"Baiklah kalau begitu, aku akan mencobanya sekali lagi," ucap Liana dengan hati yang masih dipenuhi harap jika mungkin saja alat cek pertama yang dia gunakan merupakan salah satu dari sekian alat yang rusak, namun tetap diperjualbelikan.
Kembali memutar tubuh, Liana pun bersiap untuk kembali memasuki kamar mandi yang sebelumnya dia kunjungi sembari membawa alat tes kehamilan kedua yang tadinya sempat dibawa oleh Mila. Namun belum sempat gadis itu benar-benar melangkahkan kakinya pergi, gerak Liana sudah lebih dahulu tertahan akibat cekalan di pergelangan tangannya yang terasa begitu erat. Mila dengan wajah yang begitu sentuh menahan kepergian Liana.
"Ada apa, Mil?" tanya Liana menatap ke arah sahabatnya itu dengan berkerut kening bingung. Sementara Mila masih terus menampakkan wajahnya yang begitu dipenuhi oleh kecemasan.