waktu pulang pun datang dan jangan bersama dengan teman-teman sekelasnya kini bersiap untuk meninggalkan kelas untuk menuju ke rumah masing-masing, di sepanjang perjalanan menuju ke luar sekolah pencairan teman-temannya sibuk mengobrol tentang kejadian yang terjadi hari ini
" Gua ga ngira ternyata si Ipan sama dewa bakalan berantem" kata Fandi berbisik pelan kepada 3 temannya
" Ehhh lu dapet kabar dari mana?" Tanya bagus penasaran
" Iya lu tau berita dari mana fan?" Tanya Ferdi lagi
" Gua denger dari si restu tadi pas mau pulang" kata Fandi menjawab
" Kasi tau lah detailanya" kata Jay kembali menambahkan
" Ok, tadi pas mau pulang, kebetulan gua ngobrol sama si restu, awalnya sih pengen tahu lanjutan dari ribut di lapangan tadi pagi, eh ternyata si restu keceplosan kalo si dewa sama Ipan karena ga puas satu sama lain, janjian buat ribut abis sekolah" kata Fandi menjelaskan
" Punya yali juga mereka " kaya Ferdi menjawab
" Apa'an? Jelas kayak bocah, ribut Mulu!" Kata Jay ketus
" Ya salah lu jay, ini namanya harga diri" balas bagus tidak setuju
" Kali ini gua setuju sama bagus" jawab ferdi juga menambahkan
" Kalo semua diselesaikan pake ribut, itu tandanya lu masih anak SD" kata Jay membalas
" Iyaa....tapi kalo lu ditantang, masa iya lu diem Jay" balas Fandi
" Tergantung, ada untung apa rugi ga" balas Jay lagi
" Tapi namannya harga diri, ga bisa dituker pake hal lain Jay" kata bagus ngotot bersikeras
" Iya itu pilihan lu, ga masalah Gus, tapi kalo buat gua tergantung, belum lagi kalo bisa menang tanpa berantem kenapa harus buang-buang waktu dan tenaga " balas Jay lagi dengan bebas
Kan aja sangat menyadari bahwa perilaku yang dilakukan oleh Ivan dan juga Dewa bisa dikatakan hanya perilaku impulsif seorang remaja, yang merasa harga dirinya diinjak-injak oleh temannya sehingga pada dasarnya dia bereaksi untuk menantang dan dalam hal ini tindakan kekerasan berkelahi adalah jalan yang dipilih
Jika jay tidak terakhir kembali mungkin dia akan setuju dengan apa yang dikatakan bagus, tetapi kemudian dirinya yang telah melewati kehidupan Sampai usia hampir 30 tahu bahwa segala sesuatunya terkadang hanya soal untung dan rugi ketika mengambil sebuah tindakan, selama hal tersebut tidak melanggar batas-batas dari hal yang dianggap penting dan juga berharga bagi seseorang, sehingga pada dasarnya jika hal tersebut diusik ataupun diganggu barulah bentuk fisik pembalasan bisa dilakukan
Tetapi kemudian selama hal tersebut masih sesuatu yang umum maka bisa dikatakan perlu untuk menghindari perkelahian yang menghabiskan tenaga dan juga waktu yang tidak penting, belum lagi masih terlalu banyak cara untuk bisa memenangkan perkelahian tersebut tanpa harus menggunakan fisik, dan Jay tahu akan banyak cara tersebut hanya saja kali ini bukan dirinya yang akan bertindak.
Perlu diingat kembali sebelumnya ketika jay dicegat oleh Dewa dan juga kelompoknya, dalam hal ini dirinya memilih perkelahian bukan dikarenakan sifat impulsifnya tetapi disadari fakta bahwa dia ingin memberikan pelajaran yang jelas dan juga membuat pengingat yang baik untuk Dewa dan juga teman-temannya, bahwa dirinya bukanlah sesuatu yang mudah digertak, sehingga kemudian ketika mereka mendapatkan efek yang cukup cerah mereka akan lebih berhati-hati ketika akan usil terhadap dirinya
Dan kali ini perseteruan antara Ivan dan juga Dewa bisa dikatakan adalah sesuatu yang sangat biasa, bukan skala yang seharusnya diperbesar hingga sampai pada konflik perkelahian secara fisik dan di sinilah kemudian kenapa Jay tidak mendukung langkah yang dilakukan oleh Dewa dan Ivan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Belum lagi jadi tahu akan sifat dari keduanya, dalam hal ini siapapun yang menang atas perkelahian tersebut pasti akan meninggalkan bekas dan di sisi lain dia yang kalah akan selalu menyimpan dendam jadi baik menang ataupun kalah pada dasarnya tidak mendapatkan sesuatu yang istimewa karena hal tersebut hanya membuka kunci baru dari sebuah situasi tentang persatuan yang tanpa batas di kemudian hari, sehingga dalam hal ini Jay sangat tidak mendukung ide dari keduanya tersebut.
Belum lagi apa yang dimaksud dengan harga diri oleh bagus dan juga Ferdi adalah sesuatu yang kekanak-kanakan di depan mata Jay, " emmm....iya juga sih, tapi kan ga enak Jay kalo lu di ejek terus ga balas " kata bagus kembali menanggapi jawaban Jay
" Siapa yang bilang gua ngelarang buat ngebales, yang gua larang cara kasar tapi cara lain kan ga gus, lagian segala sesuatunya jangan cepat emosi, karena nanti pasti pada akhirnya lu yang rugi" kaya Jay mengingatkan kepada bagus dan lainnya
" Ok kita nanggep maksud lu jay, nah sekarang ada info yang lebih penting, lu pada mau liat ga mereka berantem, pasti seru!!!" Kata Fandi bersemangat
" Ahhh....dimana?? Gua mau liat" kata Ferdi cepat
" Iya...gua oenasaran pengen liat" kata bagus juga
" Gua ga ah, males pengen balik aja, besok lu ceritaan aja hasilnya sama gua" kata Jay
" Yah sayang, ga ikut lu jay" kata fandi mendesah menyesal
" Udah Sono liat, kalo berlebihan lu pada misahin" saran Jay lagi
" Yaudah ayo cabut kita liat kaya apa duel mereka" kata Ferdi mendesak Fandi dan bagus
Setelah jay berpisah dari ketiga temannya, dirinya segera menuju keluar dari sekolah dan sampai jalan beberapa saat dirinya pun tiba di tempat pangkalan angkot berada, pangkalan angkot yang dimaksud di sini adalah angkot-angkot yang mengetem di dekat pintu masuk dari jalan menuju ke sekolah Jay
Melihat deretan angkot yang berjajar rapi menunggu setiap siswa yang pulang dari sekolah untuk menuju ke rumahnya masing-masing, Dia merasakan perasaan nostalgia di mana kemudian dia ingat dengan jelas pada tahun 2010 ke atas popularitas angkot akan cepat menurun ketika banyak orang mulai menggunakan sepeda motor sebagai transportasi pribadi pengganti angkot
Tentu saja hal ini menunjukkan peningkatan ekonomi dari masyarakat Indonesia, namun di sisi lain hal tersebut juga berimbas kepada angkot yang semakin terpinggirkan Karena pada dasarnya para penumpang yang dulunya memenuhi angkot mereka kini perawan beralih menuju kendaraan pribadi seperti sepeda motor, di mana DP sepeda motor ketika tahun terus berganti menjadi semakin murah dan hal ini tentu saja berimbas kepada semakin banyak ya pemilik kendaraan sepeda motor.
Belum lagi kemudian ketika tahun 2010 ke atas di mana sebuah aplikasi tentang kendaraan berbasis online diluncurkan, sekejap merubah semua bentuk transportasi tradisional yang ada, dan hal ini berimbas kepada menurun drastisnya populasi dari para penumpang transportasi umum tersebut, yang kemudian beralih kepada transportasi berbasis aplikasi, yang gencar dipromokan dengan berbagai keuntungan.
#####
jangan lupa komen dan jug add ke rak bukunya novel ini, terima kasih