil kembali mengguyon Zara dan Inah.