Chereads / Ana (21+) / Chapter 11 - ‘2 Sexy Woman Full of Passion (21+)

Chapter 11 - ‘2 Sexy Woman Full of Passion (21+)

"Begini jauh lebih sexy, kau nakal, ternyata sedaritadi tidak memakai CD."

Ya, Ana memiliki penjelasan untuk 'tidak memakai Cd' ini.

Denish langsung membalikkan tubuh Ana yang langsung menghadapnya. Ia melihat tubuh yang… "Sialan, hanya dengan melihat mu saja sudah membuat ku tegang, baby. Aku akan membuat mu mengaduh minta ampun untuk malam ini,"

"Ahhhh… ahhhh…. damn, you naughty bastard."

Mendengar erangan yang penuh dengan desah yang keluar dari dalam mulut Ana membuat Denish bersemangat. Ia memainkan kewanitaan Ana dengan kedua jarinya, terlihat wanita itu yang merem melek ia buat.

Tau Ana kenikmatan, gairah Denish semakin keluar. Ia mempercepat kocokan 2 jemarinya di lubang kenikmatan milik wanita yang ada di hadapannya.

Posisi mereka berdiri, namun ia menaikkan satu kaki ana ke bahunya, membiarkan Ana kini bersandar di meja makan agar tubuhnya tidak oleng.

"Sebut nama ku, dan aku akan membuat mu menjerit penuh nikmat, sayang."

Ana mendengar setiap kata yang di lontarkan oleh Denish, terdengar sensual sampai terasa lubang kewanitaannya yang berisi jari laki-laki tersebut menembus sampai perutnya yang menyebarkan perasaan geli seperti kupu-kupu berterbangan.

"Ahhh... Denish…" Ana bukan sengaja mendesah agar membuat Denish terangsang, ia mendesah sungguhan karena mungkin akan gila dengan permainan laki-laki di depannya yang padahal ini bisa di sebut sebagai perawalan.

Denish menarik senyum miring. "That's what I mean baby."

Denish sudah tidak tahan, apalagi saat melihat ekspresi Ana yang menggairahkan. Sial, ia tidak pernah kewalahan menghadapi hasratnya, namun saat bersama Ana sepertinya berbeda.

Ia mengangkat tubuh mungil Ana setelah menghempaskan apa yang berada di atas meja. Piring, gelas, bahkan peralatan lainnya pecah dan ia tidak peduli.

"Kau sangat brutal." Ana berbicara dengan suara sensual, apalagi lidahnya yang tampak menggoda Denish secara tidak langsung, mungkin ia sengaja melakukan hal ini.

Denish menarik senyuman, setelah itu mendekati tubuh ke Ana dan kedua tangannya memegang leher wanita yang terbaring pasrah di atas meja makan. Tangannya yang terlihat berurat menambahkan sensual tersendiri bagi wanita yang mendapatkan service menggairahkan dari dirinya.

"Hanya pada mu." Denish menjawab dengan tatapan matanya yang mengerling.

Ana pun menaikkan kedua kaki ke atas meja, memperlihatkan daerah kewanitaannya untuk di nikmati oleh laki-laki di hadapannya. "Well, if that's what you say, come and eat me."

Mendengar suara Ana yang mirip desahan, menjadikan Denish tertantang. "Begitu? Jangan menyesal jika besok kau tidak bisa berjalan,"

"Dan itu adalah resiko untuk ku," Ana membalas sambil mengedipkan mata.

Merasa Denish lama, Ana mengubah posisinya terlebih dulu menjadi duduk di atas meja. Lalu, ia menarik kerah baju Denish sampai kepala laki-laki itu berada di bahunya. "Lihat dan nikmati." Ia berkata.

Dengan gerakan sensual, Ana mulai membuka pakain Denish, bahkan sesekali ia mengendus aroma maskulin laki-laki kaya yang berada di tubuh Denish, sangat menambah gairah.

"Kau memiliki wangi yang harum—awshhh!" Ana ingin memuji, namun kedua tangan besar Denish meremas gunung kembarnya di dada.

Sedangkan Denish? Ia merasa tubuh bagian atasnya sudah tanpa helaian, dan ia dapat merasakan ada tangan mungil yang meraba bagian kejantanannya dengan gerakan perlahan. "Sial, seperti ini saja kau seakan menantang ku."

Bersamaan dengan celananya yang sudah merosot karena hasil dari pekerjaan tangan Ana yang cekatan.

"Aku akan memompa mu—"

"Dengan cepat, Denish."

Denish mengarahkan kejantanannya yang sudah berdiri dengan sempurna, sambutan Ana pun sangat hangat, bahkan wanita ini sudah kembali memposisikan tubuhnya di atas meja.

Tidak masalah jika si wanita yang lebih dominan menggoda, karena itu lah tugas Ana. Dan siapa sangka laki-laki ini memiliki hasrat tinggi pada Ana?

"Sesuai permintaan mu,"

Dan masuk lah kejantanan Denish ke lubang kewanitaan Ana, masuk dengan sempurna dan Ana merasa ada yang membesar di kewanitaannya yang kini terasa penuh.

"Ahhhhhhhhh…." Ana melenguh lega, ia melihat ke arah Denish, laki-laki itu dengan semangat memaju-mundurkan bokongnya. Bahkan tangan Denish yang kekar tidak segan memainkan buah dadanya yang menantang.

Sudah dapat di tebah kalau ruang makan telah menjadi ruangan penuh desah yang mereka lakukan.

Menurut Denish, persetan dengan maid di rumah ini karena mereka bekerja bukan untuk mengetahui apa yang menjadi privasinya. Dan jika mereka mendengar desahan Ana dan dirinya di sesekali waktu, itu bukan menjadi topik pembicaraan yang harus mereka bicarakan. Bekerja dengan profesional, pekerja seperti itu lah yang di butuhkan oleh dirinya.

Denish melihat ekspresi Ana, ekspresi penuh kenikmatan hasil genjotannya.

"Ahhhh Denish, faster baby….."

"Ahhhhh…."

Tubuh Ana terguncang dengan hebat, inilah yang membuat Denish semakin bernafsu untuk menyalurkan kenikmatan yang lebih.

"Kau cantik saat di bawah ku, tidak kalah cantik jika posisi mu di atas." Denish beralih meraih wajah Ana, jemarinya yang juga kekar pun menyelusuri wajah bak tanpa pori-posi, lalu berhenti lu mulut wanita tersebut dan jemarinya di isap dan di kulum dengan gerakan sensual.

Ana tidak pernah merasa semabuk ini. Ia tidak pernah di buat seperti melayang yang padahal mereka melakukan hubungan badan di meja, yang biasanya selalu ia lakukan di ranjang. Ini adalah pengalaman baru dengan laki-laki tampan dengan kejantanan besar yang memuaskan.

Ana merem melek, ia tidak tau kapan terakhir merasa hubungan badan bisa membuat tubuhnya seolah melayang.

"Kau membuat ku gila, Ana. Aku akan gempur kamu sampai besok rasanya kedua kaki mu ingin patah, kau yang meminta dan aku yang akan mewujudkannya."

Dan sebagai jawaban, hanya ada desahan saja yang terdengar.

Meja makan menjadi saksi bisu dimana hubungan badan tanpa di landasi percintaan jelas adanya, bahkan mungkin banyak(?) Mereka hanya manusia yang ingin menyalurkan nafsu, namun mungkin juga menjadi keputusan yang salah.

Ruangan penuh desah yang seolah saling menyahuti antara Ana dan Denish, menjadi penambah suasana di antara mereka. "Kau tau satu hal atau tidak?"

"Apa?" Ana menjawab dengan tubunya yang masih terguncang, bahkan berkali-kali tubuhnya menggeliat layaknya ulat bulu, belum lagi harus menggigit bibir bagian bawahnya karena tidak kuat dengan kenikmatan yang Denish berikan.

"Kau wanita pemuas yang luar biasa."

Jangan pernah memandang kehidupan seseorang hanya karena kisah buruk dan dunia tercelanya yang tersaji. Tidak semua orang bisa menilai sampai tau apa yang terjadi di akar, terkadang banyak yang hanya menilai dari sampulnya.

Semua orang memiliki masalah, hanya berbeda cara untuk mengatasi. Dan disaat Ana mengambil jalan penuh desah dan nikmat untuk setidaknya melupakan semua beban dunia yang di pikul olehnya, mungkin ini keputusa mutlak yang tidak akan bisa di ubah.

Tidak ada kehidupan yang bisa menjelaskan seberapa baiknya mengubur rasa sakit dan menurut Ana jauh lebih baik untuk bersenang-senang dengan kesesatan dunia.

Next chapter