Chereads / Menjinakkan Suamiku Yang Nakal / Chapter 6 - Pengkhianatan!

Chapter 6 - Pengkhianatan!

(Stella POV)

Aku menghela nafas panjang saat berhasil sampai di kamar dan bisa menyelesaikan semua hal yang terasa menyebalkan. Saat ini, suamiku hanya berdiri saja sambil menatap dengan tatapannya yang sangat aneh.

Sepertinya dia bingung ingin melakukan apa.

"Duduklah, anggap rumah sendiri. Biasanya aku tidur sendirian, tapi sekarang sepertinya aku harus membagi tempat tidur ini padamu." kataku padanya.

"Tidak perlu Nona, aku akan tidur di tempat lain saja. Aku tak mau mengganggu waktumu." Dia berkata sambil menatap lantai di bawahnya, dia tahu batasan dan dia tahu kapan harus bersikap sebagai bawahanku.

Sejujurnya aku tak butuh suami, aku hanya butuh sesuatu yang dapat menguntungkan diriku saja.

"Ya, apakah kau punya pertanyaan untuk semua ini?" Aku bertanya sambil membuka pakaian satu persatu, aku harus mandi. Semua ritual membuatku merasa tak nyaman.

"Belum ada pertanyaan apapun, aku akan melakukan semua perintah anda." Kata Xavier, suaranya selalu saja membuatku merinding. Dia punya banyak kelebihan untuk menggetarkan hatiku, apakah aku terlalu berlebihan menanggapi semua ketidakberdayaan ini?

"Bagus, kau boleh mencari kamar yang kau suka di Mansion ini." Kataku padanya.

Aku kira dia akan langsung pergi, tapi dia malah menatap mataku dan sepertinya menunggu sesuatu.

"Ada apa?" Aku bertanya lagi, dia tampak ingin mengatakan sesuatu tapi sepertinya butuh beberapa saat sampai dia mau mengatakan isi hatinya padaku.

"Ada yang mau aku tanyakan." Katanya

"Ya, tanya saja."

"Apakah dalam melakukan pekerjaan ini, aku boleh meminta bayaran? Maksudku, aku punya beberapa anak yatim piatu yang membutuhkan makanan. Aku bekerja untuk mereka, jadi aku mau tanya apakah aku mendapatkan bayaran berupa uang? Ahh. Tidak, makanan atau minuman juga tak masalah." Xavier berkata cukup cepat dan sepertinya dia sangat takut padaku.

Dia bertanya tentang bayaran? Jadi dia berpikir aku tak akan membayarnya?

"Tentu, kau suamiku. Kau punya banyak uang, lebih tepatnya kamu memiliki sebagian hartaku, jadi gunakan saja jika kau mau." Saat aku mengatakan hal itu, dia langsung mengangkat wajahnya dan menatap mataku dengan sangat bahagia.

Begitu saja? Bisa membuat senyum manis di bibirnya?

"Benarkah? Apakah aku bisa membantu banyak anak-anak terlantar dengan uang itu?" Tanya Xavier sekali lagi.

"Ya, kau bisa gunakan. Jadi? Itu saja yang ingin kau tanyakan padaku?"

"Ya, hanya itu. Kalau begitu aku akan pergi mencari kamar dan kembali besok pagi. Terima kasih." Xavier langsung melangkah pergi dari sini, tapi dia berhenti sekali lagi dan menatap mataku.

"Apakah kamu bisa memberikan sedikit persetujuan? Maksudku, berjanji padaku?" Dia mengulurkan tangannya, dia mau aku menyambut telapak tangannya saat ini?

Pada akhirnya aku mengulurkan tanganku padanya, kami saling berjabat tangan. Entah kenapa aku merasa telapak tangannya lebih dingin dari sebelumnya.

"Katakan, kau berjanji untuk memberikan hak penuh sebagai suamimu." Katanya sambil tersenyum, wajahnya masih saja seperti anak kecil yang menginginkan permen.

"Ya, aku Auristella Cavendish memberikan hak penuh pada suamiku Xavier." Aku tersenyum saat mengatakan hal itu, dia langsung mencium tanganku dan memeluk diriku dengan erat.

Dia benar-benar menggemaskan, entah bagaimana ceritanya aku bisa merasakan bahwa Xavier mampu mengoyak sedikit demi sedikit isi hatiku yang membeku.

Ah! Tapi apa yang aku pikirkan, semua lelaki sama saja. Mereka akan menyakiti aku pada akhirnya.

"Sudah? Kalau sudah kau boleh pergi." Kataku, dia langsung mengangguk dan melangkah pergi, aku tersenyum saat melihatnya yang telah menutup pintu.

Dia tak terlalu sulit untuk dikendalikan, aku jadi bertanya-tanya kenapa dia mudah sekali menerima semuanya?

Tentang pernikahan dan tentang ritual pernikahan, dia tak pernah benar-benar bertanya padaku.

Apakah ada yang dia sembunyikan?

Ahhh..

Mungkin itu hanya ketakutanku saja.

~~~~

Keesokan paginya aku terbangun karena guncangan dari tubuhku sangat kencang, aku membuka mata dan melihat bahwa saat ini Bella tampak sedang dalam masalah.

"Ada apa Bella? Kau membuatku sakit kepala jika membangunkan aku seperti ini!" Aku menahan tangannya yang sudah ingin mengguncang tubuhku lagi.

"Kau gila? Kau memberikan semua hartamu pada Xavier? Maksudku, suami barumu?" Pertanyaan Bella membuatku bingung.

Apa yang sedang dibicarakan oleh Bella?

"Hah? Kapan aku memberikan semua hartaku?" Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, mencoba untuk menerima semua hal yang tak benar-benar aku pahami.

"Apa?" Tanyaku lagi.

"Lihat ini!" Bella memberikan laporan di dalam tablet yang dia pegang sejak tadi, aku mencoba untuk membaca semuanya secara perlahan-lahan.

"Apa?! Bagaimana bisa? Aku tak pernah menyetujui dan menandatangani apapun!" Aku menatap mata Bella, berharap dia bisa memberikan jawaban.

"Dia mendapatkan seluruh sidik jarimu, kau menyetujui dengan suaramu dan sekarang Xavier mengambil alih seluruh hartamu. Seluruhnya! Kau sekarang jatuh miskin, lebih tepatnya kau hanya bisa hidup dari jatah suamimu." Ucapan Bella membuatku hampir memuntahkan seluruh isi perutku, lebih tepatnya aku sudah merasa sakit saat mendengar semua hal yang dia katakan.

Jadi semalam?

Semalam Xavier?

Tapi bagaimana bisa semudah itu memindahkan seluruh aset dan saham perusahaan?

Siapa Xavier sebenarnya? Bagaimana bisa dia melakukan hal yang mustahil?

Tidak! Pasti ada yang membantunya!

"Dia merencanakan hal ini sejak lama! Sialan! Siapa yang membantunya? Tak mungkin semudah itu mengambil semua hartaku!" Aku mencoba untuk berpikir dengan jernih, apapun yang dia lakukan, aku rasa tak akan pernah semudah ini.

"Jika ini rencananya, aku rasa dia tidak akan bisa melakukan semuanya sendiri. Dia butuh rencana, kekuasaan lebih tinggi, hal-hal mengenai kehidupanmu, intinya. Entah dia yang sebenarnya punya kekuasaan tinggi, atau dia dibantu oleh seseorang. Selama ini, aku rasa dia sudah memata-matai kita." Ucap Bella dengan seluruh pikirannya.

"Jika dia punya kekuasaan yang lebih tinggi, kenapa aku tak mengenalnya? Aku hidup ratusan tahun, aku tahu siapa saja di dunia ini. Jika dia dibantu seseorang? Siapa yang berani padaku?!" Aku ingin sekali mengoyak jantung Xavier saat ini.

"Kau bermasalah jika jatuh miskin?" Tanya Bella padaku.

"Aku tak masalah tentang kemiskinan, yang aku permasalahkan adalah hidup di zaman ini bukan tentang kekuasaan saja, tapi tentang uang! Seluruh Pack Cavendish tetap mengikuti perintahku karena uangku! Hidup berubah dan semuanya berubah, aku tak bisa mengontrol mereka lagi dengan mudah jika aku tak punya uang! Sialan, bahkan bertahun-tahun ini aku berusaha memastikan bahwa hanya aku yang paling banyak punya uang! Agar anggota Pack tak berusaha menjatuhkan aku! Tapi sekarang apa? Aku sekarat hanya satu kali pukulan? Ini tidak masuk akal!!"

Aku langsung bangun dari tempat tidur, sekarang aku harus memikirkan beberapa rencana yang masuk akal. Rencana agar anggota dari Pack Cavendish tidak berusaha mencekik leherku dan mematahkan jantungku sekali gerakan! Jika mereka mengetahui hal ini, maka habislah sudah kekuasaanku!

"Siapa yang kau curigai saat ini? Stella?" Pertanyaan Bella tak bisa aku jawab sama sekali, aku merasa bahwa ada sesuatu yang aku lewatkan, ada sesuatu yang membuatku tak berpikir sampai kesana. Hingga sesuatu itu mendapatkan celah untuk menjatuhkan dan…?

Aku menatap Bella, melihat wajahnya yang hanya datar saat menatap mataku.

Aku mencoba untuk tak berpikir terlalu jauh, maksudku. Apakah mungkin?

"Bella, siapa menurutmu yang bisa melakukan semua hal ini dengan sangat mudah tanpa bisa aku sadari sama sekali?" Aku bertanya padanya, tapi dia diam saja.

Raut dan tatapan mata yang begitu lekat, membuatku mengerti satu hal.

Dan satu hal itu adalah?

"Selamat pagi istriku, apa kabarmu sayang?" Suara Xavier membuatku hampir melompat mundur, aku melihat dia yang datang dengan pakaian lebih rapi, di belakangnya terdapat hampir seluruh keluarga Cavendish.

Aku hanya bisa menatap mereka dalam diam, semuanya? Semuanya sudah direncanakan? Apakah aku berakhir dikhianati lagi?

Kenapa? Kenapa?

"Stella, senang bisa bekerja sama denganmu selama ini. Tapi maaf, karena aku melakukan ini demi hidupku." Ucapan Bella membuatku langsung tertawa, jadi dia benar-benar yang melakukan semua ini?

"Sayangku, kau tetap baik-baik saja. Jika kau menuruti semua yang aku ucapkan." Perkataan Xavier terdengar sangat merdu.

Merdu sekali, mungkin aku akan jatuh cinta jika mendengar hal tersebut. Tapi saat ini? Aku tak mungkin bisa baik-baik saja setelah mendengar semua hal dari bibirnya!

"Kalian sengaja selama ini?" Tanyaku.

"Stella, kami membuat rencana ini hampir puluhan tahun. Saat ini, akhirnya kami berhasil. Jadi, jangan mencoba untuk melakukan sesuatu yang akan membuatmu dalam masalah." Ucapan Paman Adgor terdengar jelas di telingaku.

Aku kembali tertawa saat semuanya terasa lebih jelas saat ini.

"Kalian binatang! Benar-benar seperti binatang! Melakukan cara apapun agar bisa menang. Bella! Kau sudah aku anggap sebagai adikku selama ini! Apa yang kurang dariku? Apa yang membuatmu melakukan hal seperti ini!" Tanpa sadar air mataku jatuh, dadaku sakit dan nafas ini terasa lebih sesak.

"Maaf Stella, ada hal yang tak kau mengerti dan tak bisa aku jelaskan." Hanya itu yang Bella katakan, lalu dia berjalan ke sisi Xavier.

Jadi? Bella memilih mereka? Aku sendirian lagi?

Sialan!!

Apa yang Tuhan inginkan dariku?