"Tenang kami akan bawa Anda ke rumah sakit, agar bisa di periksa secara keseluruhan. Kami juga akan berikan Anda uang sebagai kompensasi," sahut Rafael.
"Tidak usah, saya tidak mau ke rumah sakit. Saya mau kalau luka-luka begini, cukup ganti dengan uang saja. Terus kalau kami bersedia pindah, bagaimana menghubungi kalian? Lexis pasti enggan mengangkat panggilanku lagi, dia pasti berpikir aku jahat sudah membohonginya. Tapi kalau dia tau bagaimana aku di pukuli, pasti dia baru tau rasanya."
Ayah Lexis langsung menolak ke rumah sakit, sebenarnya alasannya karena uang untuk berobat itu sayang kalau diberikan pada rumah sakit. Lebih baik dia sendiri yang memegang uangnya, untuk keperluannya sendiri.
Rafael pun langsung merogoh saku jasnya, dia mengeluarkan amplop coklat berisi uang dan tidak lupa kartu namanya. Dia pun menyodorkan dua benda itu, pada ayah Lexis yang langsung di sambar dengan wajah sumringahnya.