Dia.. orang yang begitu aku percayai. Pada akhirnya menusuk diriku dari belakang. Walaupun pengkhianatannya tidak sebesar pengkhianatan lelaki yang membunuh orang tuaku, tapi tetap saja! Dia yang paling tahu bahwa aku trauma berat pada pengkhianatan. Jadi kenapa dia mencoba mengkhianati aku? Apakah dia tak sadar bahwa sikapnya ini membuatku jadi tak percaya pada siapapun?
"Aku sangat merasa bersalah, apakah kau mau memaafkan aku?" Sekali lagi dia mengatakan apa yang sebenarnya tak pernah ingin aku dengar.
"Maaf? Kau yakin meminta maaf dan memasang wajah tak bersalah itu seakan-akan aku ini Dewi pemaaf?! Aku tanya satu hal, apakah kau pernah merasakan apa yang aku rasakan? Dikhianati oleh orang yang paling aku percayai! Kau! Kau adalah satu-satunya orang yang aku percayai selama ini, Bella! Kenapa kau tega menusukku dari belakang!"