" Kamu yakin tetap mau jadi pacar aku?" Tanya Jay sekali lagi kepada Nurul, karena dia merasa Nurul mungkin hanya bercanda
" Aku yakin, kamu bisa tenang" balas Nurul tersenyum dan sambil terus memeluk Jay
Dan di sisi lain jay yang mendengar jawaban kembali dari Nurul, merasa bahwa dia bisa dikatakan sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Nurul, namun kemudian ketika dirinya kembali lagi melihat Nurul yang saat ini berada di dalam pelukannya dan bersikap manja Jay mengesampingkan semua itu.
Ikut membalas memeluk Nurul dengan lebih erat, mencium aroma khas dari seorang gadis remaja jay tanpa sadar membangunkan kejantanannya, dan Nurul yang berada dalam posisi duduk sambil memeluk Jay merasakan hal tersebut, tersenyum malu dia menatap Jay sambil berkata " kita tidak boleh melakukan itu, hanya ciuman batasnya...aku belum siap" kata Nurul sekali lagi membuat Jay kaget
Jay awalnya dirinya akan mencoba mencari alasan terhadap reaksi yang terjadi secara alami, namun kemudian tersebut langsung buyar mendengar perkataan dari Nurul, tahu bahwa jaga semakin lama dirinya bersama dengan Nurul dalam suasana romantis seperti ini dia bisa dikatakan mungkin akan lebih malu sehingga kemudian dia pun segera berkata kepada Nurul
" Sebaiknya kita kembali ke kelas dan bersiap pulang" kata Jay mengalihkan perhatian Nurul, sambil dirinya menunjuk ke arah lapangan yang sudah sangat sepi
Menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh Jay benar, meski Nurul merasa agak enggan namun kemudian dirinya mengerti dan mengaku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Jay, hanya saja kemudian ketika dirinya dan juga Jay berjalan Kembali menuju ke kelas, akan sangat tampak perbedaan di mana Nurul kini penuh dengan senyuman
Di sisi lain sikap Nurul yang sangat berbeda tersebut jelas, akan sangat membingungkan Bagi mereka yang mengenal Nurul, karena bagaimana pun dalam kesehariannya di dalam kelas dan juga pergaulan sekolah, Nurul selalu memiliki sikap yang relatif dewasa serta cukup tegas, hal ini mungkin dikarenakan dirinya yang juga menjabat sebagai ketua kelas dan juga salah satu pimpinan dalam organisasi Pramuka di sekolahnya.
Sehingga dalam hal ini membentuk kepribadian Nurul menjadi lebih solid dibandingkan dengan kebanyakan temannya, sampai pada akhirnya mereka pun tiba di dalam kelas dan mendapati bahwa teman-temannya sebagian sudah pulang, maklum saja jadwal hari ini hanya ada dua mata pelajaran
Jadi ketika Jay dan juga Nurul mengikuti mata pelajaran pertama mereka tidak memiliki masalah namun kemudian ketika masuk ke dalam pelajaran kedua dan di sana berbarengan dengan ekstrakurikuler Pramuka, maka kemudian Jay dan Nurul peserta dengan Desi izin untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut, yang tentunya membuat mereka pulang lebih terlambat dibandingkan dengan teman-temannya.
Menyapa beberapa teman yang ada, hingga beberapa saat kemudian didapati bahwa hanya tertinggal dirinya dan juga Nurul yang masih membereskan perlengkapan sekolah mereka, namun yang tidak diduga oleh Jay adalah, bahwa Nurul tidak langsung pulang, akan tetapi dirinya kembali menghampiri Jay sambil tersenyum dan berkata
" Ayo pulang bersama" kata Nurul berbicara kepada Jay yang saat ini sudah menyelesaikan mengemas barang-barangnya masuk ke dalam tas
" Uhh....Jay tertegun tetapi segera menanggapi, walau dalam hatinya dia merasa Nurul adalah gadis yang sangat aktif dan agresif dalam hal pasangan, namun demikian Jay tidak membenci dan justru menyukai hal tersebut, " ok arah rumah kamu dimana?" Tanya Jay lagi kepada Nurul saat dirinya baru sadar dia tak tahu dimana rumah Nurul
" Gang 100, gang yang Deket rumah kamu, cuma beda 3 gang" kata Nurul menjelakan kepada Jay
" Ehhh..Deket, aku ga ngira kamu tahu rumah aku" kata Jay terkejut menyadari bahwa Nurul mengetahui rumahnya
" Aku tahu karena aku ngelihat data kelas kita" jawab Nurul cepat
" Ohh begitu, ok lah ayo pulang bersama" ajak Jay kepada Nurul dan kemudian di ikuti oleh Nurul
Setelah keduanya keluar dari dalam kelas mereka berjalan bersama menuju ke arah luar sekolah, di mana kemudian mereka akan melanjutkan pulang ke rumah mereka dengan menggunakan angkot, hanya saja sepanjang perjalanan mereka menuju ke arah angkot sikap keduanya bisa dikatakan biasa saja hal ini telah disepakati oleh keduanya bahwa, mereka belum bisa mempublikasikan hubungan pacaran mereka
Dikarenakan berbagai faktor, dan salah satunya adalah masih ada penolakan yang tegas diberikan oleh sekolah jika mereka mendapati bahwa siswa dan siswinya berpacaran, hal ini tentunya didasari pada umur mereka yang terbelah masih sangat muda dan prioritas mereka yang lebih kepada belajar.
Belum lagi kemudian orang tua dalam hal ini belum bisa menerima sepenuhnya sifat pacaran yang ada di antara anak SMP, bahkan bisa dikatakan mayoritas orang tua yang ada khususnya apa yang tahu dari orang-orang terdekatnya saat tahun itu yaitu tahun 2005, sangat menantang cinta dini dalam sekolah
Mungkin dikarenakan lingkungan mereka yang didasari dari lingkungan menengah ke bawah dan bukan lingkungan menengah ke atas, sehingga pada dasarnya orang tua masing-masing dari siswa dan siswi yang ada lebih memprioritaskan prestasi dan juga masa depan dari anak-anak mereka, dan sebisa mungkin menyingkirkan kegiatan yang dianggap mengganggu pembelajaran dan juga mengganggu kehidupan sekolah normal anak-anak mereka dalam hal ini pacaran termasuk di dalamnya
Setelah mendapati angkot untuk pulang ke rumah, Jay dan Nurul duduk di satu sisi yang sama, terlebih lagi saat mereka masuk angkot masih belum terisi penuh namun kemudian setelah menunggu beberapa saat engkau telah terisi penuh sehingga pada dasarnya terkadang penumpang saling berhimpitan, dan di sini Nurul dan Jay yang duduk di pojok, bisa dikatakan saling menempel
Namun bukan kekecewaan ataupun kekesalan yang mereka dapati akan tetapi kesenangan tersendiri, Di mana keduanya saling melirik dan memiliki senyum yang penuh arti, belum lagi kemudian tangan Jay tiba-tiba saja terasa hangat oleh rangkulan lembut dari tangan halus yang menggenggam tangan Jay
Menyadari bahwa Nurul sangat berani di tempat umum tersebut, Saya hanya membalas tersenyum sambil memegang erat kembali tangan lurus, dan momen tersebut menjadi momen yang sangat romantis bagi keduanya Karena pada dasarnya tidak ada pembicaraan diantara mereka hanya pengertian satu sama lain untuk saling menggenggam tangan mereka erat-erat.
namun momen romantis tersebut harus terhenti ketika Nurul menyadari bahwa rumahnya sudah mendekat, dan dalam hal ini Nurul merasa bahwa perjalanan di dalam angkot yang biasanya terasa sangat tidak menyenangkan kini justru terasa terlalu singkat, dalam pandangan melankolisnya Nurul nampak tidak begitu rela harus berpisah begitu cepat dengan Jay, hanya saja kemudian dia mengerti bahwa masih banyak kesempatan bagi dirinya dan Jay untuk bisa bermesraan.